Gagak kampung

spesies burung
Revisi sejak 7 Agustus 2019 13.12 oleh Ki Braja (bicara | kontrib)
Gaok Gagak kampung Raven crow
Gagak kampung bertengger di Pohon Sakura, Taman Ueno, Tokyo
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. macrorhynchos
Nama binomial
Corvus macrorhynchos
Wagler, 1827

Gaok Gagak kampung Raven Crow(Corvus macrorhynchos) adalah spesies burung gagak dalam famili Corvidae. Salah satu burung yg mempunyai gelar 2 burung untuk 1 burung saja.

Raven crow

Ciri ciri umum burung Gaok gagak kampung yg berusia muda:

Pada umumnya spesies ini memiliki bulu yg berwarna hitam dan mempunyai suara yg serak bernada randah. Paruh berwarna hitam, mulut lidah berwarna merah sampai ke pangkal paruh, mata hitam kebiruan.

Ciri ciri gaok ewasa:


Gaok dewasa memiliki warna bulu hitam polos, bermata hitam, berkulit hitam semua hitam.

Gaok memiliki suara serak lebih rendah, memililki bulu ekor yg agak sedikit lebih panjang dari bulu sayap, paruh panjang dan lebar, kepala agak bulat, jari kaki 3 ke depan 1 ke belakang, tubuh yg lumayan besar panjangnya 20cm sampai 40cm.

Katakter terbang burung gaok jika terbang tinggi seperti elang,

Burung gaok adalah spesies burung yg sangat pintar, warga bandung yg bernama kang mud / ki braja telah menguji kepintaran dari spesies burung ini dan hasilnya terbukti burung gagak memang burung yg sangat pintar. gagak gaok mampuh memecahkan masalah dengan logika, mereka belajar dari kehidupan hampir seperti manusia, gagak gaok adalah burung yg monogami dan berkoloni, selain pintar burung ini juga bisa berbicara 90% suara mirip dengan suara manusia yg dia dengar, burung ini di percayai mampuh memprediksi adanya bencana alam.

Mitos: Di eropa burung ini di anggap burung pembawa kematian.

Di indonesia burung ini sering di sangkut pautkan burung mistis burung pembawa musibah, bahkan dagingnya pun bisa di pakai untuk santet.

Tetapi di timur tengah di negara arabian burung ini di anggap burung pembawa berkah

M


Persebaran dan subspesies

Burung gagak kampung tersebar secara global, dari India sampai China, Asia Tenggara, Filipina, dan Semenanjung Malaysia. Terdiri dari sebelas subspesies, dengan daerah persebaran:[2]

  1. C. m. macrorhynchos (Wagler, 1827) Lokal dan subspesies: Sunda Besar, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Tersebar di Semenanjung Malaysia tengah dan selatan, Sunda Besar ke timur sampai Wetar dan Pulau Timor.
  2. C. m. intermedius (Adams, 1859), tersebar di Afghanistan timur dan Pakistan barat dan utara di timur sepanjang Himalaya sampai Xizang selatan dan Nepal utara.
  3. C. m. culminatus (Sykes, 1832), tersebar di Semenanjung India, Nepal barat daya dan Sri Lanka.
  4. C. m. levaillantii (Lesson, 1831), tersebar di Nepal tenggara, Bangladesh, India timur laut, kepulauan Andaman, Myanmar dan Thailand ke timur sampai Indochina tengah dan timur dan ke selatan sampai Semenanjung Malaysia utara.
  5. C. m. philippinus (Bonaparte, 1853), tersebar di Kepulauan Filipina.
  6. C. m. tibetosinensis (O. Kleinschmidt dan Weigold, 1922), tersebar di dataran tinggi Tibet bagian timur dan tenggara dan Himalaya timur (dari timur Bhutan) ke timur sampai Myanmar timur dan timur laut dan ujung selatan China (Qinghai selatan ke selatan sampai Yunnan).
  7. C. m. mandshuricus (Buturlin, 1913), tersebar di Pulau Sakhalin bagian tengah dan utara, Russia timur-jauh, Korea dan China timur laut; juga tercatat berkembangbiak di Transbaikalia.
  8. C. m. japonensis (Bonaparte, 1850), tersebar di Pulau Sakhalin selatan, Kepulauan Kuril dan Jepang (ke selatan sampai Kyushu dan kepulauan Osumi).
  9. C. m. connectens (Stresemann, 1916), tersebar di Amami Oshima dan Kepulauan Ryukyu (Jepang).
  10. C. m. osai (Ogawa, 1905), tersebar di Kepulauan Ryukyu selatan.
  11. C. m. colonorum (Swinhoe, 1864), tersebar di China tengah dan selatan, Taiwan, Pulau Hainan, dan Indochina utara.

Tempat hidup dan kebiasaan

Burung gagak kampung adalah burung penetap yang hidup berpasangan dan pernah cukup mudah ditemukan di sekitar pemukiman, kini sangat jarang. Memakan bangkai dari berbagai jenis binatang. Mencari makan di sepanjang pantai dan pinggir jalan, merampok sarang burung, berburu: tupai, tikus, katak, kadal, kepiting serta serangga. Juga memakan buah, nektar dan kelopak bunga.[2]
Sarang berupa bantalan dari rangkaian ranting, biasanya pada tajuk atas pohon yang tinggi. Jumlah telur 3 sampai 5 butir, dierami selama 17 hingga 19 hari. Burung muda mulai keluar dari sarang dan belajar terbang pada umur 35 hari.[2]

Referensi

  1. ^ BirdLife International (2012). "Corvus macrorhynchos". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2013.2. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 26 November 2013. 
  2. ^ a b c "Gagak Kampung". Kutilang Indonesia. Diakses tanggal 4 April 2014.