Biasanya polip pada usus besar tidak bergejala. Kadang-kadang terjadi pendarahan, dan jarang terjadi nyeri, [[diarrhea]] atau [[sembelit]]. Polip usus besar menjadi perhatian, karena berpotensi menjadi [[kanker usus besar]], yang tadinya jinak menjadi ganas. Karena kebanyakan dari polip tidak bergejala, maka biasanya ditemukan pada saat penapisan tumor. Cara penapisan tumor adalah tes darah samar, [[kolonoskopi]], [[sigmoidoscopy]], [[lower gastrointestinal series]] (barium enema), [[digital rectal examination]] (DRE) menggunakan CT-Scan atau MRI yang disebut [[virtualkolonoskopi colonoscopyvirtual]].<ref name="AGAfive">{{Citation |author1 = American Gastroenterological Association |author1-link = American Gastroenterological Association |title = Five Things Physicians and Patients Should Question |publisher = [[American Gastroenterological Association]] |work = Choosing Wisely: an initiative of the [[ABIM Foundation]] |page = |url = http://choosingwisely.org/wp-content/uploads/2012/04/5things_12_factsheet_AGA.pdf |accessdate = August 17, 2012}}</ref> Yang terbaru adalah [[Penapis tumor M2-PK]], dimana di negara-negara maju digalakkan untuk menggantikan tes darah samar dengan tingkat sensitivitas setidaknya 80% untuk kanker usus besar, tidak memiliki negatip palsu, tidak terpengaruh adanya darah atau tidak dan dapat mendeteksi polip dengan ukuran minimal 1 sentimeter saja dengan tingkat keakuratan 44%.<ref name=Ton2012>{{cite journal|last1=Tonus|first1=C|last2=Sellinger|first2=M|last3=Koss|first3=K|last4=Neupert|first4=G|title=Faecal pyruvate kinase isoenzyme type M2 for colorectal cancer screening: a meta-analysis.|journal=World journal of gastroenterology : WJG|date=14 August 2012|volume=18|issue=30|pages=4004-11|pmid=22912551}}</ref> Penapis tumor M2-PK ini juga bermanfaat untuk pemantauan setelah pengambilan polip-polip, apakah sudah bersih atau belum. Polip-polip secara rutin dihilangkan pada saat kolonoskopi menggunakan polypectomy [[Snare device|snare]] (first description by P. Deyhle, Germany, 1970<ref>{{cite journal |author=Deyhle P |title=Results of endoscopic polypectomy in the gastrointestinal tract |journal=Endoscopy |issue=Suppl |pages=35–46 |year=1980 |pmid=7408789 }}</ref>) atau dengan [[biopsi]] menggunakan tang ([[forceps]]). Jika polip-polip adenoma ditemukan melalui penggunaan [[sigmoidoscopy]] atau penapis tumor lainnya, pasien harus melakukan kolonoskopi untuk menghilangkan polip-polip tersebut. Meskipun kanker usus besar biasanya tidak ditemukan dengan polip berukuran lebih kecil dari 2.5 cm, semua polip yang ditemukan harus dibuang untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kanker usus besar di kemudian hari. Jika polip-polip tersebut telah dibuang, maka kolonoskopi ulang biasanya dilakukan tiap 3 hingga 5 tahun sekali.
Kebanyakan dari polip-polip usus besar tersebar di usus besar.