Sahara Spanyol

bekas wilayah Spanyol di Sahara Barat
Revisi sejak 7 Agustus 2017 13.47 oleh CommonsDelinker (bicara | kontrib) (Bot: Mengganti Flag_of_Mauritania.svg dengan 1959-2017_Flag_of_Mauritania.svg)

Sahara Spanyol (Spanyol: Sáhara Español atau Sahara Español; Arab: صحراء الاسبانية Sahra'a al Isbaniya) adalah nama yang digunakan untuk wilayah Sahara Barat ketika masih berada di bawah kekuasaan Spanyol antara tahun 1884 hingga 1975. Wilayah ini ditinggalkan oleh Spanyol akibat tekanan oleh penduduk asli dan juga klaim wilayah oleh Maroko dan Mauritania.

Provinsi Seberang Laut Sahara Spanyol

Provincia Ultramarina del Sahara Español
إقليم الصحراء الإسبانية ما وراء البحار
1884–1975
{{{coat_alt}}}
Lambang
Hijau: Sahara Spanyol. Abu-abu gelap: Daerah milik Spanyol lainnya. Abu-abu paling gelap: Spanyol.
Hijau: Sahara Spanyol.
Abu-abu gelap: Daerah milik Spanyol lainnya.
Abu-abu paling gelap: Spanyol.
Ibu kotaEl Aaiún
Bahasa yang umum digunakanSpanyol
Arab Hassaniya
Agama
Katolik Roma
Islam Sunni
Komisaris Kerajaan 
• 1885–1886
Emilio Bonelli Hernando
Subgubernur 
• 1886–1902
Emilio Bonelli Hernando
• 1902–1903
Ángel Villalobos
Gubernur 
• 1903–1925 (pertama)
Francisco Bens Argandoña
• 1974–1976 (terakhir)
Federico Gómez de Salazar y Nieto
Sejarah 
• Didirikan
26 Desember 1884
14 November 1975
• Dibubarkan
26 Februari 1976
Mata uangPeseta Spanyol
Didahului oleh
Digantikan oleh
Afrika Barat Spanyol
Provinsi Selatan
Tiris al-Gharbiyya
Republik Demokratik Arab Sahrawi
Sekarang bagian dari Republik Demokratik Arab Sahrawi
(diklaim oleh  Maroko)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Status saat ini

 
Perangko yang dikeluarkan pada 1924.

Perserikatan Bangsa-Bangsa menganggap bekas Sahara Spanyol sebagai wilayah yang tidak memiliki pemerintahan sendiri, dengan Spanyol sebagai bekas kekuasaan administratif. Dan sejak tahun 1970-an, Maroko sebagai penguasa administratif saat ini.

Upaya perdamaian PBB diarahkan untuk mengadakan referendum kemerdekaan di antara penduduk Sahrawi, namun hal ini belum terwujud. Uni Afrika dan lebih dari 80 pemerintah menganggap wilayah tersebut sebagai negara berdaulat meski diduduki oleh Republik Demokratik Arab Sahrawi, dengan sebuah pemerintah pengasingan yang didukung oleh Front Polisario.