Herman Cornelis Hartevelt: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 48:
Sebagai gambaran akhir pemerintahan Gubernur Hartevelt dan awal pendudukan Jepang di Jawa Timur, disebutkan catatan harian seorang pedagang Belanda. Dia mencatat keadaan perekonomian di Surabaya dan sekitarnya pada sekitar Maret 1942. Angkutan kereta api masih tetap berjalan dari Malang menuju Gempol. Kereta api dari Porong menuju Wonokromo dan kembali lagi. Tetapi pada esok harinya, semua penumpang dan barang bawaannya terpaksa harus berhenti di tengah jalan. Untuk melanjutkan perjalanan, mereka harus jalan kaki atau naik dokar. Untuk satu kali perjalanan, seorang kusir meminta imbalan uang 1 gulden.
Situasi amat mencekam dan tegang. Banyak kanor dan toko orang Belanda tutup. Demikian pula Pecinan terasa lengang. Banyak toko dan keluarga yang kekurangan barang kebutuhan karena lalu lintas terhambat. Digambarkan tentara Jepang berhasil menduduki Gedung Lindeteves, Handels Vereeniging, kantor Eerdmann dan Sielcken, kantor van de Internatio dan [[Borsumij]]. Pasar tidak berani lagi melakukan aktivitasnya, dan harga-harga melambung tinggi.
Keadaan makin tidak menentu dari hari ke hari, selama beberapa tahun. Orang-orang [[Belanda]] banyak yang ditawan oleh [[Tentara]] [[Kekaisaran Jepang]]
|