Gwanggaeto yang Agung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adesio2010 (bicara | kontrib)
Adesio2010 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
Sebagai tambahan, di tahun 399, [[Silla]] menyerah pada Goguryeo untuk perlindungan razia dari Baekjae. Gwanggaeto merebut ibukota Baekje yang sekarang adalah [[Seoul]] dan menjadikan [[Baekje]] sebagai kaki tangannya. Banyak yang berpendapat bahwa penyatuan longgar ini dibawah Goguryeo merupakan penyatuan yang sebenarnya dari [[Tiga Kerajaan Korea|Tiga Kerajaan]].
 
Prestasi Gwanggaeto dicatat di [[Tugu PeringatanPrasasti Gwanggaeto]], yang didirikan pada tahun 414 di kompleks pemakamannya di Ji'an yang sekarang adalah perbatasan antara [[Cina]]-[[Korea Utara]]. Tugu ini merupakan tugu peringatan yang terbesar di dunia.
 
{{Infobox Korean name
Baris 22:
}}
 
== Kelahiran & Latar Belakang ==
Ketika Gwanggaeto lahir, Goguryeo belum memiliki cukup kekuasaan. Sesaat sebelum kelahirannya, [[Baekje]], [[Geunchogo dari Baekje|Raja Geunchogo]] mengalahkan Goguryeo dengan telak, merebut benteng keduanya yang paling besar di [[Pyongyang]] dan membunuh Raja Goguryeo, [[Gogugwon dari Goguryeo|Gogugwon]]. Raja Goguryeo [[Sosurim dari Goguryeo|Sosurim]], yang mewarisi Gogukwon setelah kematian pendahulunya di tahun 371, menyimpan ketentuan luar negerinya sebagai isolasi sebagai kemungkinan untuk membangun kembali negara yang sangat lemah oleh invasi Baekje di tahun 371. [[Gogugyang dari Goguryeo|Gogugyang]], yang menggantikan Sosurim, menerapkan ketentuan yang sama, memilih untuk fokus pada rehabilitasi dan remobilisasi pasukan Goguryeo.
 
Setelah mengalahkan Goguryeo di tahun 371, Baekje menjadi kekuasaan dominan di Asia Timur, yang pengaruhnya tidak terbatas di Peninsula Korea. Dengan keadaan itu, Raja Geunchogo menyita beberapa kota pesisir di Cina, tercatat [[Liaoxi]] dan [[Shandong]], untuk mempertahankan keunggulannya atas Goguryeo dan berbagai dinasti Cina selatan, yang baru muncul di dalam konteks perang saudara penyebab jatuhnya [[Dinasti Han]] di tahun 220 dan invasi serentak dari suku asing, termasuk tapi tidak terbatas ke [[Xiongnu]] dan [[Xianbei]] ([[Wu Hu]]). Baekje dibawah pimpinan Geunchogo juga sepertinya memiliki hubungan dekat dengan [[Jepang]] dan membina hubungan baik dengan kerabat dari kepulauan tersebut. Dengan demikian, Goguryeo dikepung oleh pasukan Baekje yang berkuasa di selatan dan barat, yang cenderung menghindari konflik dengan tetangga Semenanjung yang sementara membina hubungan yang konstruktif dengan Xienpei dan [[Rouran]], untuk mempertahankan diri dari invasi di masa depan, dan bahkan mungkin kehancuran negara tersebut.
 
 
== Menjadi Berkuasa dan kampanye melawan Baekje ==
Baris 40 ⟶ 41:
 
== Kematian & Warisan ==
Raja Gwanggaeto wafat karena sakit di tahun 413, pada usia 39 tahun. Meskipun Gwanggaeto hanya memerintah selama 22 tahun dan meninggal pada usai yang relatif masih muda, perjuangannya menandai gelombang besar di dalam sejarah Korea. Kecuali selama periode 200 tahun dimulai dengan putranya dan pewaris, [[Jangsu dari Goguryeo|Raja Jangsu]], dan kerajaan kemudian [[Balhae]], Korea tidak pernah sebelumnya atau sejak saat itu memerintah wilayah yang sedemikian besar. Terdapat bukti bahwa secara maksimal Goguryeo berbaring ke arah lebih jauh kebarat, yang sekarang [[Mongolia]], berbatasan dengan [[Rouran]] dan [[GöktürksGöktürk]]. Gwanggaeto juga diberikan kredit dalam mendirikan gelar kerajaan yang dicatat untuk pertama kalinya di dalam sejarah Korea, sikap simbolis seorang raja Goguryeo yang setara dengan rekan-rekan China mereka.
 
Di hari ini, Raja Gwanggaeto yang Agung merupakan satu dari kedua pemimpin di Korea yang diberikan gelar 'Agung' setelah nama mereka (yang lainnya adalah [[Sejong yang Agung dari Joseon]], yang membuat [[Hangul|alfabet Korea]]). Ia dianggap oleh bangsa Korea sebagai salah satu pahlawan sejarah, dan seringkali diambil sebagai simbol ampuh [[nasionalis Korea]]. Belakangan ini, [[bangsa Cina]] melancarkan programnya dengan berusaha untuk menggabungkan sejarah Goguryeo dengan konteks [[sejarah Cina]], yang menyulut keberangan bangsa Korea.
 
[[Tugu PeringatanPrasasti Gwanggaeto]], adalah monumen setinggi enam meter yang didirikan oleh [[Jangsu dari Goguryeo|Raja Jangsu]] di tahun 414, ditemukan oleh [[Manchuria]] di tahun 1875 oleh seorang pelajar Cina. Meskipun tugu peringatanprasasti itu memberikan kita sejumlah besar informasi di masa pemerintahannya, hal ini juga menyebabkan kontroversial tentang pandangan bersejarah. Ini dikarenakan mengandung beberapa referensi yang berasal dari Jepang. Kisah-kisah Jepang tersebut adalah:
 
*Tahun 391 Jepang menyeberangi lautan dan mengalahkan Baekje dan Silla dan membuat mereka takluk.
Baris 51 ⟶ 52:
*Tahun 404 Jepang kalah perang melawan Goguryeo di selatan Lelang (Pyongyang).
 
Diantara mereka, kisah di tahun 391 menjadi sangat kontroversial karena teks dari tugu peringatanprasasti tersebut tidak jelas dan menyinggung keberadaan Jepang di Peninsula Korea di abad ke-4, dimana para pelajar Korea menolaknya. Juga, keberadaan Jepang di Peninsula Korea dengan kekuatan di tahun 391 tidak mungkin untuk setiap Silla dan Baekje berdasarkan kesusastraan sejarah mengindikasikan bahwa hal tersebut tidak terjadi. Banyak orang menganggap hal ini aneh bahwa buatan yang di dedikasikan untuk prestasi Goguryeo yang hebat akan menyinggung prestasi Jepang yang tidak ada sangkut pautnya dengan Goguryeo atau Raja Gwanggaeto. Juga, para sejarawan mengindikasikan perbedaan tehnologi antara Jepang dan Korea pada saat itu. Ini akan menjadi mustahil bagi Jepang untuk memiliki negara yang ditundukkan yang memiliki teknologi yang unggul di atas penghalang laut. Para pelajar Korea menuntut bahwa tugu peringatanprasasti tersebut sengaja dirusak oleh tentara kerajaan Jepang untuk memberikan preseden sejarah di jaman penjajahan Jepang di Korea. Hal ini sangat mungkin terjadi karena Jepang telah memanipulasi beberapa dokumen sejarah di era kerajaan pada awal abad ke-20. Para pelajar Korea menuntut bahwa bagian itu harus ditafsirkan sebagai berikut :
 
*Di tahun 391 Goguryeo menyeberangi lautan dan mengalahkan Baekje dan Silla dan membuat mereka takluk pada kerajaan Goguryeo.