Kota Tanjungbalai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Update data, Merapihkan infobox dan isi Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
k →Sejarah: menambah target pranala |
||
Baris 64:
Kerajaan Asahan pernah diperintah oleh 8 orang sultan. Sultan pertama ialah Sultan Abdul Jalil yang mulai memerintah pada tahun 1620. Sedangkan sultan terakhir ialah Sultan Syaibun Abdul Jalil Rahmadsyah yang memerintah hingga tahun 1933. Sultan Syaibun Abdul Jalil Rahmadsyah meninggal di [[Kota Medan]] pada tanggal 17 April 1980. Ia dimakamkan dalam lingkup lahan Masjid Raya Tanjung Balai.<ref>{{Cite book|last=Syahminan, M., dan Katimin|date=2018|url=http://repository.uinsu.ac.id/12587/2/11.%20BUKU-KONFLIK%20OTORITAS.pdf|title=Konflik, Otoritas dan Kebijakan di Sumatera Utara|location=Medan|publisher=Perdana Publishing|isbn=978-602-5674-87-7|pages=57|url-status=live}}</ref>
Di zaman penjajahan Belanda, pertumbuhan dan perkembangan Kota Tanjung Balai semakin meningkat dan strategis. Kota Tanjung Balai dijadikan sebagai ''[[Gemeente|Gementee]]'' berdasarkan ''Besluit G.G''. tanggal 27 Juni 1917 dengan ''Stbl''. 1917 Nomor 284. Hal ini sejalan dengan berdirinya perkebunan – perkebunan di daerah Asahan dan Sumatera Timur, seperti [[Bakrie Sumatera Plantations|H.A.P.M]], SIPEF, [[Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia|London Sumatera]] (Lonsum) dan lain-lain. Pembangunan jalur transportasi seperti jalan, jembatan dan jalur kereta api mempermudah akses ke Kota Tanjung Balai. Sehingga hasil-hasil dari perkebunan dapat dipasarkan dengan lancar ke luar negeri melalui pelabuhan Tanjung Balai. Maka Kota Tanjung Balai berkembang sebagai kota pelabuhan yang diperhitungkan di pantai timur Sumatera Utara.
Pembukaan kantor – kantor dagang berbagai maskapai Belanda di Tanjung Balai pada abad XX, seperti K.P.M., Borsumeij dan lain-lain, maka mulailah bangsa Eropa menetap di Kota Tanjung Balai. ''Asisten Resident van Asahan'' berkedudukan di Tanjung Balai yang jabatannya bertindak sebagai Wali kota dan Ketua Dewan Kota (''Voorzitter van den Gemeenteraad''). Maka mulai saat itu Kota Tanjung Balai selain tempat kedudukan Raja, juga merupakan tempat kedudukan Asisten Resident.
Baris 81:
Letak Kota Tanjung Balai berada di antara 2°58'00" Lintang Utara dan 99°48'00" Bujur Timur.<ref>{{Cite book|last=Badan Pusat Statistik Kota Tanjungbalai|date=2019|url=https://northsumatrainvest.id/data/pdf/publication/2019-BPS-Kota%20Tanjungbalai%20Dalam%20Angka.pdf|title=Kota Tanjungbalai dalam Angka 2019|location=Tanjungbalai|publisher=Badan Pusat Statistik Kota Tanjungbalai|pages=8|url-status=live}}</ref> Luas wilayahnya adalah 60,52 km².<ref>{{Cite book|last=Badan Pusat Statistik Kota Tanjungbalai|date=2022|url=https://tanjungbalaikota.bps.go.id/publication/2022/02/25/6fc524f8b8e9b4e3874a7283/kota-tanjung-balai-dalam-angka-2022.html|title=Kota Tanjungbalai dalam Angka 2022|location=Tanjungbalai|publisher=Badan Pusat Statistik Kota Tanjungbalai|pages=8|url-status=live}}</ref> Kota Tanjung Balai menjadi tempat pertemuan bagi dua sungai besar yang bermuara ke [[Selat Malaka]], yaitu [[Sungai Silau]] dan [[Sungai Asahan]].<ref>{{Cite book|last=Syahminan, M., dan Katimin|date=Desember 2018|url=http://repository.uinsu.ac.id/12587/2/11.%20BUKU-KONFLIK%20OTORITAS.pdf|title=Konflik, Otoritas dan Kebijakan di Sumatera Utara|location=Medan|publisher=Perdana Publishing|isbn=978-602-5674-87-7|pages=53-54|url-status=live}}</ref> Lokasi pertemuan kedua sungai ini berada di timur laut Kota Tanjung Balai.
Kota Tanjung Balai memiliki sebuah pelabuhan bernama [[Pelabuhan Teluk Nibung]]. Lokasinya berada di [[Teluk Nibung, Tanjungbalai|Kecamatan Teluk Nibung]].<ref>{{Cite book|last=Yafiz, M., Fatimah dan Yusrizal|date=November 2015|url=http://repository.uinsu.ac.id/5051/1/Penelitian%20Pemberdayaan%20Perempuan-ok.pdf|title=Pemberdayaan Perempuan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat di Tanjung Balai|location=Medan|publisher=FEBI UIN-SU Press|isbn=978-602-73510-9-7|pages=41-42|url-status=live}}</ref> Pelabuhan Teluk Nibung merupakan pelabuhan tertua kedua di provinsi Sumatera Utara sesudah [[Pelabuhan Belawan]]. Keberadaan Pelabuhan Teluk Nibung telah dikenal sejak zaman kolonial Belanda sebagai pelabuhan internasional yang memiliki kegiatan ekspor-impor yang cukup ramai dikunjungi karena berdekatan dengan negara tetangga [[Malaysia]], [[Singapura]], dan [[Thailand]].
Selain itu, Kota Tanjung Balai juga memiliki jembatan terpanjang di provinsi Sumatera Utara sepanjang ±600 m yang menghubungkan Kota Tanjung Balai dengan desa [[Sei Kepayang Kiri, Sei Kepayang Barat, Asahan|Sei Kepayang Kiri]], [[Sei Kepayang Tengah, Sei Kepayang, Asahan|Sei Kepayang Tengah]], dan [[Sei Kepayang Kanan, Sei Kepayang, Asahan|Sei Kepayang Kanan]] kabupaten [[Kabupaten Asahan|Asahan]], serta Open Stage yang menjadi kebanggaan masyarakat Kota Tanjungbalai, yang berdiri megah di atas Lapangan Pasir Kota Tanjung Balai.<ref>{{Cite web|date=19 Oktober 2016|title=Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjung Balai - Sejarah|url=https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/tanjungbalai/id/profil/114-profil/2517-sejarah.html|website=Direktorat Jenderal Perbendaharaan - Kementerian Keuangan Republik Indonesia|access-date=2021-06-12|archive-date=2021-06-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20210612102200/https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/tanjungbalai/id/profil/114-profil/2517-sejarah.html|dead-url=yes}}</ref>
|