Bakoel Koffie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
22Kartika (bicara | kontrib)
22Kartika (bicara | kontrib)
Baris 6:
Sejak lama, Liaw Tek Sun membeli biji kopi dari seorang wanita yang membawanya dengan bakul. Liaw Tek Sun menggunakan kayu bakar untuk memanggang biji kopi tersebut dan menyeduhnya untuk para tamu. Di tahun 1927, Liaw Tek Sun mendirikan pabrik kopi pertama di Weltevreden yang dinamakan Tek Sun Ho, Eerstee Weltrever-denschee Koffiebranderij.<ref name="ugm">[http://luk.staff.ugm.ac.id/itd/Batavia/03.html Molenvliet Tempo Doeloe (1/2)], UGM. Diakses pada 9 Agustus 2013.</ref> Dua tahun kemudian, dia menyerahkan usaha keluarga tersebut ke anaknya Wudjan Widjaja (Liauw Sim Yao).<ref name="resmi">[http://www.bakoelkoffie.com/history.html The Bakoel's History], Situs Resmi Bakoel Koffie. Diakses pada 9 Agustus 2013.</ref> Para pelanggan toko kopi ini telah meluas, tidak hanya penduduk lokal dan Tionghoa, tetapi juga orang Belanda, Arab, dan Jepang.
 
==Pengembangan Usaha==
Di tahun 1938, ketika Tek Sun Ho merayakan ulang tahun ke-60, toko tersebut telah mengambangkan metode memanggang biji kopi dengan ''rotating drum'' tetapi tetap menggunakan kayu bakar. Perayaan ulang tahun tersebut diisi dengan memberikan makanan enak kepada pengunjung dan mereka juga boleh meminum kopi sebanyak yang mereka inginkan.<ref name="jkt"/>
 
Di tahun 1969, usaha kopi ini diteruskan oleh anak Wudjan Widjaja, yaitu Darmawan Widjaja.
 
==Ekspor Kopi==