Warna-warna Liturgi adalah salah satu bentuk simbol atau lambang yang digunakan di dalam ibadah Kristen.[1] Fungsi warna dalam liturgi adalah sebagai tanda peristiwa gerejawi.[1] Warna ini dapat digunakan pada aksesoris pakaian liturgi imam maupun paduan suara yang mengiringi, stola ataupun taplak altar.[1] Altar menjadi tempat untuk meletakkan bejana-bejana perjamuan.[2] Tata warna yang digunakan didasarkan pada Paus Pius V tahun 1570 dan ditetapkan dalam Ordo Missae oleh Paus Pius VI pada tahun 1969.[1] Lima warna dasar yang digunakan dalam tata warna liturgi, yaitu: putih, merah, hijau, ungu dan hitam.[3][4]

Arti warna

Warna Penggunaan Wajib Penggunaan Opsional (sebagai pengganti warna wajib yang ditentukan)
Hijau
Ungu
Pink
White
  • Requiem Masses dan offices for the dead where the Conference of Bishops has permitted it.[6]
  • Votive Masses dan other Masses where Green is normally used.
Red
  • Red Masses dan other votive Masses of the Holy Spirit.
  • Papal funeral (Red is the colour of mourning for popes according to an ancient Byzantine custom)
Black
  • All Souls' Day
  • Requiem Masses

Referensi

  1. ^ a b c d Rasid Rachman. 2005. Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  2. ^ James F.White. 2005. Pengantar Ibadah Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  3. ^ (Inggris) J.C.J. Metford 1991. The Christian Year: an Indispensable Companion to the Holy Days, Festivals and Seasons of The Ecclesiastical Year. Yugoslavia: Thames and Hudson.
  4. ^ (Inggris) J.G. Davies. 1986. The New Westminster Dictionary of Liturgy and Worship. SCM.
  5. ^ The optional use of blue as a liturgical colour for feasts of our Lady is restricted to a few dioceses, as explained below.
  6. ^ GIRM (Editio Typica), 346

Pranala luar