Manalu, Pakkat, Humbang Hasundutan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi
Sejarah Desa Manalu
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
Baris 21:
 
{{Desa-stub}}
Sejarah Desa Manalu
 
Sebelum tahun 50-an Daerah ini /desa ini masih tergolong ortodok ,artinya belum ada agamanya, masih
 
mengucapkan syukur kepada leluhur nenek moyang dengan cara menyembah /mamele dan pakai
 
gondang/uning-uningan. Sampai pada tahun 1950-an desa ini mulai dipimpin seorang Raja Huta atau
 
pengetua huta. Barulah setelah tahun 1960-an dibentuklah kepala kampung gabungan artinya
 
beberapa kerajaan sebutlah 3 kerajaan sepakat untuk mendirikan satu kepala kampung,supaya ada yang
 
memimpin di kampung itu. Itulah makanya disebut kepala kampung gabungan,karena digabung dari
 
beberapa kerajaan.
 
Sebelum Kecamatan Pakkat,Kepala Kampung ini berkepala Nagari di Sibanbanon-Desa Karya (sekarang)
 
sampai sekarang masih bisa kita lihat bekas kantor Kapala Nagari Ruraparira yang dipimpin waktu itu
 
oleh Kapala Nagari Raja Darius Manalu
 
Kalau dilihat dari segi penggabungan ini,bisa dibilang sekarang dusun. Seorang kepala kampung
 
memimpin tiga kerajaan/dusun. Dilihat dari kondisi geografis daerah ini tidak mampu seorang kepala
 
kampung memimpin daerah ini, karena medan nya yang begitu terjal dan wilayah yang luas.
 
Akhirnya nenek moyang kami membagi wilayah ini menjadi dua bagian tentu saja pemimpinnya pun jadi
 
dua orang. Yang satu disebut kampung Manalu julu,karena letak daerahnya di hulu dan yang satu lagi
 
disebut kampung Manalu Tonga-tonga karena letak daeahnya ada di tengah antara Manalu julu dan
 
Manalu toruan desa Karya sekarang.
 
Disini dapat kami tuliskan/gambarkan sedikit periode-periode Kepala kampung sampai kepala
 
desa Manalu sekarang.
 
Pada tahun 1960-1965 Kampung Manalu julu dipimpin oleh kepala kampung Nalu Manalu dan
 
Manalu tonga-tonga dipimpin oleh Kepala kampung Melung Manalu.Dan sebelum berakhir masa
 
jabatannya kampung ini sudah mulai maju dan sudah mulai ditinggalkan oleh penjajah dan G30S/PKI pun
 
sudah mulai reda.Pemerintah mulai memperhatikan desa ini dan bukan lagi disebut kampung,melainkan
 
desa.
 
Pada tahun 1965-1970 Desa Manalu julu dipimpin Kepala desa Diana Manalu dan desa Manalu
 
tonga-tonga dipimpin oleh Kualim Manalu masa periode selama 3 tahun.
 
Pada tahun 1970-1975 desa manalu julu dipimpin kepala desa Apit Manalu tapi belum berakhir
 
masa jabatannya beliau meninggal dunia maka jabatannya dilanjutkan oleh Sangsui Manalu
 
(PelaksanaTugas)waktu itu.
 
Desa manalu tonga-tonga dipimpin Kepala desa Panguntor Manalu dan masa jabatan selama 20 tahun.
 
Setelah berakhir masa jabatan 20 tahun,pemilihan kepala desa kembali dilaksanakan di dua desa
 
yaitu tahun 1990-1993 masa jabatan 3 tahun Manalu julu kembali dipimpin oleh kepala desa Diana
 
Manalu tetapi belum selesai masa jabatannya beliau meninggal dunia dan Pelaksana Tugas dilanjutkan
 
oleh Kasmin Manalu.
 
Sedangkan di Manalu tonga-tonga dipimpin oleh Kepala Desa Sahat Manalu sama seperti
 
Manalu julu belum selesai masa jabatan beliau meninggal dunia dan dilanjutkan oleh Maksabar
 
Situmorang sebagai Pelaksana Tugas waktu itu.
 
Setelah berakhir masa jabatan Kepala desa yang dua ini entah karena apa dalam pikiran
 
Pemerintah maka dua desa ini digabung menjadi satu desa , yang disebut dengan Desa Manalu sampai
 
saat ini. Itulah makanya ungkapan pepatah batak yang diatas tadi Goarna do daina yang rata-rata
 
pemimpinnya marga Manalu.
 
Pada tahun 1994-2003, Desa Manalu telah digabung dan kembali mengadakan pemilihan
 
kepala desa . Pada periode ini yang terpilih jadi Kepala desa dari marga boru yaitu Salem Sinaga yang
 
masa jabatannya selama tujuh tahun. Setelah digabung jadi satu desa, masyarakat desa Manalu
 
merasakan betapa kurangnya pembangunan dalam arti setiap dusun tidak bisa terbangun.
 
Setelah berakhir masa jabatannya, Desa Manalu kembali mengadakan pemilihan kepala desa
 
dengan calon tunggal yaitu : Padet Manalu, dan desa manalu kembali dipimpin Marga Manalu. Sejak
 
2004-2007 menjabat selama lima tahun.
 
Pada tahun 2008-2013 desa Manalu dipimpin seorang kaum ibu yang berasal dari boru Manalu
 
yaitu Setia Manalu yang memenangkan pemilihan. Waktu pemilihan ada 3 orang calon yaitu Asdelius
 
Manalu, dan Raja Padet Manalu. Dan masa jabatannya selama enam tahun.
 
Saat kepemimpinannya pembangunan di desa masih dari Alokasi Dana Desa (ADD).
 
Dengan minimnya dana ke desa masih terasa kurang pembangunan di tiap dusun yang ada di Desa
 
Manalu.
 
Pada Tahun 2014, Desa Manalu kembali lagi melaksanakan Pemilihan Kepala Desa dengan 2
 
Calon Kepala Desa, Yaitu Setia Manalu sebagai Incumben dan Hasiholan Manalu yang datang dari
 
Masyarakat. Pada Pemilihan Kepala Desa tersebut, Hasiholan Manalu berhasil meraih Suara terbanyak
 
dan memenangkan Pemilihan Kepala Desa. Dengan hasil perolehan suara terbanyak tersebut, Hasiholan
 
Manalu memimpin Desa Manalu selama 6 Tahun. pada saat kepemimpinan beliau, Pemerintah mulai
 
mengucurkan Dana Desa dan Anggaran Dana Desa. Namun karena Desa Manalu memiliki 6 Dusun,
 
sehingga Kucuran Dana dari Pemerintah belum bisa sepenuhnya masyarakat merasakan hal tersebut.
 
Pada Tahun 2019, Masa kepemimpinan Hasiholan Manalu berakhir yang digantikan oleh seorang
 
ASN Mangiring Hotnauli Manalu yang dihunjuk Camat Kecamatan Pakkat sebagai Penjabat Kepala Desa
 
di Desa Manalu, dari Tahun 2019 hingga tahun 2021. Pada masa Kepemimpinan Mangiring H Manalu
 
tersebut, Indonesia, bahkan Dunia dilanda Musibah Nasional yaitu Pandemi Covid-19. Kucuran Dana
 
yang diberikan Pemerintah memprioritaskan untuk penanganan Covid dan Ketahanan Pangan. Sehingga
 
kebijakan Pemerintah Desa untuk pembangunan Fisik ditiadakan. Pada masa kepemimpinan beliau
 
(Penjabat) Desa Manalu semakin banyak berbenah dibidang Ekonomi, Pertanian dan Perikanan.
 
Pada Tahun 2021, Desa Manalu kembali melaksanakan Pemilihan Kepala Desa untuk Periode
 
Masa bakti 2022-2027. Dalam pesta demokrasi Desa ini, dua Orang Putra desa Manalu hadir untuk
 
meraih kemenangan sebagai pemegang Kepemimpinan tertinggi Desa, yakni : Bonor Sinaga dan
 
Hasiholan Manalu sebagai Incumbent.
 
Dalam pemilihan tersebut, Bonor Sinaga yang hadir Dari Tokoh Muda Masyarakat Desa Manalu, berhasil
 
memenangkan pemilihan Dengan hasil perolehan suara tertinggi.
 
Dengan kemenangan tersebut, Bonor Sinaga akan memegang kepemimpinan tertinggi di Desa Manalu
 
selama 6 Tahun masa bakti 2022 – 2027.
 
Sumber :
 
1. Tokoh Masyarakat