Ay: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adesio2010 (bicara | kontrib) |
Adesio2010 (bicara | kontrib) |
||
Baris 38:
[[Himne Besar ke Aten]] juga ditemukan didalam makam Amarnanya yang dibangun ketika ia bekerja dibawah Akhenaten. Sangat memungkinkan bahwa hal ini diperlukan oleh Akhenaten, meskipun tidak terbukti bahwa Ay setuju dengan keputusan Akhenaten untuk mempromosikan Aten dari segala dewa. Hal ini menunjukkan bahwa ia percaya pada revolusi keagamaan Akhenaten.
Istrinya [[Tey]] berasal dari rakyat jelata namun diberikan gelar ''Perawat Istri Firaun yang Agung''.<ref name="Sunset 96"/> Jika ia adalah ibunda [[Nefertiti]] ia diharapkan memiliki gelar kerajaan ''Ibunda Istri yang Agung Firaun'' sebaliknya, jika Ay adalah ayahanda Nefertiti, maka Tey adalah ibu tirinya.<ref name="Sunset 96"/> Didalam beberapa makam kapel Amarna ada seorang wanita yang namanya dimulai dengan "Mut" yang memiliki gelar ''Saudari Istri Firaun yang Agung''. Ini juga bisa diartikan putri Ay dan istrinya Tey, dan diketahui bahwa ahli warisnya Horemheb menikahi seorang wanita yang bernama Mutnodjimet.<ref name="Sunset 98">Dodson, Aidan.<cite>Amarna Sunset: Nefertiti, Tutankhamun, Ay, Horemheb, and the Egyptian Counter-Reformation</cite>. p. 98 The American University in Cairo Press. 2009, ISBN 978-977-416-304-3</ref>
== Tutankhamun ==
[[File:Opening of the Mouth - Tutankhamun and Aja.jpg|thumb|Ay melakukan pembukaan upacara mulut untuk Tutankhamun, suatu adegan yang terdapat dimakam Tutankhamun.]]
Pemerintahan Ay didahului oleh Raja [[Tutankhamun]], yang naik tahta pada usia delapan atau sembilan tahun, pada masa perselisihan besar diantara monoteisme baru dan politeisme kuno. Ia dibantu didalam tugas-tugasnya sebagai raja dengan dua penasihat terdekat pendahulunya: [[Wazir (Mesir kuno)|Wazir]] yang Agung Ay dan Jenderal [[Horemheb]]. Pada masa kesembilan tahun pemerintahan Tutankhamun, sebagian besar dibawah pengarahan Ay, yang melihat kembali secara bertahap dewa-dewa kuno dan dengan itu pemulihan kekuasaan imamat Amun yang telah kehilangan pengaruh mereka dibawah kekuasaan Akhenaten.
Ilmuwan Mesir yang bernama [[Bob Brier]] menduga bahwa Ay membunuh Tutankhamun untuk menyerap kekuasaannya, sebuah klaim yang datang dari hasil pemeriksaan X-ray tubuhnya yang dilakukan pada tahun 1968. Ia juga menuduh bahwa [[Ankhesenamun]] dan Pangeran bangsa Het yang akan menikah dengannya juga dibunuh atas perintahnya.<ref>Hawass, Zahi. "Scanning Tutankhamun", <cite>KMT</cite>. Volume 16, Number 2. p. 33. Summer 2005.</ref> Teori pembunuhan ini tidak diterima oleh semua ulama, dan CT-scan mumi yang lebih rinci lagi dilakukan oleh National Geographic (yang diterbitkan pada akhir tahun 2005) yang menyatakan bahwa Tutankhamun tidak meninggal dari pukulan ke kepalanya seperti yang diteorikan oleh Brier. Para peneliti forensik di National Geographic sebaliknya menyajikan sebuah teori baru bahwa Tutankhamun meninggal dari sebuah infeksi yang disebabkan oleh tulang yang patah dikakinya karena ia kerap digambarkan berjalan dengan tongkat karena [[spina bifida]], sebuah penyakit turun temurun yang berasal dari keluarga ayahandanya.<ref>Hawass, Zahi. "Scanning Tutankhamun", <cite>KMT</cite>. Volume 16, Number 2. p. 34. Summer 2005.</ref> Fragmen tulang yang ditemukan di tengkorak Tutankhamun yang paling masuk akal adalah akibat dari kerusakan post-mortem yang disebabkan oleh pemeriksaan awal Howard Carter pada raja kecil tersebut "''karena mereka tidak menunjukkan bukti pelumuran dengan cairan pembalseman yang digunakan untuk mengawetkan Firaun setelah meninggal''."<ref>[http://news.nationalgeographic.com/news/2005/03/0308_050308_kingtutmurder.html] [http://news.nationalgeographic.com/news/2005/03/0308_050308_kingtutmurder_2.html] King Tut Not Murdered Violently, CT Scans Show, National Geographic, March 8, 2005.</ref> Namun Brier telah menyatakan bahwa fragmen tulang pada tengkorak tersebut tidak relevan dengan masalah apabila Tutankhamun mati terbunuh, mengakui bahwa kemungkinan tersebut disebabkan oleh pembalseman. Bukti Brier yang ia sajikan atas pembunuhan adalah sebuah tempat gelap yang terdapat pada dasar tengkorak yang menunjukkan adanya pukulan diatas kepala. Dr. Gerald Irwin setuju dengan Brier pada titik ini. ("The Murder of Tutankhamen" (March, 1999) ISBN 0-425-16689-9)
Bila hasil pemeriksaa CT-Scan telah diterbitkan, banyak ilmuwan menerima temuannya, namun beberapa masih percaya pada misteri kematian Tutankhamun jauh pada penyelesaian dan terus mendukung teori pembunuhan yang lebih tua. Ada berbagai buku yang baru-baru ini diterbitkan mengenai teori pembunuhan asli dan sengketa kesimpulan yang dicapai oleh Tim CT scan, meskipun juga mengutip cara lain pembunuhan, seperti keracunan.<ref>Haywood, John. <cite>The Penguin Historical Atlas of Ancient Civilizations </cite> p. 56. Penguin. 2005. ISBN 0-14-101448-2</ref><ref>King, Michael R., Cooper, Gregory M. <cite>Who Killed King Tut?: Using Modern Forensics to Solve a 3300-Year-Old Mystery (with New Data on the Egyptian CT Scan)</cite>, New Ed. 2006. ISBN 1-59102-401-3</ref> Pada tahun 2010, sebuah tim yang dipimpin oleh [[Zahi Hawass]] melaporkan bahwa ia telah meninggal dari suatu komplikasi yang disebabkan oleh [[malaria]] dan [[penyakit Köhler]] namun tim lainnya dari Bernhard Noct Institute untuk Tropical Medicine di Hamburg percaya bahwa kematiannya disebabkan oleh penyakit sel sabit.<ref>{{cite web|title=King Tut's Chariot travels to New York|url=http://www.drhawass.com/blog/press-release-king-tuts-chariot-travels-new-york}}</ref> Tutankhamun sangat mungkin meninggal akibat penyakit tersebut, yang dikombinasikan dengan infeksi pada lututnya. Ay juga dikebumikan didalam makam yang ditujukan untuk Tutankhamun di Barat [[Lembah Para Raja]] ([[WV23|KV 23]]), dan Tutankhamun dimakam yang ditujukan untuk Ay di Timur [[Lembah Para Raja]] ([[KV 62]]).
== Referensi ==
<references />
* [[Jürgen von Beckerath]], Chronologie des Pharaonischen Ägypten, MÄS 46 (Philip von Zabern, Mainz: 1997), pp. 201
== Pranala luar ==
|