Kabupaten Bulukumba: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Kabupaten Bulukumba adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
Baris 16:
|motto=-
|kepala daerah=[[Bupati]]
|nama kepala daerah=[[H. Zainuddin Hasan]]
|web=http://www.bulukumbakab.go.id/
}}
 
'''Kabupaten Bulukumba''' adalah salah satu [[Daerah Tingkat II]] di [[provinsi]] [[Sulawesi Selatan]], [[Indonesia]]. [[Ibu kota]] [[kabupaten]] ini terletak di [[Kota Bulukumba]] Bulukumba. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.154,67 km² dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 450394.000757 jiwa{{perkapan}} (berdasarkan [[sensus]] penduduk 2010). Kabupaten Bulukumba mempunyai 10 [[Kecamatan]], 24 [[Kelurahan]], serta 123 [[Desa]].
 
== Letak Wilayah ==
 
Secara kewilayahan Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat [[dimensi]], yakni dataran tinggi pada kaki [[gunung]] Bawakaraeng – Lompobattang, dataran rendah, pantai, dan laut lepas.<br>
 
Kabupaten Bulukumba terletak di ujung bagian selatan ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan, terkenal dengan industri perahu phinisi yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba 1.154,67 Km2 dengan jarak tempuh dari Kota [[Makassar]] sepanjang 153 Km.
 
== Letak Geografis ==
 
Secara geografis Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara 5o 20” sampai 5o 40” Lintang Selatan dan 119o 50” sampai 120o 28” Bujur Timur.<br />
Batas-batas Wilayah:
-Sebelah Utara : [[Kabupaten Sinjai]]
-Sebelah Selatan : [[Laut Flores]]
-Sebelah Timur : [[Teluk Bone]]
-Sebelah Barat : [[Kabupaten Bantaeng]].
 
== Sejarah Singkat ==
 
[[Mitologi]] penamaan "Bulukumba", konon bersumber dari dua kata dalam bahasa [[Bugis]] yaitu "Bulu’ku" dan "Mupa" yang dalam bahasa Indonesia berarti "masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya".<br>
 
[[Mitos]] ini pertama kali muncul pada abad ke–17 [[Masehi]] ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu kerajaan [[Gowa]] dan kerajaan [[Bone]]. Di pesisir pantai yang bernama "Tana Kongkong", di situlah utusan Raja Gowa dan Raja Bone bertemu, mereka berunding secara damai dan menetapkan batas wilayah pengaruh kerajaan masing-masing.<br>
 
Bangkeng Buki' (secara harfiah berarti kaki bukit), yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompobattang diklaim oleh pihak kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian timur. Namun pihak kerajaan Bone berkeras memertahankan Bangkeng Buki' sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan.<br>
 
Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis "Bulukumupa", yang kemudian pada tingkatan dialek tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi "Bulukumba".<br>
Konon sejak itulah nama Bulukumba mulai ada, dan hingga saat ini resmi menjadi sebuah kabupaten.<br>
 
Peresmian Bulukumba menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya Undang–undang nomor 29 tahun 1959, tentang Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II di Sulawesi, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba nomor 5 tahun 1978, tentang Lambang Daerah.<br>
 
Akhirnya setelah dilakukan seminar sehari pada tanggal 28 [[Maret]] 1994 dengan narasumber Prof. Dr. H. Ahmad Mattulada (ahli sejarah dan budaya), maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten Bulukumba, yaitu tanggal 4 [[Februari]] 1960 melalui Peraturan Daerah nomor 13 tahun 1994.<br>
 
Secara [[yuridis]] formal Kabupaten Bulukumba resmi menjadi daerah tingkat II setelah ditetapkan Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4 Februari 1960 dan selanjutnya dilakukan pelantikan [[bupati]] pertama yaitu Andi Patarai pada tanggal 12 Februari 1960.<br>
 
==== Slogan Kabupaten Bulukumba ====
 
[[Paradigma]] kesejarahan, kebudayaan, dan keagamaan memberikan nuansa moralitas dalam sistem pemerintahan yang pada tatanan tertentu menjadi etika bagi struktur kehidupan masyarakat melalui satu prinsip "Mali’ siparappe, Tallang sipahua."<br>
 
Ungkapan yang mencerminkan perpaduan dari dua dialek bahasa Bugis – Makassar tersebut merupakan gambaran sikap batin masyarakat Bulukumba untuk mengemban amanat persatuan di dalam mewujudkan keselamatan bersama demi terciptanya tujuan pembangunan lahir dan batin, material dan spiritual, dunia dan akhirat.<br>
 
Nuansa moralitas ini pula yang mendasari lahirnya [[slogan]] pembangunan "Bulukumba Berlayar" yang mulai disosialisasikan pada bulan [[September]] 1994 dan disepakati penggunaannya pada tahun 1996. Konsepsi "Berlayar" sebagai moral pembangunan lahir batin mengandung [[filosofi]] yang cukup dalam, serta memiliki kaitan kesejarahan, kebudayaan, dan keagamaan dengan masyarakat Bulukumba.<br>
 
"Berlayar", merupakan sebuah [[akronim]] dari kalimat kausalitas yang berbunyi "Bersih, Lingkungan, Alam, Yang, Ramah". Filosofi yang terkandung dalam slogan tersebut dilihat dari tiga sisi pijakan yaitu sejarah, kebudayaan, dan keagamaan.<br>
 
=== Pijakan Sejarah (History) ===
 
Bulukumba lahir dari suatu proses perjuangan panjang yang mengorbankan harta, darah dan nyawa. Perlawanan [[rakyat]] Bulukumba terhadap kolonial [[Belanda]] dan [[Jepang]] menjelang [[Proklamasi]] Kemerdekaan [[Republik]] Indonesia tahun 1945 diawali dengan terbentuknya barisan "merah putih" dan "laskar brigade pemberontakan Bulukumba angkatan rakyat". Organisasi yang terkenal dalam sejarah perjuangan ini, melahirkan pejuang yang berani mati menerjang gelombang dan badai untuk merebut cita–cita kemerdekaan sebagai wujud tuntutan hak asasi manusia dalam hidup berbangsa dan bernegara.
 
=== Pijakan Kebudayaan (Culture) ===
 
Dari sisi budaya Bulukumba telah tampil menjadi sebuah "[[legenda]] modern", dalam kancah percaturan kebudayaan Nasional. Bahkan melalui industri budaya dalam bentuk perahu baik itu perahu jenis phinisi, padewakkang, lambo, pajala, maupun jenis lepa–lepa yang telah berhasil mencuatkan nama Bulukumba di dunia [[internasional]]. Kata layar memiliki pemahaman terhadap adanya subjek yang bernama perahu sebagai suatu refleksi kreativitas masyarakat Bulukumba.
 
=== Pijakan Keagamaan (Religion) ===
 
Masyarakat Bulukumba telah bersentuhan dengan ajaran [[agama]] [[Islam]] sejak awal abad ke–17 Masehi, yang diperkirakan tahun 1605 M. Ajaran agama islam ini dibawa oleh 3 (tiga) ulama besar (waliyullah) dari pulau Sumatera yang masing–masing bergelar Dato Tiro (Bulukumba), Dato Ribandang (Makassar), dan Dato Patimang ([[Luwu]]). Ajaran agama Islam yang berintikan [[tasawwuf]] ini menumbuhkan kesadaran religius bagi penganutnya dan menggerakkan sikap keyakinan mereka untuk berlaku zuhud, suci lahir batin, selamat dunia dan akhirat dalam kerangka tauhid "appasewang" (meng-Esa-kan Allah SWT).
 
== Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba ==
 
Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Bulukumba Nomor: 13 Tahun 1987, maka ditetapkanlah Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba, sebagai berikut:<br>
Makna Lambang Daerah:<br>
1. [[Perisai]] Persegi Lima<br>
Melambangkan sikap batin masyarakat Bulukumba yang teguh mempertahankan [[Pancasila]] sebagai dasar negara Republik Indonesia.<br>
2. Padi dan Jagung<br>
Melambangkan mata pencaharian utama dan merupakan makanan pokok masyarakat Bulukumba. Bulir padi sejumlah 17 bulir melambangkan tanggal 17 sebagai tanggal kemerdekaan RI. Daun jagung sejumlah 8 menandakan bulan Agustus sebagai bulan kemerdekaan RI. Kelopak buah jagung berjumlah 4 dan bunga buah jagung berjumlah 5 menandakan tahun [[1945]] sebagai tahun kemerdekaan RI.<br>
3. Perahu Phinisi<br>
Sebagai salah satu mahakarya ciri khas masyarakat Bulukumba, yang dikenal sebagai "Butta Panrita Lopi" atau daerah bermukimnya orang yang ahli dalam membuat perahu.<br>
4. Layar perahu phinisi berjumlah 7 buah<br>
Melambangkan jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Bulukumba, tetapi sekarang sudah dimekarkan menjadi 10 kecamatan.<br>
5. Tulisan [[aksara]] [[lontara]] di sisi perahu "Mali Siparappe, Tallang Sipahua"<br.
Mencerminkan perpaduan dari dua dialek Bugis-Makassar yang melambangkan persatuan dan kesatuan dua suku besar yang ada di Kabupaten Bulukumba.<br>
6. Dasar Biru<br>
Mencerminkan bahwa Kabupaten Bulukumba merupakan daerah maritim.<br>
 
== 10 Kecamatan ==
 
Awal terbentuknya, Kabupaten Bulukumba hanya terdiri atas tujuh kecamatan (Ujungbulu, Gangking, Bulukumpa, Bontobahari, Bontotiro, Kajang, Herlang), tetapi beberapa kecamatan kemudian dimekarkan dan kini “butta panrita lopi” sudah terdiri atas 10 kecamatan.<br>
 
Ke-10 kecamatan tersebut adalah:<br>
1. Kecamatan Ujungbulu (Ibukota Kabupaten)<br>
2. Kecamatan Gantarang <br>
3. Kecamatan Kindang<br>
4. Kecamatan Rilau Ale<br>
5. Kecamatan Bulukumpa<br>
6. Kecamatan Ujungloe<br>
7. Kecamatan Bontobahari<br>
8. Kecamatan Bontotiro<br>
9. Kecamatan Kajang<br>
10. Kecamatan Herlang<br>
 
Dari 10 kecamatan tersebut, tujuh di antaranya merupakan daerah pesisir sebagai sentra pengembangan [[pariwisata]] dan perikanan yaitu Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, dan Kecamatan Herlang.<br>
 
Tiga kecamatan lainnya tergolong sentra pengembangan pertanian dan perkebunan, yaitu Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale, dan Kecamatan Bulukumpa.<br>
 
== [[Topografi]] ==
 
=== [[Morfologi]] Ruang ===
 
==== Morfologi Daratan ====
Daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 s/d 25 meter di atas permukaan laut meliputi tujuh kecamatan pesisir yaitu: Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, dan Kecamatan Herlang.<br>
 
==== Morfologi Bergelombang ====
Daerah bergelombang dengan ketinggian antara 25 s/d 100 meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan Bulukumpa, dan Kecamatan Rilau Ale.<br>
 
==== Morfologi Perbukitan ====
Daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke utara dengan ketinggian 100 s/d di atas 500 meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.<br>
 
=== Ketinggian ===
 
Wilayah Kabupaten Bulukumba lebih didominasi dengan keadaan topografi dataran rendah sampai bergelombang. Luas dataran rendah sampai bergelombang dan dataran tinggi hampir berimbang yaitu jika dataran rendah sampai bergelombang mencapai sekitar 50,28% maka dataran tinggi mencapai 49,72%.<br>
 
=== Klimatologi ===
 
Kabupaten Bulukumba mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82°C – 27,68°C. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan tanaman perkebunan. Berdasarkan analisis Smith – Ferguson (tipe iklim diukur menurut bulan basah dan bulan kering) maka klasifikasi iklim di Kabupaten Bulukumba termasuk iklim lembab atau agak basah.<br>
 
Kabupaten Bulukumba berada di sektor timur, musim gadu antara [[Oktober]] – Maret dan [[musim]] rendengan antara April – September. Terdapat 8 buah [[stasiun]] penakar hujan yang tersebar di beberapa kecamatan yakni: stasiun Bettu, stasiun Bontonyeleng, stasiun Kajang, stasiun Batukaropa, stasiun Tanah Kongkong, stasiun Bontobahari, stasiun Bulo–bulo dan stasiun Herlang.<br>
 
Daerah dengan curah hujan tertinggi terdapat pada wilayah barat laut dan timur sedangkan pada daerah tengah memiliki curah hujan sedang sedangkan pada bagian selatan curah hujannya rendah.<br>
 
Curah hujan di Kabupaten Bulukumba sebagai berikut:<br>
•Curah hujan antara 800 – 1000 mm/tahun meliputi Kecamatan Ujungbulu, sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian besar Bontobahari<br>
•Curah hujan antara 1000 – 1500 mm/tahun meliputi sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian Bontotiro<br>
•Curah hujan antara 1500 – 2000 mm/tahun meliputi Kecamatan Gantarang, sebagian Rilau Ale, sebagian Ujung Loe, sebagian Kindang, sebagian Bulukumpa, sebagian Bontotiro, sebagian Herlang dan Kecamatan Kajang<br>
•Curah hujan di atas 2000 mm/tahun meliputi Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Herlang.<br>
 
=== Jenis Tanah ===
 
Tanah di Kabupaten Bulukumba didominasi jenis tanah Latosol dan Mediteran. Secara spesifik terdiri atas tanah Alluvial Hidromorf coklat kelabu dengan bahan induk endapan liat pasir terdapat dipesisir pantai dan sebagian di daratan bagian utara. Sedangkan tanah regosol dan mediteran terdapat pada daerah-daerah bergelombang sampai berbukit di wilayah bagian barat.
 
=== Hidrologi ===
 
Sungai di kabupaten Bulukumba ada 32 aliran, yang terdiri dari sungai besar dan sungai kecil. Sungai-sungai ini mencapai panjang 603,50 km dan yang terpanjang yaitu sungai Sangkala yakni 65,30 km, sedangkan yang terpendek adalah sungai Biroro yakni 1,50 km. Sungai-sungai ini mampu mengairi lahan sawah seluas 23.365 Ha.
 
 
Referensi:<br>
- http://www.bulukumbakab.go.id/<br>
- http://panwaslu-sulsel.com/bulukumba/96-sekilas-kabupaten-bulukumba<br>
- http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/<br>
 
{{Kabupaten Bulukumba}}