Pengguna:FelixJL111/Test5: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 664:
|-
! scope="row" |19 Agustus 1945
|Dalam sidang kedua tanggal 19 Agustus, [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (PPKI) menetapkan pembagian wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi dan menetapkan secara tidak langsung bahwa daerah tingkat satu Indonesia berbentuk provinsi.<ref name=":0">{{Cite news|last=Adryamarthanino|first=Verelladevanka|date=2022-02-03|title=Hasil Sidang PPKI Pertama, Kedua, dan Ketiga|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/03/130000079/hasil-sidang-ppki-pertama-kedua-dan-ketiga|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-04-11}}</ref>
{{legend|e41a1c|[[Sumatera]], dipimpin oleh [[Teuku Muhammad Hasan]].}}
{{legend|377eb8|[[Kalimantan (provinsi)|Kalimantan]], dipimpin oleh [[Pangeran Mohammad Noor]].}}
Baris 674:
{{legend|e7298a|[[Sunda Kecil]], dipimpin oleh [[I Gusti Ketut Pudja]].}}
 
Kedelapan provinsi tersebut dibagi lagi menjadi sejumlah keresidenan, dan seterusnya mengikuti keadaan saat itu, termasuk [[geminte]] ([[kota]]). Status [[swapraja]] untuk [[Wilayah administratif khusus di Indonesia|daerah istimewa]] menunggu sikap dari keempat monarki.<ref name=":1">{{Cite book|last=Sabon|first=Max Boli|date=2009|title=Hukum Otonomi Daerah (Bahan Pendidikan Untuk Perguruan Tinggi)|location=Jakarta|publisher=Universitas Atmajaya|pages=90|url-status=live}}</ref>
|[[Berkas:Eight Indonesian provinces - 1945.svg|pus]]
|-
Baris 705:
 
=== Era federal ===
{| class="wikitable plainrowheaders"
! scope="col" |Tanggal
! scope="col" |Perubahan
! scope="col" |Peta perubahan
|-
! scope="row" |27 Desember 1949
|Dalam sidang kedua tanggal 19 Agustus, [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (PPKI) menetapkan pembagian wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi dan menetapkan secara tidak langsung bahwa daerah tingkat satu Indonesia berbentuk provinsi.<ref name=":0" />
{{legend|e41a1c|[[Sumatera]], dipimpin oleh [[Teuku Muhammad Hasan]].}}
{{legend|377eb8|[[Kalimantan (provinsi)|Kalimantan]], dipimpin oleh [[Pangeran Mohammad Noor]].}}
{{legend|ff7f00|[[Jawa Barat]], dipimpin oleh [[Sutardjo Kertohadikusumo]].}}
{{legend|4daf4a|[[Jawa Tengah]], dipimpin oleh [[Soeroso]].}}
{{legend|984ea3|[[Jawa Timur]], dipimpin oleh [[Ario Soerjo]].}}
{{legend|1b9e77|[[Sulawesi]], dipimpin oleh [[Sam Ratulangi]].}}
{{legend|a65628|[[Maluku]], dipimpin oleh oleh [[Johannes Latuharhary]].}}
{{legend|e7298a|[[Sunda Kecil]], dipimpin oleh [[I Gusti Ketut Pudja]].}}
 
Kedelapan provinsi tersebut dibagi lagi menjadi sejumlah keresidenan, dan seterusnya mengikuti keadaan saat itu, termasuk [[geminte]] ([[kota]]). Status [[swapraja]] untuk [[Wilayah administratif khusus di Indonesia|daerah istimewa]] menunggu sikap dari keempat monarki.<ref name=":1" />
|[[Berkas:Map of the United States of Indonesia-id.svg|pus]]
|-
! scope="row" |April 1950
|Pada tanggal 1 September 1945, [[Pakubuwana XII]] dari [[Kesunanan Surakarta Hadiningrat|Surakarta]] dan [[Mangkunegara VIII|Mangkunagara VIII]] dari [[Kadipatèn Mangkunagaran|Mangkunagaran]] mengeluarkan maklumat terpisah yang menyatakan integrasi wilayah kedua monarki tersebut ke dalam [[Negara Kesatuan Republik Indonesia]] (NKRI). Empat hari kemudian, [[Hamengkubuwana IX]] dari [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]] dan [[Paku Alam VIII]] dari [[Kadipaten Pakualaman|Pakualaman]] juga mengeluarkan maklumat integrasi serupa, yang kemudian dikenal sebagai [[s:Amanat_5_September_1945|Amanat 5 September 1945]].
Setelah adanya sikap resmi untuk mendukung Republik, Presiden [[Soekarno]] menyerahkan [[s:Piagam Penetapan|Piagam Penetapan]] (yang sebenarnya telah dibuat sejak 19 Agustus) kepada keempat monarki tersebut. Penetapan ini membentuk dan mengakui {{legend2|size=100%|#377eb8|[[Daerah Istimewa Yogyakarta]]}} dan {{legend2|size=100%|#4daf4a|[[Daerah Istimewa Surakarta]]}} yang terpisah dari {{legend2|size=100%|#cfcfcf|Jawa Tengah}} secara resmi.
|[[Berkas:Three Indonesian states - 1950.svg|pus]]
|}