Maludin Simbolon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 40:
Keluarga Maludin Simbolon berasal dari [[Kabupaten Samosir|Samosir]]. Di kemudian hari, kakek buyutnya, Ompu Julius Simbolon, berpindah dari Samosir ke [[Baktiraja, Humbang Hasundutan|Bakkara]]. Salah satu anak dari Ompu Julius Simbolon adalah Salamat Simbolon gelar Parseat Manuk, yang menikahi perempuan [[Sianturi|boru Sianturi]] dari [[Muara, Tapanuli Utara|Muara]]. Salamat dan istrinya tinggal di Muara. Namun, karena pernah terlibat perkelahian dengan seorang bermarga Sianturi, Salamat memilih meninggalkan Muara dan membawa serta istrinya. Mereka menetap di [[Tarutung, Tapanuli Utara|Tarutung]], tempat saudari Salamat tinggal setelah dinikahi pria bermarga [[Lumbantobing]]. Salamat memiliki lima orang anak, anak tertuanya adalah Julius Simbolon, ayah Maludin Simbolon. Julius Simbolon menikahi Nursiah Lumbantobing, putri dari seorang sipir penjara dan kontraktor jalan yang bernama Pipin Lumbantobing.{{sfn|Bangun|1996|p=5}} Mereka menikah di [[Pangururan, Samosir|Pangururan]].{{sfn|Bangun|1996|p=7}} Julius Simbolon dan Nursiah Lumbantobing memiliki 11 orang anak: 6 laki-laki dan 5 perempuan. Maludin Simbolon merupakan anak kedua dari sebelas bersaudara itu. Saudara laki-lakinya antara lain Johan, Joshua, Jansen, Lodewijk, dan Fridolin. Saudara perempuannya antara lain Maria, Tumiar, Porman, Sorta, dan Dumaris.{{sfn|Bangun|1996|p=6}}
 
Maludin Simbolon lahir di Pearaja, kampung kakeknya dari pihak ibu ({{lang-bbc|''ompung bao''}}), pada pagi hari di tanggal 13 September 1916. Setelah empat generasi meninggalkan Samosir, keluarga Maludin Simbolon kembali lagi ke Samosir karena Julius Simbolon ditempatkan di sana.{{sfn|Bangun|1996|p=6}}
Maludin menempuh pendidikan dasarnya di [[Hollandsch-Inlandsche School|HIS]] [[Siantar Narumonda, Toba|Narumonda]], kemudian melanjutkan di [[Kweekschool|Chr. HIK]] (sekolah guru) [[Kota Surakarta|Solo]] dan tamat tahun 1938.<ref name=":0">{{Cite news|url=https://pussisunimed.wordpress.com/2010/01/28/kolonel-maludin-simbolon-ingatan-kolektif-masyarakat-terhadap-jatuhnya-pesawat-tentara-pusat-di-huta-tongah/|title=Kolonel Maludin Simbolon: Ingatan Kolektif Masyarakat Terhadap Jatuhnya Pesawat Tentara Pusat di Huta Tongah.|date=2010-01-28|publisher=Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Lembaga Penelitian-Universitas Negeri Medan (Pussis Unimed)'s Blog|first=Erond L. |last=Damanik|access-date=2017-10-16}}</ref> Ia bertemu dengan calon istrinya di Solo, dan dari pernikahan mereka lalu dikaruniai 5 orang anak.<ref name=":0" />