Ahmaddin Shah dari Perak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syah7 (bicara | kontrib)
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Sultan Ahmaddin Shah"
Tag: tanpa kategori [ * ] [Konten] [Konten v2]
 
Syah7 (bicara | kontrib)
Baris 5:
Baginda Naik takhta pada 1786 setelah saudaranya, Sultan Alauddin Mansur Shah Iskandar Muda, wafat.
 
Pada tahun 1795, pengaruh [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]] di [[Melaka Belanda|Melaka]] telah mengalami kemunduran yang berujung pengambil alihan wilayhwilayah tersebut ke tangan Inggris. Di Perak, seorang PerriwaPerwira [[Perusahaan Hindia Timur Britania BritisRaya|British East india Company]] telah memaksa Christoffel Walbeehm untuk menyerahkan pos perdagangan milik [[Belanda]] di Tanjung Putus. Pada 1802, hasil produksi pertambangan bijih timah kemudian sebagian besar diambil oleh British East India Company.
 
Selang 3 tahun kemudian, tepatnya pada 1805, dibawah perintah Sultan Ibrahim Shah, Perak telah diserang oleh Selangor dan menyebabkan Perak kalah dan sang Sultan dan para pembesar kerajaan mundur ke wilayah hulu ke Kuala Pelus. Sultan Ibrahim Shah juga memberikan peringatan kepada Inggris di Tanjung Putus untuk segera pergi dengan telah hadirnya Selangor di wilayah Sungai Kurau di utara hingga Beting Beras Basah di Selatan.
Baris 16:
 
== Wafat ==
Ia wafat pada 1806 setelah memerintah Negeri Perak selama 20 tahun. Pada awalnya takhta akan digantikan oleh Raja Muda Mahmud Ibni Raja Muda Ibrahim, namun ia menolak untuk datang ke Sayong diakibatkan adanya gejolak di dalam negeri tersebut. Setelah menolak kembali ke Sayong, ia juga menolak mengakui keberadaan Sultan yang baru dilantik. Hal ini tentunya tidak menguntungkan bagi jenazah Almarhum Sultan Ahmaddin Shah. Akibatnya, jenazah sang Sultan belum dikuburkan juga setelah 3 bulan ia wafat. Akhirnya setelah konflik panjang, maka diangkatlah Raja Abdul Malik sebagai Sultan yang baru. Ia kemudian dimakamkan di hilir ke Bota Kanan dengan penuh iring-iringan. Setelah wafat ia dianugerahi gelar '''Marhum Bongsu'''.