Banjir Jakarta 2007: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 136:
==Kritik==
Gubernur DKI Jakarta [[Sutiyoso]] menanggapi kritikan dengan mengatakan bahwa banjir ini adalah fenomena alam, <ref>{{cite web|url = http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2007/02/070206_jktfloodtuesday.shtml |title = Hujan Ganggu Penanganan Banjir | accessdate = 16 Februari| accessyear= 2007}}</ref>, dan merupakan banjir lima tahunan. Sutiyoso menganggap pemerintah sudah berusaha maksimal menangani banjir.<ref> {{cite web|url = http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=32806 |title = SUTIYOSO: INI FENOMENA ALAM, MENUNGGU SURUT SAJA | accessdate = 16 Februari| accessyear= 2007}}</ref> Pernyataan ini dapat dinilai sebagai suatu usaha melarikan diri dari tanggung jawab karena tidak ada bukti bahwa banjir merupakan gejala alam yang terjadi setiap lima tahun. Banjir besar sebelumnya terjadi di tahun 1996 dan 2002 yang berarti interval pertamanya adalah enam tahun. Pengakuan usaha maksimal juga sangat tidak tepat karena dalam kurun waktu 2004 s/d 2006 pemerintahan Sutiyoso terfokus pada pengembangan proyek busway yang sebagian dananya mengambil dari alokasi dana pemeliharaan dan pengembangan tanggul pencegah banjir.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat [[Aburizal Bakrie]] berkomentar bahwa para korban banjir "masih dapat tertawa" dan peristiwa banjir ini hanya dibesar-besarkan media "seolah-olah dunia mau kiamat"<ref name="bakrie-kiamat">[http://www.liputan6.com/view/3,137049,1,0,1170777891.html "Aburizal Bakrie: Media Membesar-besarkan soal Banjir"], ''[[Liputan 6]]'', 6 Februari 2007</ref> sehingga ia dikritik para korban dan anggota [[DPR]].<ref name="jpost-bakrie">[http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20070208.B07 "Survivors say floods are nothing to laugh about"], ''[[The Jakarta Post]]'', 8 Februari 2007</ref> Padahal kenyataan di lapangan memperlihatkan bahwa banyak korban banjir yang bahkan tidak mampu berkomentar akibat dari tekanan stress serta buruknya kondisi hidup di tempat-tempat pengungsian. Sifat rakyat Indonesia yang cenderung berusaha ramah dan tersenyum apabila diwawancarai telah dijadikan sebagai alasan untuk menolak tanggung jawab dalam kegagalan mengatasi bencana banjir.
{{sect-stub}}
|