Masalah kejahatan (filsafat): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 70:
# Oleh karena itu, bukti-bukti bahwa terdapat kejahatan dan penderitaan yang tidak perlu menunjukkan bahwa adalah lebih mungkin bahwa tuhan itu tidak ada.<ref>{{Cite journal|last=Draper|first=Paul|year=1989|title=Pain and Pleasure: An Evidential Problem for Theists|journal=Noûs|volume=23|issue=3|pages=331–350|doi=10.2307/2215486|jstor=2215486}}</ref>
[[Teisme skeptis]] adalah sebuah versi teisme yang menentang premis-premis dalam argumen ini.
 
Mengikuti Epikuros, filsuf David Hume juga mendiskusikan masalah kejahatan dalam karya-karyanya, ''An Inquiry Concerning Human Understanding'' dan ''Dialogues Concerning Natural Religion''. Hume tidak bermaksud untuk membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada. Namun, ia berargumen bahwa meskipun memungkinkan untuk mendamaikan pertentangan antara keberadaan kejahatan dan keberadaan Tuhan, hal ini menyisakan masalah signifikan yang tetap tidak terjawab oleh teisme. Yaitu prevalensi kejahatan dan penderitaan yang parah dan ada dimana-mana di dunia ini tidak dapat dijelaskan dan dibenarkan. Menurutnya, hipotesis yang paling dapat diterima oleh akal sehat adalah bahwa "sumber dari segala sesuatu" bersikap acuh tak acuh baik terhadap kebaikan maupun kejahatan, sama halnya terhadap suhu panas dan suhu dingin. Alam adalah buta dan tidak peduli tentang hal-hal seperti itu dan tidak ada dasar untuk mengasumsikan bahwa dunia telah diciptakan untuk kebahagiaan dan kenyamanan manusia atau hewan.
 
=== Masalah kejahatan dan penderitaan hewan ===