Evi Fitriani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 66:
Evi mulai mengajar ilmu hubungan internasional di Universitas Indonesia pada tahun 1996.<ref name=":3">{{Cite web |title=Prof. Dra. Evi Fitriani, MA, PhD. |url=https://selection.ui.ac.id/profile/evifitriani09 |access-date=22 March 2023 |website=Seleksi Calon Dekan dan Direktur}}</ref> Evi juga terlibat dalam organisasi internal di UI dan ikut terlibat dalam pembentukan kantor internasional UI. Evi menjabat sebagai kepala kantor tersebut sejak berdiri pada tahun 2003<ref>[https://sekar.ui.ac.id/index.php/sk-rektor-241a-tahun-2003-tentang-pembentukan-dan-pengangkatan-kepala-international-office-universitas-indonesia-atas-nama-dra-evi-fitriani-ma-mia-nip-132176155 SK Rektor 241A Tahun 2003 tentang Pembentukan Dan Pengangkatan Kepala International Office Universitas Indonesia Atas Nama Dra. Evi Fitriani, MA, MIA. NIP. 132176155]</ref> hingga tahun 2005<ref name=":3" /> Dengan pembentukan kantor tersebut, UI mulai menerima mahasiswa dari luar Indonesia. Evi ditugaskan oleh Rektor UI saat itu, Usman Chatib Warsa, untuk memimpin proses seleksi masuk mahaiswa internasional.<ref>[https://sekar.ui.ac.id/index.php/sk-rektor-188-tahun-2004-pembentukan-dan-pengangkatan-panitia-ujian-masuk-kelas-internasional-umki SK Rektor 188 Tahun 2004 Pembentukan dan Pengangkatan Panitia Ujian Masuk Kelas Internasional (UMKI) Universitas Indonesia Tahun 2004/2005]</ref> Evi kemudian juga diangkat menjadi sekretaris senat akademik Universitas Indonesia dari tahun 2011 hingga 2012 <ref name=":3" /> dan anggota satuan tugas UI untuk urusan otonomi.<ref name=":1" />
Evi menjabat sebagai kepala departemen ilmu hubungan internasional UI dari tahun 2012 hingga 2016.<ref>{{Cite web |title=Qi Huaigao and Xue Song, eds., Cooperative Development in the South China Sea: Policies, Obstacles, and Prospects |url=https://iis.fudan.edu.cn/en/d1/57/c16665a250199/page.htm |access-date=2023-03-22 |website=iis.fudan.edu.cn}}</ref>
Pada tahun 2021, Evi dicalonkan menjadi dekan FISIP UI.<ref name=":2" /> Dalam pemaparan visi-misi, Evi menyatakan tujuannya untuk:
Pada tahun 2021, Evi dicalonkan sebagai dekan FISIP UI, namun tidak terpilih.<ref name=":2" /><ref>{{Cite news|last=Soe|first=Della|date=20 October 2021|title=Komitmen Bakal Calon Dekan FISIP UI: Dari Isu Akademis Hingga Kekerasan Seksual|url=https://suaramahasiswa.com/komitmen-calon-dekan-fisip|work=Suara Mahasiswa|access-date=22 March 2023}}</ref> Evi kalah dari Semiarto Aji Purwanto, ketua program pascasarjana departemen antropologi FISIP UI.<ref>{{Cite news |last=Larasati |first=Citra |date=21 December 2021 |title=Rektor UI Lantik 4 Dekan Baru, Ini Daftarnya |work=Medcom |url=https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/xkEZmneK-rektor-ui-lantik-4-dekan-baru-ini-daftarnya |access-date=22 March 2023}}</ref>▼
* menjadikan FISIP UI sebagai pusat keunggulan ilmu-ilmu sosial di Asia Tenggara yang berperan aktif dan konstruktif dalam memperkuat UI dan berkontribusi terhadap masyarakat dan negara, dengan menyelenggarakan Tridharma yang unggul
* membangun human capital yang resilien dan kompetitif
* meningkatkan tata kelola dan ekosistem akademik yang kondusif,
* mengembangkan sistem keuangan dan pendanaan yang berkelanjutan, serta
* menggunakan jejaring dan ICT yang optimal.<ref>{{Cite news |last=Soe |first=Della |date=20 October 2021 |title=Komitmen Bakal Calon Dekan FISIP UI: Dari Isu Akademis Hingga Kekerasan Seksual |work=Suara Mahasiswa |url=https://suaramahasiswa.com/komitmen-calon-dekan-fisip |access-date=22 March 2023}}</ref>
▲
=== Pengukuhan sebagai guru besar ===
Evi
In her inaugural speech, which was later published as a [[Article (publishing)|journal article]], Evi emphasized the need for the development of a non-western perspective in international relations as well as an Indonesian [[International relations theory|school of thought]]. Evi proposed the establishment of the Depok School of International Relations, which she stated could be elaborated further through Juwono Sudarsono's idea of interconnection between the five geographical scopes: local, provincial, national, regional, and global. and three dimensions of issues: political-security, economy, and social-culture.<ref>{{Cite news |last=Trihendrawan |first=Nuriwan |date=13 November 2021 |title=Evi Fitriani Dikukuhkan Jadi Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional UI |work=SindoNews |url=https://edukasi.sindonews.com/read/598673/211/evi-fitriani-dikukuhkan-jadi-guru-besar-ilmu-hubungan-internasional-ui-1636816275 |access-date=22 March 2023}}</ref>
|