Anussati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Faredoka (bicara | kontrib)
Baris 60:
 
== Perenungan terhadap Buddha (''Buddhānussati'') ==
{{Anchor|Buddhānussati|Buddhanussati|Perenungan terhadap Buddha}}
 
Kitab [[Aṅguttaranikāya|Aṅguttara Nikāya]] menyampaikan syair (''{{Lang|pi|[[Gatha (India)|gatha]]}}'') berikut untuk merenungi Sang Buddha:
 
Baris 66 ⟶ 68:
Telah dikemukakan bahwa perenungan terhadap Sang Buddha yang diidentifikasi dalam [[Tripitaka Pali]] milik [[Theravāda]] mungkin menjadi dasar bagi perenungan visual yang lebih rumit, yang merupakan ciri khas dalam [[Buddhisme Tibet]].{{Sfnp|Kamalashila|1996|p=227}}{{Efn|For an example of the subject of a typically Tibetan Buddhist visualisation, see [[Tara (Buddhism)]].}}
 
=== Perenungan terhadap Dhamma (''Dhammanussati'') ===
Kitab [[Aṅguttaranikāya|Aṅguttara Nikāya]] menjelaskan syair berikut untuk merenungi {{Lang|pi|Dhamma}} (ajaran Buddha):
 
{{blockquote|"The Dhamma is well-expounded by the Blessed One, to be seen here & now, timeless, inviting verification, pertinent, to be realized by the wise for themselves."|Mahānāma Sutta ([[Aṅguttaranikāya|AN]] 11.12){{sfnp|Thanissaro|1997a}}}}
Baris 73 ⟶ 75:
Ajaran Sang Buddha (Dhamma) memiliki enam kualitas utama:
 
* '''{{Lang|pi|Svākkhāto}}''' ("telah sempurna dibabarkan"). Ajaran Buddha tidak dipandang sebagai filsafat spekulatif, melainkan pemaparan [[Niyāma|Hukum Alam]] yang berdasarkan analisis sebab-akibat fenomena alam. Oleh karena itu, ajaran Buddha dipandang oleh umat Buddha sebagai suatu ilmu pengetahuan, bukan sebatas sistem kepercayaan sektarian. Pemahaman penuh ([[Bodhi|kecerahan]]) terhadap ajaran tersebut mungkin memerlukan waktu yang bervariasi, tetapi umat Buddha secara tradisional mengatakan bahwa jalan pembelajarannya "indah di awal (''[[Sila (Buddhisme)|sīla]]''; 'prinsip moral'), indah di pertengahan (''[[Samādhi (Buddhisme)|samādhi]]''; 'konsentrasi'), dan indah di akhir (''[[Kebijaksanaan (Buddhisme)|paññā]]''; 'kebijaksanaan')".{{Sfnp|Goenka|2003}}
* '''{{Lang|pi|Svākkhāto}}''' ("well-expounded, well-proclaimed, or self-announced"). The Buddha's teaching is not a speculative philosophy but an exposition of the Universal Law of Nature based on a causal analysis of natural phenomena. It is taught, therefore, as a science rather than a sectarian belief system.{{Sfnp|Goenka|2003}} Full comprehension ([[Bodhi|enlightenment]]) of the teaching may take varying lengths of time but Buddhists traditionally say that the course of study is 'excellent in the beginning ({{Lang|pi|[[Buddhist ethics|sīla]]}}; ; "moral principles"), excellent in the middle (; "concentration") and excellent in the end' ({{Lang|pi|paññā}}; ; "wisdom").
* '''{{Lang|pi|Sandiṭṭhiko}}''' (; "ableberada tosangat bedekat; examineddapat diperiksa"). The {{Lang|pi|Dhamma}} isterbuka terhadap penyelidikan ilmiah opendan tojenis scientificpenyelidikan andlainnya, otherdan typestidak ofdidasarkan scrutinysemata-mata andpada iskeyakinan, notmeskipun basedkeyakinan onawal faithdiperlukan.{{Efn|The Buddha had in fact required that his teaching be scrutinised to see for oneself.
:"{{lang|pi|Thathagathappavedito bhikkave dhamma vinayo vivato virochathi, no patichchanto.}}"
:"The Dhamma [[vinaya]] of the [[Tathagata]] shines when opened for scrutiny, not when kept closed."
:[[Aṅguttara Nikāya|Anguttara Nikayo]], Thika Nipatho, Harandu vaggo, Sutta 9}} ItHal canini bedapat testeddiuji bymelalui personalpraktik practicepribadi anddan oneorang whoyang followsmempraktikkannya itakan willmelihat seesendiri thehasilnya resultmelalui forpengalamannya oneselfsendiri. by means of one's own experience. '{{Lang|pi|Sandiṭṭhiko}}'' comesberasal fromdari the wordkata ''{{Lang|sa|sandiṭṭhika}}'' whichyang meansberarti "visibleterlihat indi thisdunia worldini" anddan isberasal deriveddari from the wordkata ''{{Lang|sa|sandiṭṭhi}}''. SinceOleh thekarena {{Lang|pi|Dhamma}} isbersifat visiblekasat mata, itmaka canDhamma bedapat "seendilihat": knowndiketahui anddan bedialami experienceddalam within one'skehidupan lifeseseorang.
* '''{{Lang|pi|Akāliko}}''' (; "timeless,tak lapuk oleh immediatewaktu"). The {{Lang|pi|Dhamma}} ismampu ablememberikan tohasil bestowyang timelesslangsung anddi immediatesini resultsdan heresaat and nowini. ThereTidak isselalu noperlu needmenunggu tomasa waitdepan foratau the[[Punarbawa|kehidupan future or a next existenceberikutnya]]. The {{Lang|pi|Dhamma}} does not change overtidak timeberubah andseiring itwaktu isdan nottidak relativerelatif toterhadap timewaktu.
* '''{{Lang|pi|Ehipassiko}}''' ("whichmengundang youuntuk can come and see" — from the phrase {{Lang|sa|ehi, paśya}}, "come, see!dibuktikan"). The ''Dhamma'' invites all beings to put itmengundang tosemua themakhluk testuntuk andmengujinya comedan seedatang formelihatnya themselvessendiri.
* '''{{Lang|pi|Opanayiko}}''' ("menuntun ke dalam batin"). Jika dipraktikkan sebagai bagian dari kehidupan seseorang, Dhamma akan menuntun seseorang menuju [[Nirwana|pembebasan]]. Dalam kitab [[Visuddhimagga]] pascakanonis, hal ini juga disebut sebagai "[[Upawita|''Upanayanaṁ'']]." ''Opanayiko'' berarti "dibawa ke dalam batin sendiri". Hal ini dapat dipahami dengan analogi sebagai berikut. Jika seseorang mengatakan bahwa mangga yang sudah matang rasanya lezat, dan jika beberapa orang mendengar dan mempercayainya, mereka akan membayangkan rasa mangga tersebut berdasarkan pengalaman mereka sebelumnya dengan mengacu pada mangga lezat lainnya. Namun, mereka tetap tidak akan benar-benar tahu persis seperti apa rasa mangga tersebut. Selain itu, jika ada orang yang belum pernah mencicipi mangga matang sebelumnya, orang tersebut tidak akan dapat mengetahui sendiri secara pasti seperti apa rasanya. Jadi, satu-satunya cara untuk mengetahui rasa yang tepat adalah dengan mengalaminya sendiri. Dengan cara yang sama, Dhamma dikatakan sebagai ''opanayiko,'' yang berarti bahwa seseorang perlu mengalaminya sendiri untuk dapat memahaminya dengan tepat.
* '''{{Lang|pi|Opanayiko}}''' ("leading one close to"). Followed as a part of one's life the ''dhamma'' leads one to [[Moksa|liberation]]. In the "Vishuddhimagga" this is also referred to as "[[Upawita|Upanayanam]]." {{Lang|pi|Opanayiko}} means "to be brought inside oneself". This can be understood with an analogy as follows. If one says a ripe mango tastes delicious, and if several people listen and come to believe it, they would imagine the taste of the mango according to their previous experiences of other delicious mangoes. Yet, they will still not really know exactly how this mango tastes. Also, if there is a person who has never tasted a ripe mango before, that person has no way of knowing exactly for himself how it tastes. So, the only way to know the exact taste is to experience it. In the same way, {{Lang|pi|dhamma}} is said to be {{Lang|pi|opanayiko}} which means that a person needs to experience it within to see exactly what it is.
* '''{{Lang|pi|Paccattaṃ veditabbo viññūhi}}''' ("todapat bediselami meantsecara to perceive directlylangsung"). The {{Lang|pi|Dhamma}} isitu "todapat bediselami realisedoleh bypara thebijaksana wisedalam forbatin themselvesmasing-masing". ItHal canini behanya perfectlydapat realiseddiwujudkan onlydengan bysempurna theoleh noblepara disciplesmurid mulia ({{Lang|pi|''ariya-puggala}}'') who[[Empat havetingkat maturedkemuliaan|yang intelah matang]] dalam [[KesadaranKebijaksanaan (Buddhisme)|supreme wisdomkebijaksanaan]] tertinggi. NoTidak oneseorang canpun dapat "enlightenmencerahkan" anotherorang personlain. EachSetiap intelligentorang personyang hasbijaksana toharus attainmencapai anddan experiencemengalaminya for themselvessendiri. As anSebagai analogyanalogi, notidak oneseorang canpun simplydapat makebegitu anothersaja knowmembuat howorang tolain swimtahu cara berenang. EachSetiap personorang, individuallysecara hasindividu, toharus learnbelajar howcara berenang untuk benar-benar todapat swimberenang. InDengan thecara sameyang waysama, dhammaDhamma cannottidak bedapat transferredditransfer oratau bestoweddiberikan uponkepada someoneseseorang. Each one hasSetiap toorang knowharus formengetahuinya themselvessendiri.
Mengetahui kualitas-kualitas ini, umat Buddha yakin bahwa mereka akan mencapai kedamaian dan kebahagiaan tertinggi ([[Nirwana]]) melalui praktik {{Lang|pi|Dhamma}}. Oleh karena itu, setiap orang bertanggung jawab penuh atas dirinya sendiri untuk [[Pariyatti, paṭipatti, paṭivedha|mengamalkannya secara nyata]]. Di sini, Sang Buddha diumpamakan sebagai seorang dokter yang berpengalaman dan terampil, dan {{Lang|pi|Dhamma}} diumpamakan sebagai pengobatan yang tepat. Betapapun efisiennya dokter atau betapapun hebatnya obat, pasien tidak dapat disembuhkan kecuali mereka minum obat dengan benar. Jadi, praktik {{Lang|pi|Dhamma}} adalah satu-satunya jalan untuk mencapai pembebasan akhir, yaitu Nirwana.
 
 
 
Mengetahui kualitas-kualitas ini, umat Buddha yakin bahwa mereka akan mencapai kedamaian dan kebahagiaan tertinggi (Nirwana) melalui praktik {{Lang|pi|Dhamma}}. Oleh karena itu, setiap orang bertanggung jawab penuh atas dirinya sendiri untuk mengamalkannya secara nyata.
 
Di sini, Sang Buddha diumpamakan sebagai seorang dokter yang berpengalaman dan terampil, dan {{Lang|pi|Dhamma}} diumpamakan sebagai pengobatan yang tepat. Betapapun efisiennya dokter atau betapapun hebatnya obat, pasien tidak dapat disembuhkan kecuali mereka minum obat dengan benar. Jadi, praktik {{Lang|pi|Dhamma}} adalah satu-satunya jalan untuk mencapai pembebasan akhir, yaitu Nirwana.
 
AjaranKualitas-ajarankualitas ini berkisarjuga dariterkait dengan pemahaman tentang [[Karma dalam Buddhisme|''{{Lang|pi|kamma}}'']] ({{Terjemahan harfiah|perbuatan}}) dan mengembangkanpengembangan kesan baik dalam batin seseorang, untuk mencapai kecerahan penuh dengan mengenali kualitas-kualitas batiniah.
 
=== Perenungan terhadap Sangha (''Saṅghānussati'') ===
Kitab [[Aṅguttara Nikāya]] menyajikan syair-syair berikut untuk merenungi Sangha:
 
Baris 100 ⟶ 97:
Berlatih dengan baik, atau berlatih dengan integritas, berarti berbagi apa yang telah dipelajari dengan orang lain.
 
=== Perenungan terhadap sila (''Sīlanussati'') ===
''Aṅguttara Nikāya'' memberikan syair berikut untuk mengingat kebajikan:
 {{blockquote|"[They are] untorn, unbroken, unspotted, unsplattered, liberating, praised by the wise, untarnished, conducive to [[Samadhi|concentration]]."|Mahānāma Sutta ([[Aṅguttaranikāya|AN]] 11.12){{sfnp|Thanissaro|1997a}}}}
 
=== Perenungan terhadap kedermawanan (''Cāgānussati'') ===
Kitab [[Aṅguttara Nikāya]] menyajikan syair berikut untuk merenungi kemurahan hati:
 
{{blockquote|"It is a gain, a great gain for me, that — among people overcome with the stain of possessiveness — I live at home, my awareness cleansed of the stain of possessiveness, freely generous, openhanded, delighting in being magnanimous, responsive to requests, delighting in the distribution of [[Dāna|alms]]."|Mahānāma Sutta ([[Aṅguttaranikāya|AN]] 11.12){{sfnp|Thanissaro|1997a}}}}
 
=== Perenungan terhadap para dewa (''Devatānussati'') ===
Kitab [[Aṅguttara Nikāya]] menyajikan syair-syair berikut untuk merenungi [[Dewa (Buddhisme)|para dewa]] :