Mata uang

alat pembayaran yang sah untuk pertukaran barang atau jasa

Mata uang adalah satuan nilai alat pembayaran berupa uang yang diterima dan berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dan melakukan transaksi ekonomi di suatu negara.[1] Masing-masing negara mempunyai satuan nilai mata uang yang berbeda. Mata uang mencakup uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh bank sentral atau otoritas keuangan suatu negara yang bertindak sebagai pemasok tunggal sekaligus memantau peredaran uang di dalam sistem perekonomian yang berlaku.

Mata uang Rupiah - Indonesia
Mata uang Dolar - Amerika Serikat

Sejarah

sunting

Dahulu kala, manusia purba belum menggunakan uang, ataupun alat pertukaran. Ini dikarenakan oleh pada waktu itu manusia dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya dari alam sekitarnya. Ketika sumber daya alam yang mereka gunakan habis, mereka berpindah dan mulai menggunakan sumber daya alam yang ada di sekitarnya lagi. Barulah ketika munculnya peradaban kuno manusia mulai menukar barang miliknya dengan barang milik orang lain, yang disebut barter. Kemudian setelah zaman lebih maju, manusia mulai menggunakan alat penukar, walaupun belum berupa uang. Alat ini disebut uang barang. Barulah setelah manusia menguasai penggunaan tulisan dan huruf, dikenallah uang atau disebut uang kepercayaan.

Nilai tukar

sunting

Mata uang digunakan dalam perekonomian terbuka guna memperlancar transaksi ekonomi yang meliputi transaksi antarpenduduk dalam suatu negara serta transaksi antarpenduduk beda negara. Dalam transaksi antarnegara digunakan mata uang yang disepakati bersama oleh negara yang terlibat. Pemakaian mata uang bersama umumnya dilakukan dalam perdagangan internasional untuk keperluan ekspor dan impor atas barang maupun jasa. Dalam prosesnya, masing-masing negara dapat mengalami permasalahan mengenai alat pembayaran yang digunakan. Tiap negara umumnya mempunyai mata uang yang berbeda dengan negara lain. Selain itu, nilai mata uang yang disebandingkan dengan harga barang umumnya berbeda di setiap negara. Adanya kondisi ini membuat dikenalnya istilah nilai tukar. Konsepnya adalah adanya harga pada masing-masing mata uang negara sehingga proses perdagangan internasional masih dapat dilakukan antarnegara. Tiap mata uang diberikan nilai tukar yang disepakati secara internasional dan berlaku secara umum.[2]

Berdasarkan kemampuan nilai tukar

sunting

Tiap mata uang memiliki kemampuan nilai tukar. Kemampuan ini menandakan tingkat penukaran mata uang suatu negara ke dalam mata uang negara lain. Kemampuan nilai tukar juga memberikan gambaran tentang keberadaan pasar uang yang bebas dan aktif bagi suatu mata uang. Kemampuan nilai tukar juga memberikan gambaran tentang hambatan pemindahan mata uang ke dalam dan ke luar negara asalnya. Secara umum, mata uang yang dibedakan berdasarkan kemampuan nilai tukar ada dua jenis yaitu mata uang kuat dan mata uang lemah. Umumnya mata uang kuat digunakan oleh negara maju yang berfokus pada pengembangan industri. Sedangkan mata uang lemah digunakan oleh negara berkembang. Terbentuknya Indeks Pasar Swiss berawal dari konsep kemampuan nilai tukar mata uang ini. Mata uang kuat diakui sebagai alat pembayaran internasional dalam perdagangan internasional. Nilai tukar mata uang kuat relatif stabil dan meiningkat dibandingkan mata uang lainnya. Sistem moneter internasional dibentuk oleh mata uang kuat, antara lain Dolar Amerika Serikat (US$), Pound sterling Inggris (£), Yen Jepang (¥) dan Mark Jerman (DM). Sedangkan mata uang lemah ialah mata uang yang tidak diterima sebagai bukti pembayaran internasional. Nilai tukarnya berubaubah dan sering menurun. Mata uang lemah tidak digunakan dalam menyusun sistem moneter internasional. Mata uang lemah umumnya digunakan oleh negara berkembang dan negara sosialis di Eropa Timur.[3]

Pemakaian

sunting

Pasar valuta asing

sunting

Dalam pasar valuta asing diadakan jual beli mata uang yang tidak sejenis. Pelaksanaan jual beli hanya dilakukan pada waktu yang sama dengan nilai tukar. Proses jual beli ini dilakukan oleh bank sebagai perantara antara penjual dan pembeli. Laba yang diperoleh oleh bank hanya berupa pembayaran jasa jual beli valuta asing.[4]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Evan, Fauzan (2020-08-19). "Kode dan Simbol Mata Uang Dunia Lengkap, Berikut Daftar Sekaligus Penjelasannya". Pikiran-Rakyat.com. Diakses tanggal 2020-11-02. 
  2. ^ Simorangkir, I., dan Suseno. Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar (PDF). Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, Bank Indonesia. hlm. 1–2. 
  3. ^ Sriyono dan Herlinda Maya Kumalasari (2020). Buku Ajar Keuangan Internasional (PDF). Sidoarjo: Umsida Press. hlm. 1–2. ISBN 978-623-6833-33-9. 
  4. ^ Yudiana, Fetria Eka (2014). Mochlasin, ed. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (PDF). Salatiga: STAIN Salatiga Press. hlm. 30.