Suku Kamoro: Perbedaan antara revisi

Struktur sosial terkecil suku Mimika adalah ''taparu'' yang berarti tanah. Kelompok Taparu sendiri kemudian terbagi menjadi beberapa klen ([[marga]]). Nama dari Taparu mengambil dari tiga sumber yaitu: toponimi sungai, tanah, atau daerah; ''otepe'' terkenal; atau nama nenek moyang asal. Pemilihan sumber tersebut menjadi taparu terjadi secara spontan. Jika kelompok penghuni taparu yang ingin ditonjolkan, nama taparu tersebut ditambahi akhiran -we.<ref name="Usmany etal 2010"/>

Jika penghuni yang ingin ditonjolkan nama taparu tersebut ditambahi akhiran -we. Taparu dimaknai oleh orang diluar Mimika (pemerintah Belanda dan Indonesia, maupun misionaris) sebagai komunitas atau kampung. Walaupun pemahaman tersebut kurang sepenuhnya benar. Taparu berarti organisasi sosial yang berupa fratri bilineal. Kelompok ini terdiri dari gabungan klen yang memiliki kesamaan leluhur perempuan, karena suku Mimika merupakan masyarakat matrilokal, nama nenek moyang tersebut bisa diabadikan sebagai nama taparu. <ref name="Usmany etal 2010"/>

Pada masa lampau suku Mimika mempraktikkan 'taparu [[eksogami]]', sehingga perkawinan harus dilakukan oleh pasangan dari kelompok taparu yang berbeda. Selain itu taparu juga merupakan perbedaan fungsi kerja dalam ritual keagamaan masyarakat kamoro. Walau sekarang kedua hal tersebut sudah tidak dilakukan karena pengaruh kuat agama Katolik. <ref name="Usmany etal 2010"/>