Robert Wolter Mongisidi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
== Biografi ==
Robert dilahirkan di Malalayang (sekarang bagian dari [[Manado]]) dan anak dari Petrus MonginsidiMongisidi dan Lina Suawa. dia memulai pendidikannya pada 1931 di sekolah dasar ({{lang-nl|Hollands Inlandsche School}} atau ([[HIS]]), yang diikuti sekolah menengah ({{lang-nl|Meer Uitgebreid Lager Onderwijs}} atau [[MULO]]) di Frater Don Bosco di Manado. MonginsidiMongisidi lalu dididik sebagai guru bahasa jepang pada sebuah sekolah di [[Tomohon]]. Setelah studinya, dia mengajar Bahasa Jepang di [[Liwutung, Ratahan, Minahasa Tenggara|Liwutung]], di [[Minahasa]] , dan di [[Luwuk]], [[Sulawesi Tengah]], sebelum ke [[Makassar]], [[Sulawesi Selatan]].<ref name="KOMANDOKO1">{{cite book | first = Gamal | last = Komandoko | year = 2006 | title = Kisah 124 Pahlawan and Pejuang Nusantara | pages = 278}}</ref>
 
Kemerdekaan Indonesia [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|diproklamasikan]] saat Mongisidi berada di Makassar. Namun, Belanda berusaha untuk mendapatkan kembali kendali atas Indonesia setelah berakhirnya [[Perang Dunia II]]. Mereka kembali melalui NICA (''Netherlands Indies Civil Administration''/Administrasi Sipil Hindia Belanda). Monginsidi menjadi terlibat dalam perjuangan melawan NICA di Makassar.<ref name="SUDARMANTO">{{cite book | first = J.B. | last = Sudarmanto | year = 2007 | title = Jejak-jejak Pahlawan | pages = 220 | publisher = Grasindo}}</ref> Pada tanggal [[17 Juli]] [[1946]], Mongisidi dengan Ranggong Daeng Romo dan lainnya membentuk Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS), yang selanjutnya melecehkan dan menyarang posisi Belanda. Dia ditangkap oleh Belanda pada [[28 Februari]] [[1947]], tetapi berhasil kabur pada [[27 Oktober]] [[1947]]. Belanda menangkapnya kembali dan kali ini Belanda menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Mongisidi dieksekusi oleh tim penembak pada 5 September 1949.<ref name="KOMANDOKO2">{{cite book | first = Gamal | last = Komandoko | year = 2006 | title = Kisah 124 Pahlawan and Pejuang Nusantara | pages = 280}}</ref> Jasadnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Makassar pada [[10 November]] [[1950]].<ref name="MEDIAPUSINDO">{{cite book | title = Pahlawan Indonesia | pages = 118 | publisher = Media Pusindo}}</ref>