Malam Satu Suro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot:kosmetik perubahan |
k :-{{spoiler}} ; sesuai diskusi usulan |
||
Baris 30:
== Sinopsis ==
Di awal film, di tengah sebuah hutan, arwah seorang wanita yang gentayangan berwujud [[sundel bolong]] dibangkitkan dari [[kuburan]]nya oleh Ki Rengga, seorang [[dukun]] [[suku Jawa|Jawa]] sakti untuk dijadikan [[anak angkat]]nya. Dukun Jawa itu berkata: "''Suketi, manuta nduk, kowé arep takdadikké anak angkatku.''" ("Suketi, menurutlah nak, engkau akan kujadikan anak angkatku"). Dia kemudian menancapkan [[paku]] keramat ke kepala Suketi ([[Suzanna]]), arwah penasaran tersebut, merapal [[mantera]] kuna ber[[bahasa Jawa]] dan sundel bolong itu pun menjadi manusia kembali. Suatu hari dua orang pemuda dari [[Jakarta]] sedang berburu [[kelinci]] di hutan tersebut. Bardo Ardiyanto ([[Fendi Pradana]]), sang pemburu tersebut, bersama temannya Hari, nyaris membunuh buruannya, namun dihalangi oleh seorang wanita cantik, dia pun penasaran akan wanita tersebut dan akhirnya bertemu dengan Suketi. Bardo dan Suketi langsung saling jatuh cinta dan Bardo berniat melamar Suketi. Awalnya lamarannya ditolak oleh Ki Rengga, ayah angkat Suketi, namun akhirnya disetujui setelah permohonan Bardo yang tulus dan dorongan Suketi ke orang tua angkatnya. Bardo mengikuti syarat Ki Rengga, bahwa pernikahan harus diadakan pada "Malam satu Suro" (Tanggal 1 [[Sura]], [[tahun baru]] dalam penanggalan [[Jawa]]) di tengah ''Alas Roban'' ("[[Hutan Roban]]") tanpa dihadiri siapa pun kecuali sang dukun Jawa dan pasangan [[pengantin]] tersebut dalam sebuah adegan ritual mistik Jawa kuna yang diiringi tari-tarian [[peri]].
|