Arthur Schopenhauer: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231013sim)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
Baris 204:
Schopenhauer paling terkenal di antara para artis dan seniman. Komposer [[Richard Wagner]] menjadi salah satu pengikut filsafat Schopenhauerian yang paling awal dan terkenal.<ref>See e.g. Magee (2000) 276–278.</ref> Namun, kekaguman Wagner tidaklah bersifat timbal-balik; Schopenhauer mengatakan: "Saya tetap setia pada Rossini dan Mozart!"<ref>{{Cite book|last=Nicholas Mathew, Benjamin Walton|title=The Invention of Beethoven and Rossini: Historiography, Analysis, Criticism|page=296}}</ref> Oleh karena itu, ia dijuluki “filsuf para artis”. Lihat juga [[Tristan und Isolde|Pengaruh Schopenhauer pada ''Tristan und Isolde'']].
 
Karena pengaruh Schopenhauer, sastrawan terkenal [[Leo Tolstoy]] menjadi yakin bahwa kebenaran semua agama terletak pada penolakan atau pengunduran diri. Ketika dia membacaDalam filsafatsebuah Schopenhauersurat, Tolstoy berserumenulis, “Saya tidak tahu apakah akan mengubah opini saya atau tidak. Tetapi, saat ini saya yakin bahwa Schopenhauer adalah orang paling jenius di antara manusia... [Karya Schopenhauer] adalah seluruh dunia dalam refleksi yang sangat indah dan terang."<ref>Tolstoy's letter to Afanasy Fet on 30 August 1869. "Do you know what this summer has meant for me? Constant raptures over Schopenhauer and a whole series of spiritual delights as I've never experienced before. I have brought all of his works and read him over and over, Kant too by the way. Assuredly no student has ever learned and discovered so much in one semester as I have during this summer. I do not know if I shall ever change my opinion, but at present I am convinced that Schopenhauer is the greatest genius among men. You say he is so-so, he has written a few things on philosophy? What is so-so? It is the whole world in an incomparably beautiful and clear reflection. I have started to translate him. Won't you help me? Indeed, I cannot understand how his name can be unknown. The only explanation for this can only be the one he so often repeats, that is, that there is scarcely anyone but idiots in the world."</ref>{{Butuh rujukan}} Lebih lanjut Tolstoy mengatakan bahwa apa yang ditulisnya dalam ''[[War and Peace]]'' juga diungkapkan Schopenhauer dalam ''The World as Will and Representation''.<ref>{{Cite journal|last=Thompson|first=Caleb|year=2009|title=Quietism from the Side of Happiness: Tolstoy, Schopenhauer, War and Peace|url=https://muse.jhu.edu/article/316432|journal=Common Knowledge|volume=15|issue=3|pages=395–411|doi=10.1215/0961754X-2009-020}}</ref>
 
Penulis [[Jorge Luis Borges]] mengatakan bahwa alasan dia tidak pernah menulis secara sistematis tentang pandangan dunianya, meskipun dia menyukai filsafat dan metafisika pada khususnya, adalah karena Schopenhauer telah menuliskan untuknya.<ref>{{Cite book|last=Magee|first=Bryan|year=1997|title=Confessions of a Philosopher|url=https://archive.org/details/confessionsofphi0192mage|page=[https://archive.org/details/confessionsofphi0192mage/page/413 413]}}</ref> Tokoh-tokoh sastra lain yang sangat dipengaruhi oleh Schopenhauer antara lain [[Paul Thomas Mann|Thomas Mann]], [[Thomas Hardy]], [[Afanasy Fet]], [[Joris-Karl Huysmans]], [[Hermann Hesse]],<ref>Punsly, Kathryn (2012). [https://scholarship.claremont.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1353&context=cmc_theses ''The Influence of Nietzsche and Schopenhauer on Hermann Hesse'']. CMC Senior Theses. Paper 347. Retrieved on 19 March 2021.</ref> [[Machado de Assis]],<ref>{{Cite book|last=Wicks, Robert|date=2011|title=Schopenhauer's The world as will and representation: a reader's guide|location=London|publisher=Continuum|isbn=978-0-8264-3181-3|oclc=721337622}}</ref> [[Marcel Proust]] dan [[George Santayana]].<ref>{{Cite journal|last=Caleb Flamm|first=Matthew|year=2002|title=Santayana and Schopenhauer|journal=Transactions of the Charles S. Peirce Society|volume=38|issue=3|pages=413–431|jstor=40320900|quote=A thinker of whom it is well known that Santayana had an early, deep admiration, namely, Schopenhauer}}</ref> Pada tahun-tahun terakhir novelis [[Herman Melville]], ketika dia menulis ''Billy Budd'', dia membaca esai Schopenhauer dan menandainya dengan cermat. Akademisi Brian Yothers mencatat bahwa Melville "menandai banyak pernyataan misantropis dan bahkan bunuh diri, yang menunjukkan ketertarikannya pada bentuk kesendirian yang paling ekstrem, tetapi dia juga mencatat refleksi Schopenhauer tentang ambiguitas moral orang jenius."<ref>{{Cite book|last=Yothers|first=Brian|date=2015|title=Sacred Uncertainty: Religious Difference and The Shape of Melville's Career|location=Evanston, Illinois|publisher=Northwestern University Press|isbn=978-0-8101-3071-5|page=13}}</ref> Ketertarikan Schopenhauer tentang agama Timur dan Barat secara bersamaan memberikan kesan pada Melville di tahun-tahun terakhirnya.