Suku Melayu Deli: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Super Hylos (bicara | kontrib) Membalikkan revisi 25288813 oleh Kris Simbolon (bicara) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 6:
|popplace=[[Sumatera Utara]]<br>{{small|(terutama di [[Kota Medan|Medan]] dan [[Kabupaten Deli Serdang|Deli Serdang]])}}
|languages=[[Bahasa Melayu Deli|Melayu Deli]] dan [[Bahasa Melayu Medan|Melayu Medan]]
|religions=[[Islam]] [[Sunni]]
|related={{hlist|[[Suku Melayu Serdang|Melayu Serdang]]|[[Suku Melayu Langkat|Melayu Langkat]]|[[Suku Karo|Batak Karo]]}}
}}
'''Suku Melayu Deli''' ([[Abjad Jawi|Jawi]]: ملایو دلي) adalah salah satu [[kelompok etnis]] [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]] yang menyebar dan menetap di pesisir timur [[Sumatera Utara]]; terutama bermukim di wilayah [[Kota Medan]] dan [[Kabupaten Deli Serdang]].<ref name=":0">{{Cite web|date=16 Juli 2018|title=Mau Tahu Sejarah Suku Melayu Deli|url=https://eksisnews.com/mau-tahu-sejarah-suku-melayu-deli/|website=Eksisnews.com|language=id|access-date=29 Maret 2023}}</ref>
Kebudayaan Melayu Deli telah dimulai sejak zaman [[Kesultanan Deli]], yakni sebuah [[Monarki|kerajaan]] [[Islam]] yang berdiri di pesisir timur Sumatera Utara pada tahun 1632—1946. Orang Melayu Deli dikenal dengan seni berpantunnya yang terkenal hingga saat ini.<ref>{{Cite journal|last=Armanda|first=Arie|title=PANTUN MELAYU DELI BANG ZEIN|url=https://www.academia.edu/34098802/PANTUN_MELAYU_DELI_BANG_ZEIN|journal=}}</ref>
Baris 27:
Masyarakat Melayu Deli memiliki profesi tradisional mereka, yakni sebagai [[petani]] dan [[nelayan]]. Biasanya ketika bercocok tanam atau melaut, mereka masih menggunakan metode tradisional. Kemudian, tidak sedikit masyarakat Melayu Deli ini yang bekerja sebagai pegawai atau buruh di perkebunan sawit, karet, atau tembakau milik pemerintah, swasta, maupun perusahaan asing.<ref name=":0" />
==
Masyarakat Melayu Deli mempunyai kesenian khas yang hingga sekarang masih tetap dilestarikan baik itu berupa tarian, pantun, dan musik.<ref>{{Cite journal|last=Laudra|first=Dwi Chaya|last2=Pauziah|first2=Fadillah|last3=Siburian|first3=Nova Uli|last4=Sibarani|first4=Grace|last5=Manalu|first5=Samadam Boang|last6=Ivanna|first6=Julia|date=31 Agustus 2021|title=Mengenal dan Melestarikan Budaya Melayu Deli di Kota Medan Sumatera Utara|url=https://journal.jotika.co.id/index.php/JJE/article/view/13|journal=Jotika Journal in Education|language=en|volume=1|issue=1|pages=6–9|doi=10.56445/jje.v1i1.13|issn=2807-6788}}</ref>
===Musik===
Baris 60:
{{
|