Pondok Pesantren Al-Manar Bener: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Sejarah: Penambahan konten Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Menghapus Logo_Ponpes_al-manar_Bener_Semarang.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Túrelio; alasan: Copyright violation; see c:Commons:Licensing (F1): No |
||
Baris 6:
Desa Petungsari adalah sebuah desa yang sekarang bernama “Bener”. Karena penjajahan yang dialaminya, kesulitan dalam mengembangkan syiar Islam dirasakan sekali oleh masyarakat desa ini. Cuma satu dua orang yang mengenal ajaran Islam, bahkan masyarakat desa ini dikenal sebagai masyarakat yang rusak dan akrab dengan mo-limo dan jauh dari agama serta banyak non muslimnya.
Adalah Bapak Juwahir, salah satu warga desa Petungsari yang memimpin sebuah mushola, yang merasa tergugah untuk memperdalam ajaran Agama Islam dengan menjadi santri dari Kyai Naim, Kyai dari Desa Cabean. Semakin hari jamaah di mushola beliau semakin bertambah banyak sehingga terjadilah sebuah kesepakatan antara Bapak Juwahir dengan Kyai Naim untuk mendatangkah seorang Kyai guna mengasuh jamaah yang semakin bertambah tersebut. Beberapa bulan kemudian, Kyai Na’im meminta KH. Djalal Suyuthi untuk memikul tugas tersebut.
|