Muhammad Nashiruddin Al-Albani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 26:
Dalam menegakkan dakwah tauhid diatas landasan manhaj [[''Salafus Shalih'']] (pendahulu orang-orang sholeh (Rasulullah & para Shahabatnya)), [[Al-Albani]] mengalami banyak cobaan. Ia sering menghadapi penentangan yang keras dari orang-orang ekstrimis (khawarij), bahkan juga dari ulama-ulama madzhab yang fanatik, guru-guru sufi, kaum [[khurafat]], dan para liberalis yang menjulukinya sebagai wahabi sesat, bahkan banyak diantaranya yang menebarkan fitnah dan tuduhan-tuduhan tak berhujjah kepada [[Al-Albani]]. Namun banyak juga ulama-ulama dan kaum pelajar yang simpati terhadap dakwahnya sehingga dalam majelisnya selalu dipenuhi oleh para penuntut ilmu yang haus akan kajian ilmu yang sesuai dengan [[Al-Qur’an]] dan [[As-Sunnah]], karena ia termasuk pengibar panji tauhid.
Dalam kehidupannya,
Suatu hari di perpustakaan Zhahirriyyah, selembar kertas hilang dari manuskrip yang digunakan Syaikh [[Al-Albani]]. Kejadian ini menjadikannya mencurahkan seluruh perhatian untuk membuat katalog seluruh manuskrip hadits di perpustakaan agar folio yang hilang tersebut bisa ditemukan. Karenanya, ia mendapatkan banyak ilmu dari ribuan manuskrip hadits, sesuatu yang telah dibuktikan beberapa tahun kemudian oleh DR. Muhammad Mustafa A’dhami pada pendahuluan “Studi Literatur Hadits Awal”, dimana DR. Muhammad Mustafa A'dhami mengatakan, “Saya mengucapkan terimakasih kepada Syaikh Nashiruddin Al-Albani, yang telah menempatkan keluasan ilmunya pada manuskrip-manuskrip langka dalam tugas akhir saya”.
|