Dewi Sartika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan by Iwan sidkar (bicara): Spam pranala()
Tag: Pembatalan
Noerintan (bicara | kontrib)
Peninggalan: sekolah kautamaan istri
Baris 25:
 
== Peninggalan ==
[[Sekolah Kautamaan Istri]] adalah salah satu tonggak penting dalam sejarah pendidikan perempuan di Indonesia, khususnya di [[Jawa Barat]]. Sekolah ini didirikan oleh Dewi Sartika, seorang pahlawan nasional Indonesia yang terkenal atas perjuangannya dalam memajukan pendidikan bagi perempuan.<ref name=":0">{{Cite book|last=Suryakusuma|first=Julia I|date=1996|title=The Social Construction of Womanhood in New Order Indonesia|publisher=Cornell University Southeast Asia Program|url-status=live}}</ref>
Nama Dewi Sartika digunakan sebagai nama jalan di mana sekolahnya berada.<ref name="Aning65"/>
 
Sejak kecil Dewi Sartika, ia telah menunjukkan ketertarikannya pada pendidikan. Terinspirasi oleh pendidikan Barat yang diperkenalkan oleh penjajah Belanda, Dewi Sartika mulai menyadari pentingnya pendidikan bagi perempuan, yang pada masa itu masih sangat terbatas. Perempuan seringkali hanya diajarkan keterampilan domestik, tanpa akses pada ilmu pengetahuan formal.<ref name=":0" />
 
Pada 16 Januari 1904, di rumah orang tuanya di Bandung, Dewi Sartika mendirikan Sekolah Kautamaan Istri, yang merupakan sekolah pertama di Jawa Barat khusus untuk perempuan pribumi. Sekolah ini memberikan pendidikan dasar, termasuk membaca, menulis, berhitung, dan keterampilan rumah tangga seperti menjahit, memasak, dan mengelola keuangan keluarga. Tujuannya adalah untuk membekali perempuan dengan pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari dan mempersiapkan mereka untuk menjadi istri dan ibu yang cerdas dan mandiri.<ref name=":1">{{Cite book|last=Abdullah|first=Saidi|date=1996|title=Pergerakan Perempuan di Indonesia.|publisher=Yayasan Masyarakat Sejarah Indonesia|url-status=live}}</ref>
 
Sekolah Kautamaan Istri mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat, dan dalam beberapa tahun, jumlah murid terus bertambah. Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah [[Hindia Belanda]], sekolah ini berkembang pesat dan membuka cabang di beberapa kota di Jawa Barat. Pada tahun 1910, Sekolah Kautamaan Istri telah menjadi model pendidikan perempuan yang banyak diadopsi di wilayah lain di Indonesia.<ref name=":1" />
 
Keberhasilan Dewi Sartika dalam mendirikan dan mengelola [[Sekolah Kautamaan Istri]] merupakan bukti nyata dari komitmennya terhadap kemajuan pendidikan perempuan. Lewat sekolah ini, ia berhasil membuka jalan bagi generasi perempuan Indonesia untuk mendapatkan hak pendidikan yang setara dengan laki-laki, sekaligus berperan aktif dalam pembangunan masyarakat. Dewi Sartika wafat pada 11 September 1947, namun warisannya dalam bidang pendidikan perempuan tetap hidup dan dikenang hingga saat ini.<ref name=":1" />
 
== Penghargaan ==