Serangan lintas perbatasan di Sabah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 132:
=== Migrasi Moro ke Sabah ===
{{See also|Pembantaian Jabidah|Ilegal imigran di Malaysia}}
 
Arus migrasi wilayah di [[Asia Tenggara]] bukan fenomena yang luar biasa. Hubungan sosial dan budaya antara Sabah, bagian selatan Filipina dan provinsi [[Kalimantan Utara]] di Indonesia telah wujud selama berabad-abad. Tradisi migrasi dari Kepulauan Sulu ke Sabah wujud dari abad ke-16.<ref name="illegals1">{{cite web|url=http://www.giga-hamburg.de/sites/default/files/openaccess/suedostasienaktuell/2006_5/giga_soa_2006_5_frank.pdf|title=Project Mahathir: ‘Extraordinary’ Population Growth in Sabah (The History of Illegal Immigration to Sabah)|author=Sina Frank|publisher=[[German Institute of Global and Area Studies]]|work=Im Fokus|date=Mei 2006|accessdate=6 November 2014|pages=72 dan 73 / 2 dan 3|format=PDF}}</ref> Gelombang pertama migrasi ini dikaitkan dengan penjajah Spanyol yang mulai mendorong ke selatan menuju pulau Sulu dan Tawi-Tawi dari Manila, yang merupakan pusat administrasi Spanyol selama waktu itu. [[Isu etnis di Filipina|Perjuangan dominasi antara kelompok etnis]] yang berbeda dan Spanyol di wilayah Filipina Selatan menyebabkan meningkatnya imigrasi kelompok etnis Moro Filipina yang kebanyakannya [[Orang Suluk|Suluk]] dan [[Orang Bajau|Bajau]] ke Sabah.<ref name="illegals1"/>
 
Kedatangan imigran ilegal pertama di Sabah pada tahun 1960 dikatakan terkait dengan presiden Filipina saat itu Ferdinand Marcos dan klaim negaranya untuk wilayah utara pulau Kalimantan.<ref name="illegals1"/> Pada saat yang sama, Suluk dari Filipina Selatan, [[Mustapha Harun]] menjadi Ketua Menteri ketiga dari Sabah. Selama masa jabatannya dari tahun 1967 sampai tahun 1975, ia diyakini telah mendorong banyak warga Suluk untuk pindah ke bagian utara pulau Kalimantan untuk mendirikan sebuah komunitas Muslim yang kuat yang diwakili oleh [[Organisasi Nasional Serikat Sabah]] (USNO).<ref name="illegals1"/> Migrasi tinggi mendadak ke Sabah dapat dijelaskan dengan niat individu politisi berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan politik dan pribadi mereka.<ref name="illegals1"/>
 
Faktor-faktor lain yang menyebabkan migrasi yang tinggi ini disebabkan oleh ketidakstabilan Filipina pada tahun 1977 yang telah menyebabkan masalah ekonomi utama untuk Sabah.<ref name="attacks"/> Serangan tentara Filipina terhadap fraksi anti-[[Ferdinand Marcos|Marcos]] di Pulau [[Kepulauan Sulu|Sulu]] dan [[Mindanao]] telah meninggalkan banyak infrastruktur hancur, memaksa sekitar 100,000 orang Moro di Selatan Filipina mengungsi ke Sabah. Sementara mereka yang tidak meninggalkan pulau Filipina telah terlibat dalam kegiatan kriminal, terutama pada penyelundupan dan [[perampokan bersenjata]].<ref name="attacks"/> Sampai hari ini, sejumlah besar imigran ilegal Moro hadir di sebagian besar kota Sabah seperti [[Kota Kinabalu]], [[Kinarut]], [[Lahad Datu]], [[Sandakan]], [[Semporna]], [[Tawau]] dan [[Telipok]].<ref>{{cite book|author=Kamal Sadiq|title=Paper Citizens: How Illegal Immigrants Acquire Citizenship in Developing Countries|url=http://books.google.com/books?id=xDa6LrF1yCIC&pg=PA47|date=2 December 2008|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-970780-5|pages=47–}}</ref><ref>{{cite book|title=Examiner|url=http://books.google.com/books?id=UEU_AAAAMAAJ|year=1979|publisher=L.O. Ty.}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.thestar.com.my/News/Nation/2012/10/09/Deal-sealed-but-to-most-Filipinos-Malaysia-is-home/|title=Deal sealed but to most Filipinos, Malaysia is home|publisher=The Star|date=9 Oktober 2012|accessdate=16 Disember 2014}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.bt.com.bn/news-asia/2014/12/07/uncertainty-sabah%E2%80%99s-kinarut-settlement|title=Uncertainty at Sabah’s Kinarut settlement|work=The Star/Asia News Network|publisher=The Brunei Times|date=7 Disember 2014|accessdate=16 Disember 2014}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.newsabahtimes.com.my/nstweb/print/65247|title=Berjaya govt let 73,000 refugees into Sabah|author=Paul Mu|publisher=New Sabah Times|date=7 Disember 2014|accessdate=16 Disember 2014}}</ref>
 
Selain itu, kesenjangan ekonomi antara selatan Filipina dan Sabah menjadi alasan utama mengapa banyak warga ilegal Moro menyelinap ke Malaysia. Beberapa orang Moro ini juga masih menganggap bagian timur Sabah adalah bagian dari negara Filipina yang membuat mereka merasa bahwa mereka bisa masuk Sabah karena hak istimewa atau hak sejarah mereka.<ref>{{cite web|url=http://www.nst.com.my/node/58848|title=RCI: Job opportunities attract illegal immigrants to Sabah|publisher=New Straits Times|date=3 Disember 2014|accessdate=3 Disember 2014}}</ref>
 
Pada tahun 2014, Intelijen Koordinasi Keamanan [[Perintah Keselamatan Timur Sabah]] (Esscom) Hassim Justin telah menyalahkan pada korupsi, penerbitan kartu identitas ilegal dan otoritas lokal yang tidak mengambil tindakan apapun untuk memerangi koloni liar yang sekarang telah mengkontribusi pada peningkatan tinggi populasi imigran ilegal di Sabah, ia menyebutkan tentang budaya imigran tersebut;
 
{{cquotation|Meskipun orang asing ini tinggal di Sabah, loyalitas mereka ke Filipina tidak pernah hilang dan mereka membawa kejahatan seperti [[narkoba]], [[penyelundupan]] dan [[pembajakan]]. Orang-orang Filipina dari wilayah ini juga pendendam dan pemarah, di mana bila ada perselisihan sering kali mengakibatkan penembakan dan berakhir dengan perseteruan berdarah. "Suatu budaya yang mereka sering sebut sebagai [[Rido]]".<ref>{{cite web|url=http://www.dailyexpress.com.my/news.cfm?NewsID=90149|title=Illegals: Graft, illegal issuance of ICs, councils blamed|publisher=Daily Express|date=24 Juni 2014|accessdate=6 November 2014|archiveurl=http://web.archive.org/web/20140629160829/http://www.dailyexpress.com.my/news.cfm?NewsID=90149|archivedate=29 Juni 2014|deadurl=no}}</ref>}}
 
== Referensi ==