'''Sekularisme''' adalah sebuah prinsip yang bertujuan untuk menjalankan urusan-urusan manusia berdasarkan pertimbangan sekuler dan [[naturalisme (filsafat)|naturalistik]]. Sekularisme sering didefinisikan sebagai [[pemisahan agama dari kehidupan (termasukdan negara|pemisahan agama dari urusan politik, sipil dan negara)]]. Hal ini dianggap sesuai dengan [[pluralisme agama]] yang melihat sekularisme sebagai [[netralitas (filsafat)|netralitas]] ([[negara (pemerintahan)|negara]] atau lembaga non-sektarian) pada isu-isu agama dibandingkan dengan penolakan terhadap agama di [[lapangan kota|ruang publik]] secara keseluruhan, sementara pandangan lain dapat memperluasnya ke posisi tentang perlunya menghapus atau meminimalkan peran [[agama]] di ruang publik.<ref>Luke W. Galen. ''The Nonreligious: Understanding Secular People and Societies''. Oxford University Press, 2016. hlm. 22-23</ref> Istilah sekularisme memiliki arti yang luas yang dapat merangkum setiap pendirian yang mempromosikan posisi sekuler dalam konteks tertentu.<ref name="Lee">{{Cite encyclopedia|encyclopedia=A Dictionary of Atheism|editor1=Stephen Bullivant|editor2=Lois Lee|publisher=Oxford University Press|year=2016}}</ref><ref>John R. Shook, ''The Oxford Handbook of Secularism''. Oxford University Press, 2017. hlm. 10</ref> Hal ini dapat mempunyai konotasi [[Anti-rohaniwan|antiklerikalisme]], [[ateisme]], [[antiteisme]], [[Naturalisme (filsafat)|naturalisme]], non-sektarianisme, [[sekularitas]], [[Netralitas (filsafat)|netralitas]] pada topik agama, atau penghapusan simbol agama dari lembaga-lembaga publik.<ref name="hashemi-intro">{{Cite encyclopedia|encyclopedia=The Oxford Encyclopedia of the Islamic World|editor=John L. Esposito|publisher=Oxford University Press|year=2009|isbn=9780195305135}}</ref>
Sebagai sebuah pandangan filsafat, sekularisme berusaha menafsirkan kehidupan berdasarkan prinsip-prinsip yang semata-mata berasal dari dunia material, tanpa merujuk kepada agama. Ini menggeser fokus dari agama menuju masalah "temporal" dan material.<ref>Yaniv Roznai citing Domenic Marbaniang in "Negotiating the Eternal: The Paradox of Entrenching Secularism in Constitutions", ''Michigan State Law Review'' 253, 2017, hlm. 324</ref>