Baruch de Spinoza: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 52:
Setelah mempelajari bahasa Latin dengan Van Enden, Spinoza belajar di [[Universitas Leiden]] pada tahun 1658.{{Sfn|Nadler|2018|p=184}} Di sana, ia mengaudit kelas filsafat Cartesian.{{Efn|[[Steven Nadler]] speculates that Spinoza Latinized his name at Leiden because all instruction was in Latin.{{sfn|Nadler|2018|p=193}}}} Dari tahun 1656-61, mitra diskusi utama Spinoza adalah Van den Enden, Pieter Balling, Jarig Jelles, Lodewijk Meyer, Johannes Bouwmeester dan Adriaan Koerbagh.{{Sfn|Israel|2023|pp=333-38}} Pengikut Spinoza, atau sekte filosofis,{{Sfn|Israel|2023|p=322}} menelaah argumen ''Etika'' ketika masih berupa naskah draf dan teks kedua Spinoza, ''Short Treatise on God, Man, and His Well-Being''.{{Sfn|Israel|2023|p=330}} Reputasi publik mereka di Amsterdam buruk. Ole Borch mengejek mereka sebagai "ateis".{{Sfn|Israel|2023|p=344}} Sepanjang hidupnya, Spinoza mempunyai tendensi untuk menghindari pertarungan intelektual secara terbuka dan kontroversi publik. Ia menganggap bahwa hal-hal ini sebagai pemborosan energi yang tidak memiliki tujuan.{{Sfn|Israel|2023|p=343}}
== Karya-karyanya ==
|