John Rawls: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 36:
Rawls jarang memberikan wawancara. Dia mempunyai kegagapan dalam berbicara (sebagian disebabkan oleh kematian dua saudara laki-lakinya yang meninggal karena infeksi penyakit dari Rawls)<ref>{{Cite news|last=Rogers|first=Ben|date=2002-11-27|title=Obituary: John Rawls|url=https://www.theguardian.com/news/2002/nov/27/guardianobituaries.obituaries|work=The Guardian|access-date=26 August 2018}}</ref> dan tidak suka menjadi pusat perhatian.<ref name="guardian2002">Rogers, 27.09.02</ref> Dia tidak menjadi seorang intelektual publik meskipun ia dikenal secara luas. Dia tetap berkomitmen untuk kehidupan akademik dan keluarganya.<ref name="guardian2002" />
Pada tahun 1995, Rawls menderita stroke yang sangat menghambat kemampuannya untuk terus bekerja. Namun demikian, dia mampu menyelesaikan ''The Law of Peoples'', yang berisi pandangannya yang paling komprehensif tentang keadilan internasional. Dia
== Pemikiran ==
Baris 42:
=== ''A Theory of Justice'' ===
''A Theory of Justice'', diterbitkan pada tahun 1971, bertujuan untuk menyelesaikan pertentangan klaim antara kebebasan dan kesetaraan. Namun, bentuk resolusi Rawls bukanlah dengan mengkompromikan atau melemahkan klaim moral yang satu dibandingkan dengan nilai lainnya. Sebaliknya, ia hendak
Teori keadilan Rawls juga merupakan karya yang ditujukan untuk merespons teori keadilan berdasarkan etika [[utilitarianisme]] dengan menyediakan alternatif prinsip-prinsip keadilan yang didasarkan pada [[Kontrak sosial|teori kontrak sosial]].<ref name=Rawls_14>{{Harvnb|Rawls|1971|pp=14}}</ref> Rawls mengklaim bahwa teori keadilannya lebih superior dibandingkan dengan teori-teori lain yang berpengaruh seperti utilitarianisme.<ref name="Nussbaum">{{Cite news|last=Nussbaum|first=Martha|date=2002-12-02|title=Opinion {{!}} Making Philosophy Matter to Politics|url=https://www.nytimes.com/2002/12/02/opinion/making-philosophy-matter-to-politics.html|newspaper=The New York Times|language=en-US|issn=0362-4331|access-date=2022-02-21}}</ref> Berdasarkan teori utilitarianisme, prinsip keadilan bertujuan untuk menghasilkan kebahagiaan atau kemanfaatan bagi orang sebanyak-banyaknya (''the greatest good for the greatest number''). Akibatnya, prinsip keadilan utilitarianisme dapat menjustifikasi [[perbudakan]] dan [[penyiksaan]] terhadap sekelompok orang jika perbuatan-perbuatan itu menghasilkan kebahagiaan atau manfaat bagi mayoritas orang dalam suatu masyarakat. Etika utilitarianisme hanya dapat menyatakan bahwa perbudakan, sebagai sebuah praktik, adalah tidak efisien, bukan menyatakan bahwa perbudakan adalah suatu perbuatan yang tidak adil.<ref name="Nussbaum"/>
|