Berbeda dengan kebanyakan filsuf, Schopenhauer menganggap cinta sebagai sesuatu yang sangat penting dan bukan terjadi karena kebetulan. Ia memahami cinta sebagai dorongan yang sangat kuat dan tidak terlihat dalam diri manusia dengan tujuan untuk menjamin kelangsungan hidup umat manusia:
{{Blockquotecquote2|"Tujuan akhir dari semua urusan percintaan... adalah lebih penting dibandingkan semua tujuan lain dalam kehidupan manusia; dan karena itu, hal ini dianggap oleh setiap orang sebagai sesuatu yang sangat serius. Apa yang dihasilkan oleh urusan percintaan tidak lain adalah untuk membentuk generasi berikutnya..."<ref>Schopenhauer, Arthur, [[:s:The World as Will and Representation/Supplements to the Fourth Book|''The World as Will and Representation'', Supplements to the Fourth Book]]</ref>}}Pemikiran Schopenhauer tentang seksualitas dikatakan telah memberikan indikasi tentang [[Evolusi|teori evolusi]], sebuah klaim yang dikonfirmasi oleh [[Charles Darwin]] dalam bukunya ''[[The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex|Descent of Man]]''.<ref>{{Cite book|last=Darwin|first=Charles|url=https://en.wikisource.org/wiki/Page%3ADescent_of_Man_1875.djvu/602|title=The Descent of Man|page=586}}</ref> Dalam hal ini, pemikiran Schopenhauer juga turut mempengaruhi konsep [[Sigmund Freud|Freud]] tentang [[libido]] dan [[Alam bawah sadar|pikiran bawah sadar]], serta [[psikologi evolusioner]] secara umum.<ref>"Nearly a century before Freud ... in Schopenhauer there is, for the first time, an explicit philosophy of the unconscious and of the body." Safranski p. 345.</ref>