Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia (5), Beliau → Dia (4) |
|||
Baris 39:
Pada awal terjadinya krisis moneter, banyak sekali kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Terjadinya kasus semanggi pada tanggal 12 Mei 1998 menyebabkan jatuh dan terpuruknya perekonomian bangsa Indonesia. Di saat itu As Syekh Habib Saggaf Bin Mahdi Bin Syekh Abu Bakar Bin Salim yang masih bertempat tinggal di kawasan perumahan Bintaro Jaya merasa prihatin dan sedih dengan hal tersebut. Semakin banyaknya para remaja yang putus sekolah serta tidak mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yang disebabkan krisis moneter serta terjadinya krisis moral dimana-mana, menjadikan dia bersikeras mendirikan suatu lembaga pendidikan gratis demi meringankan beban bagi mereka yang tidak mampu, umumnya bangsa Indonesia. Sehingga dengan tekad dan kemauan dia yang mulia tersebut, dia rela meninggalkan keglamouran kota metropolitan dan mengambil keputusan untuk menetap di desa. Dia akhirnya pindah ke Desa Waru Jaya, Kecamatan Parung, Jawa Barat Desa yang penduduknya dibawah garis kemiskinan yang mayoritas penghasilan mereka hanya mengandalkan penjualan daun melinjo serta ikan air tawar.
Kemudian, mulailah Dia membangun sebuah Pondok Pesantren. Dengan disaksikan para undangan dari Pejabat Pemerintahan Daerah Kabupaten Bogor, para Pejabat Tinggi Negara Republik Indonesia dan juga Duta Besar Negara-Negara Arab, Brunei Darussalam, Singapura dan Malaysia, maka “Peletakkan Batu Pertama” Pendirian Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 1998 di atas lahan 17 (tujuh belas) hektare. Diawali dengan peresmian peletakkan batu pertama pendirian Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, maka dalam operasionalnya, Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman mendapatkan rekomendasi dari Kepala Desa Waru Jaya dan Camat Kecamatan Parung Kabupaten Bogor tertanggal 10 Gedung sekolah santri putri Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul ImanMaret 1999, serta telah didaftarkan pada kantor Departemen Agama Kabupaten Bogor sejak tanggal 12 Maret 1999 dengan
Dari waktu ke waktu mulailah tersebar nama Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman dengan seluruh pembiayaan pendidikan, pengobatan, makan dan minum serta sarana dan pra-sarana ditanggung oleh pihak yayasan (gratis), maka mulai dari sinilah berdatangan parasantri-santri yang berminat belajar di pondok pesantren tidak hanya dari daerah Desa Waru Jaya saja, melainkan hingga daerah-daerah jauh di dataran bumi Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke, bahkan dari luar negeri. nama Al-Ashriyyah Nurul Iman dinukil dari bahasa Arab, Al-Ashriyyah bermakna modern, yang tujuannya “menjadi pusat pembinaan pendidikan agama dan pengetahuan umum secara terpadu dan modern. Nurul Iman berawal dari kosa kata bahasa Arab, Nuur yang bermakna cahaya, dan Al-Iman bermakna keimanan.
|