Arthur Schopenhauer: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 4 books for Wikipedia:Pemastian (20231009)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
Pemikiran: Schopenhauer lebih menyukai menggunakan istilah "benda dalam dirinya sendiri" daripada konsep "noumena" Kant
Baris 81:
Kant berargumen bahwa kita memandang realitas sebagai sesuatu yang spasial dan temporal bukan karena realitas tersebut bersifat spasial dan temporal, melainkan karena begitulah cara pikiran kita bekerja dalam mempersepsikan suatu objek. Oleh karena itu, memahami objek dalam ruang dan waktu adalah 'kontribusi' kita terhadap suatu pengalaman. Bagi Schopenhauer, 'jasa terbesar' Kant adalah 'pembedaan antara fenomena dengan benda atau realitas itu sendiri (noumena), berdasarkan pembuktian bahwa antara segala sesuatu dan kita selalu ada pikiran yang mempersepsikan’. Pencapaian utama Kant, dengan kata lain, adalah menunjukkan bahwa alih-alih menjadi lembaran kosong di mana realitas sekadar menunjukkan karakternya, pikiran, dengan dukungan [[panca indra]], justru secara aktif terlibat dalam mengkonstruksikan realitas. Oleh karena itu, Schopenhauer menganggap Kant telah menunjukkan bahwa dunia pengalaman sehari-hari, bahkan, seluruh dunia material yang berkenaan dengan ruang dan waktu adalah 'penampakan' atau '[[fenomena]]' semata-mata, yang sama sekali berbeda dari kenyataan, realitas, atau dunia 'dalam dirinya sendiri'.<ref>{{Cite book|last=Young|first=Julian|date=2005|url=https://www.taylorfrancis.com/books/9781134328833|title=Schopenhauer|publisher=Routledge|isbn=978-1-134-32883-3|edition=1|pages=4-25|language=en|doi=10.4324/9780203022108|url-status=live}}</ref>
 
Berbeda dengan Kant yang menganggap bahwa realitas atau benda dalam dirinya sendiri ([[noumena]]) tidak dapat diketahui oleh manusia, Schopenhauer berpendapat bahwa noumena adalah kehendak untuk hidup yang dimiliki oleh semua entitas yang hidup. Dia tidak menganggap bahwa kehendak merupakan penyebab dari representasi kita. Pendiriannya adalah bahwa kehendak dan representasi adalah realitas yang satu dan sama, tetapi dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Menurut Schopenhauer, hubungan antara benda dalam dirinya sendiri dan sensasi yang kita miliki lebih seperti hubungan antara dua sisi mata uang, tidak ada yang menyebabkan satu sama lain, dan keduanya merupakan dua sisi dari mata uang yang sama.<ref>{{Cite book|last=Wicks|first=Robert|date=2021|url=https://plato.stanford.edu/archives/fall2021/entries/schopenhauer/|title=Arthur Schopenhauer|publisher=Metaphysics Research Lab, Stanford University|editor-last=Zalta|editor-first=Edward N.|edition=Fall 2021}}</ref>
 
=== Dunia sebagai kehendak ===
Dalam Buku Kedua dari ''The World as Will and Representation'', Schopenhauer membahas tentang dunia apakah yang berada di luar dunia yang tampak bagi kita — dunia di luar representasi, dunia yang dianggap sebagai "[[An sich|dalam dirinya sendiri]]" atau "[[Ansichtslosigkeit|noumena]]", inti dari dunia yang sebenarnya. Menurut Schopenhauer, esensi dari dunia yang sebenarnya adalah kehendak (''Wille''). Dunia empiris yang kita lihat dan alami ini adalah dunia representasi yang mempunyai pluralitas dan tertata dalam kerangka ruang dan waktu. Dunia dalam dirinya sendiri berada di luar kerangka ruang dan waktu. Meskipun dunia memanifestasikan dirinya dalam pengalaman kita sebagai keberagaman objek, setiap elemen dari keberagaman ini memiliki esensi yang sama, yakni kehendak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan. Pada tingkat fundamental, rasionalitas manusia hanyalah fenomena sekunder yang tidak membedakan umat manusia dari semua entitas yang ada di alam semesta. Kemampuan kognitif manusia yang lebih maju dari yang lain, menurut Schopenhauer, hanyalah bekerja sebagai pendukung dari kehendak. Filsafat Schopenhauer tentang kehendak sebagai realitas esensial di balik dunia representasi ini sering disebut [[Voluntarisme|voluntarisme metafisik]].<ref>{{Cite web|title=Voluntarism {{!}} Altruism, Selflessness & Morality {{!}} Britannica|url=https://www.britannica.com/topic/voluntarism-philosophy|website=www.britannica.com|language=en|access-date=2023-09-15}}</ref>
 
Penemuan Schopenhauer bahwa esensi yang mendasari kehidupan adalah kehendak bukanlah sesuatu yang menggembirakan. Karena, seperti yang dinyatakan dalam “[[Empat Kebenaran Mulia]]” Buddha yang kedua, kehendak atau keinginan merupakan penyebab penderitaan. Mengikuti “Kebenaran” yang pertama, bahwa hidup adalah penderitaan (''dukkha''), Schopenhauer menyimpulkan bahwa “lebih baik kita tidak pernah ada”.<ref name=":0" />