Konten dihapus Konten ditambahkan
Triyatni (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
John Vandenberg (bicara | kontrib)
 
Baris 16:
 
Pengalaman dalam bekerja menyadarkan dia akan pentingnya [[etika profesi]] sebagai pengendali dalam bekerja sebagai seorang [[arsitek]] [[profesional]]. Karena alasan tersebut, Triyatni tidak lelah untuk mengusulkan agar etika profesi menjadi salah satu mata kuliah di [[Jurusan Arsitektur Unhas]]. Tulisan-tulisannya tentang etika profesi arsitek antara lain disebar luaskan melalui kegiatan Himpunan Mahasiswa Arsitektur Unhas. Perhatiannya terhadap masalah etika juga mendorong Triyatni dalam aktifitasnya sebagai arsitek untuk membuktikan kepada siapa saja terutama kepada mahasiswa bahwa masih ada orang Indonesia yang bisa menghasilkan karya yang baik tanpa perlu melakukan hal-hal yang dikategorikan sebagai tercela. Di Unhas dia menunjukkan kegigihan untuk menjaga integritas sebagai seorang arsitek yang terlihat pada hasil karyanya antara lain Fasilitas Global Development Learning Network ([[GDLN]]) yang dianggap sebagai fasilitas sejenis terbaik yang dibiayai oleh [[Bank Dunia]], Ruang Senat Universitas dan Ruang Rapat A Gedung [[Rektorat]] [[Unhas]].
 
[[Kategori:Pengguna yang berasal dari Indonesia]]