Arthur Schopenhauer: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 202:
Penulis [[Jorge Luis Borges]] mengatakan bahwa alasan dia tidak pernah menulis secara sistematis tentang pandangan dunianya, meskipun dia menyukai filsafat dan metafisika pada khususnya, adalah karena Schopenhauer telah menuliskan untuknya.<ref>{{Cite book|last=Magee|first=Bryan|year=1997|title=Confessions of a Philosopher|page=413}}</ref> Tokoh-tokoh sastra lain yang sangat dipengaruhi oleh Schopenhauer antara lain [[Paul Thomas Mann|Thomas Mann]], [[Thomas Hardy]], [[Afanasy Fet]], [[Joris-Karl Huysmans]], [[Hermann Hesse]],<ref>Punsly, Kathryn (2012). [https://scholarship.claremont.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1353&context=cmc_theses ''The Influence of Nietzsche and Schopenhauer on Hermann Hesse'']. CMC Senior Theses. Paper 347. Retrieved on 19 March 2021.</ref> [[Machado de Assis]],<ref>{{Cite book|last=Wicks, Robert|date=2011|title=Schopenhauer's The world as will and representation: a reader's guide|location=London|publisher=Continuum|isbn=978-0-8264-3181-3|oclc=721337622}}</ref> [[Marcel Proust]] dan [[George Santayana]].<ref>{{Cite journal|last=Caleb Flamm|first=Matthew|year=2002|title=Santayana and Schopenhauer|journal=Transactions of the Charles S. Peirce Society|volume=38|issue=3|pages=413–431|jstor=40320900|quote=A thinker of whom it is well known that Santayana had an early, deep admiration, namely, Schopenhauer}}</ref> Pada tahun-tahun terakhir [[Herman Melville]], ketika dia menulis ''Billy Budd'', dia membaca esai Schopenhauer dan menandainya dengan cermat. Akademisi Brian Yothers mencatat bahwa Melville "menandai banyak pernyataan misantropis dan bahkan bunuh diri, yang menunjukkan ketertarikannya pada bentuk kesendirian yang paling ekstrem, tetapi dia juga mencatat refleksi Schopenhauer tentang ambiguitas moral orang jenius."<ref>{{Cite book|last=Yothers|first=Brian|date=2015|title=Sacred Uncertainty: Religious Difference and The Shape of Melville's Career|location=Evanston, Illinois|publisher=Northwestern University Press|isbn=978-0-8101-3071-5|page=13}}</ref> Ketertarikan Schopenhauer tentang agama Timur dan Barat secara bersamaan memberikan kesan pada Melville di tahun-tahun terakhirnya.
 
Filsuf [[Friedrich Nietzsche]] menghabiskan sebagian besar masa hidupnya bergelut dengan filsafat Schopenhauer. Nietzsche mengakui bahwa Schopenhauer adalah salah satu dari sedikit filsuf yang ia hormati. Ia menganggap bahwa Schopenhauer adalah orang yang tidak takut untuk melihat dunia secara apa adanya. Ia juga melihat Schopenhauer sebagai filsuf yang mempunyai karakter yang independen dan tidak mau pandangannya didikte oleh orang banyak atau konvensi. Meskipun ia sangat mengagumi Schopenhauer, pada akhirnya Nietzsche mengkritik filsafat Schopenhauer dengan menentangmenolak [[filsafat pesimisme]] Schopenhauer dan mengafirmasi kehidupan. Dalam karyanya, ''Untimely Mediations'', Nietzsche menulis satu esai khusus tentang Schopenhauer yang berjudul ''Schopenhauer as Educator''.<ref>[[wikisource:Schopenhauer as Educator|Schopenhauer as Educator]]</ref>
[[Berkas:DBP_1988_1357_Arthur_Schopenhauer.jpg|jmpl|Perangko Deutsche Bundespost]]
Di awal karirnya, filsuf terkenal abad ke-20 [[Ludwig Wittgenstein]] mengadopsi idealisme epistemologis Schopenhauer. Beberapa pengaruh Schopenhauer (khususnya transendentalisme Schopenhauerian) dapat diamati dalam ''[[Tractatus Logico-Philosophicus]]''.<ref>{{Cite book|last=Glock, Hans-Johann|year=2017|title=A Companion to Wittgenstein|location=Sussex, UK|publisher=Wiley Blackwell|page=[https://books.google.com/books?id=WbfBDQAAQBAJ&pg=PA60 60]}}</ref><ref>{{Cite book|last=Glock, Hans-Johann|year=2000|title=The Cambridge Companion to Schopenhauer|location=New York, NY|publisher=Cambridge University Press|page=[https://books.google.com/books?id=PnUF-UjhX_oC&pg=PA424 424]}}</ref> Pada akhirnya, Wittgenstein menolak [[idealisme transendental]] epistemologis dan mengikuti [[Realisme filsafat|realisme]] konseptual [[Gottlob Frege]]. Pada tahun-tahun berikutnya, Wittgenstein menjadi sangat meremehkan Schopenhauer dan menganggapnya sebagai seorang pemikir yang dangkal.<ref name="Culture & Value, p.24, 1933–42">Culture & Value, p.&nbsp;24, 1933–34</ref><ref>Malcolm, Norman. Ludwig Wittgenstein: A Memoir. Oxford University Press, 1958, p. 6</ref> Filsuf [[Bertrand Russell]] juga mempunyai opini yang negatif terhadap Schopenhauer. Dalam bukunya, [[A History of Western Philosophy|''History of Western Philosophy (Sejarah Filsafat Barat)'']], Russell mengkritik Schopenhauer karena mengadvokasi asketisme namun ia sendiri tidak mempraktikkannya.<ref>{{Cite book|last=Russell|first=Bertrand|year=1946|title=History of Western Philosophy|publisher=George Allen and Unwin|page=786}}</ref>