Judith dari Flandria: Perbedaan antara revisi

Lewat pernikahannya dengan dua Raja Wessex, Judith dua kali menjadi Ratu Wessex dan keduanya adalah ibu tiri dan kemudian saudara ipar [[Alfred yang Agung]]. Yang menarik, putra Judith oleh pernikahannya yang ketiga, [[Baldwin II, Count Flanders]] akan terus menikahi putri Alfred, [[Ælfthryth, Countess Flanders|Ælfthryth]] (juga dikenal sebagai ''Elfrida''). Dengan pernikahannya yang ketiga, Judith juga merupakan leluhur dari Ratu Inggris lain, [[Matilda dari Flandria]], permaisuri Inggris raja Norman pertama, [[William sang Penakluk]]. Oleh karena itu Judith bukan hanya leluhur dari Counts Flandria, namun lewat Matilda, ia juga merupakan leluhur langsung Monarki Inggris dan kemudian Britania Raya dan Negara-negara Persemakmuran.

 

Diikuti dengan kematian suami keduanya, Judith menjual propertinya di Wessex dan kembali ke Perancis. Menurut ''Chronicle of St. Bertin'', ayahnya mengirimnya ke sebuah Biara di Senlis, dimana ia akan tinggal ''"dbawah perlindungan dan hak asuhnya, dengan segala hormat kepada seorang ratu, sampai tiba waktu yang tepat, jika ia bisa tetap suci, ia dapat menikah di dalam cara yang dikatakan apostle , yang tepat dan legal."''<ref>Geary, Patrick J. Women at the Beginning: Origin Myths from the Amazons to the Virgin Mary. (Princeton: Princeton University Press, 2006),p. 52 </ref> Kemungkinan, Charles bermaksud untuk mengatur pernikahan lain untuk putrinya. Namun, sekitar hari raya Natal di tahun 861, Judith kawin lari dengan [[Baldwin I dari Flanders|Baldwin]], yang kemudian menjadi Count [[Flandria]]. Keduanya sepertinya memberkati pernikahan mereka di [[Biara Senlis]] pada saat itu. Catatan dari insiden di dalam ''Sejarah'' menggambarkan Judith bukan sebagai korban pasif dari penculikan mempelai melainkan sebagai seorang prakarsa yang aktif, kawin lari atas instigasi Baldwin dan akhirnya dengan persetujuan saudara laki-lakinya [[Louis yang Gagap]].<ref>Geary, Patrick J. Women at the Beginning: Origin Myths from the Amazons to the Virgin Mary. (Princeton: Princeton University Press, 2006),p. 53</ref>