CT Corp
CT Corp (sebelumnya bernama Para Group) merupakan kelompok perusahaan yang dimiliki oleh konglomerat Chairul Tanjung yang didirikan sejak tahun 1987[1]. Penggunaan "CT" pada beberapa nama perusahaannya merupakan singkatan inisial namanya.
Berkas:Logo CT Corp.jpg | |
Kelompok Usaha | |
Industri | Konglomerat |
Didirikan | 1987 (sebagai Para Group) 1 Desember 2011 (sebagai CT Corp) |
Pendiri | Chairul Tanjung |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Tokoh kunci | Chairul Tanjung |
Produk | Finansial Media Sumber daya alam Yayasan |
Situs web | www |
Unit usaha
CT Corp mempunyai beberapa unit usaha, yaitu:
- PT Mega Corpora (Mega Corp)
- PT Bank Mega Tbk
- PT Bank Mega Syariah
- PT Asuransi Jiwa Mega Life (Mega Life)
- PT Asuransi Jiwa Mega Indonesia (Mega Jiwa)
- PT Asuransi Umum Mega (Mega Insurance)
- PT Mega Capital Indonesia
- PT Mega Asset Management
- PT Mega Capital Investama
- PT Para Multifinance
- PT Mega Auto Finance
- PT Mega Central Finance
- PT Trans Corporation (Trans Corp)
- PT Trans Media Corpora (Trans Media)
- PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV)
- PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans7)
- PT Trans News Corpora (CNN Indonesia, CNNIndonesia.com)
- PT Trans Business Corpora (CNBC Indonesia)
- PT Agranet Multicitra Siberkom (detikCom)
- PT Detik TV Indonesia (Detik TV)
- PT Napster Indonesia (Napster Indonesia)
- PT Display Video Dailymotion (Dailymotion Indonesia)
- PT Transinema Pictures
- PT Indonusa Telemedia (Transvision)
- PT Trans Lifestyle
- PT AntaVaya Corporate Travel (AntaVaya)
- PT Trans Fashion Indonesia (Trans Fashion)
- PT Trans Food & Beverage
- PT Trans Coffee (The Coffee Bean & Tea Leaf)
- PT Trans Burger Indonesia (Wendy's)
- PT Trans Ice
- PT Naryadelta Prarthana (Baskin Robbins)
- PT Metropolitan Retailmart (Metro Department Store)
- PT Trans Rekan Media
- PT Trans Entertainment
- PT Trans Event Produksi (Trans Event)
- PT Trans Property
- PT Ibis Hotel
- PT Batam Indah Investindo
- PT Mega Indah Propertindo
- PT Para Bali Propertindo
- PT Trans Studio
- Trans Studio Bandung
- Trans Studio Resort Bandung
- PT Para Bandung Propertindo (Trans Studio Mall Bandung)
- The Trans Luxury Hotel
- Trans Studio Makassar
- PT Trans Kalla Makassar (Trans Studio Resort Makassar)
- Trans Studio Mall Makassar
- Duta Bangsa
- Gedung Trans Media
- Wisma Trans Lifestyle
- Graha Trans Coffee
- PT Trans Ritel
- PT Transmart Carrefour (Transmart)
- PT Trans Retail Indonesia (Carrefour)
- PT Alfa Retailindo (Carrefour Express)
- PT Trans Media Corpora (Trans Media)
- PT CT Global Resources
- PT Para Inti Energy
- PT Para Energy Investindo
- PT CT Agro
- PT Kaltim CT Agro
- PT Kalbar CT Agro
- PT Kalteng CT Agro
- PT Arah Tumata
- PT Wahana Kutai Kencana
- CT Foundation
- PT Trans Airways
- PT Garuda Indonesia Tbk[2]
- Trans Sky
- PT Amanah Bersama Ummat (Abu Tours & Travel)
- AbuTiket.com
- PT Trans Oto Internasional
- PT Honda Prospect Motor (Honda)
- PT Mercedes-Benz Indonesia (Mercedes-Benz)
- PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (Yamaha)
- Yamalube
- 1-Station
Galeri Logo
-
Logo pertama Para Group (1987-1 Desember 2011)
-
Logo kedua CT Corp (1 Desember 2011-sekarang)
Sejarah
Awalnya kelompok ini mendirikan usaha ekspor sepatu anak-anak dengan bermodalkan sebesar Rp 150 juta, yang diperolehnya dari Bank Exim. Tahun 1996, CT Corp mengakusisi Mega Bank dan mengubah namanya menjadi Bank Mega. Kemudian kelompok ini mengembangkan bisnisnya lewat kompleks pertokoan Bandung Supermall. Dalam kondisi yang tidak terlalu menguntungkan, CT Corp mengambil alih Bank Tugu dan mengganti namanya menjadi Bank Mega Syariah Indonesia.
Setelah beberapa tahun kemudian, Bank Mega pelan-pelan mengalami perbaikan. Pada 28 Maret 2001, bank ini berhasil mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Jakarta seharga Rp 1.125 per lembar. Dua tahun kemudian, Bank Mega menjadi sumber dana terbesar bagi CT Corp dengan kontribusinya sekitar 40 persen.
Media
Kontribusi Trans TV juga tidak kecil. Sekurang-kurangnya Trans TV sudah mengalami break event point by operation pada tahun kedua, yakni sekitar Mei 2003. Titik balik keberhasilan Trans TV berlangsung sejak kuartal satu 2002. Menurut survei Nielsen Media Research, saat itu Trans TV berada di peringkat kelima sebagai peraih iklan terbanyak dari 10 stasiun televisi, yakni sebesar Rp 149,2 miliar.
Berbekal kesuksesan kinerja, dan menyodok ke urutan nomor dua pada akhir 2005, Trans TV lewat induk perusahaannya Trans Corp pada Juni 2006 membuat MoU untuk membeli sebagian saham TV7 yang dipegang Kelompok Kompas Gramedia, dan mengubah nama dan identitas perusahaan TV7 menjadi Trans7.
Relasi
Para Group juga punya hubungan baik dengan Anthony Salim. Salim Group pernah berutang budi ketika Para Group ikut menyelamatkan Bank Central Asia, yang waktu itu didera krisis keuangan. Dengan Salim Group, Para Group bermitra dalam menggarap proyek di Batam dan Singapura. Dengan Sinar Mas Group, Para Group juga bermitra dalam perusahaan asuransi jiwa Mega Life.
Di Singapura, Para Group mengakuisisi satu perusahaan publik bernama Asia Medic, yang bergerak di bidang health care. Disamping itu Para Group membuat perusahaan patungan bernama Gladifora. Sedangkan di Batam, (dengan bekerja sama dengan Arsikon) Para Group membuat perusahaan patungan di bidang properti, dan sudah mendapatkan konsesi lahan sekitar 300 hektare di lokasi strategis. Rencananya pada lahan ini akan dibangun pusat hiburan dan permukiman. Perumahan tersebut adalah Coastarina.
Perubahan Identitas Perusahaan
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam [3]. Perubahan nama perusahaan ini juga bersamaan dengan perubahan identitas perusahaan dan logonya. Menurut Chairul Tanjung, karena sudah 30 tahun, maka harus ada transformasi.
Referensi
Pranala luar
- (Inggris) Situs web resmi CT Corp