Dangdut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 139:
=== Kontroversi ===
[[Berkas:Dangdut singer Yogyakarta.jpg|jmpl|ka|200px|Penyanyi dangdut di [[Yogyakarta]].]]
[[Berkas:Islam og Dangdut .pdf|alt=en undersøgelse af indonesiske musikkulturers forhold til islam og kulturelle rettigheder|jmpl|Penyanyi dangdut di Yogyakarta pada 2012.]]
 
Akan tetapi, fenomena dangdut bukan berarti tak ada masalah. Hal ini menjadi salah satu pemicu polemik di Indonesia pada tahun 2003, akibat protesnya terhadap gaya panggung para penyanyi dangdut, antara lain [[Inul Daratista]] (yang, sementara ini, memiliki salah satu dari jumlah lagu rohani terbesar di antara para pedangdut), yang ''goyang ngebor''-nya yang dicap dekaden serta "merusak moral". Jauh sebelumnya, dangdut juga telah mengundang perdebatan dan berakhir dengan pelarangan panggung dangdut dalam perayaan [[Sekaten]] di [[Yogyakarta]]. Perdebatan muncul lagi-lagi akibat gaya panggung penyanyi (wanita)-nya yang dinilai terlalu "terbuka" dan berselera rendah, sehingga tidak sesuai dengan misi Sekaten sebagai suatu perayaan keagamaan. Dangdut memang disepakati banyak kalangan sebagai musik yang membawa aspirasi kalangan masyarakat kelas bawah dengan segala kesederhanaan dan kelugasannya. Ciri khas ini tercermin dari lirik serta bangunan lagunya. Gaya pentas yang sensasional tidak terlepas dari napas ini.