Muhammad Malik azh-Zhahir

Revisi sejak 26 Oktober 2017 10.32 oleh Naval Scene (bicara | kontrib) (Menambah Kategori:Kematian 1326 menggunakan HotCat)

Muhammad Malik azh-Zhahir[1] adalah seorang sultan penguasa Kesultanan Samudera Pasai.[2][3][4] Pada masa pemerintahannya telah mulai dicetak koin mata uang kesultanan, yaitu mata uang timah (bahasa Aceh: keueh)[5] dan mata uang emas yang dinamakan dirham (bahasa Aceh: dereuham).[1][5][6][2][7][3] Nilai tukar 1 dirham disamakan dengan 1.600 keueh.[5] Pada koin dirham tertulis kata Muhammad Malik azh-Zhahir pada satu sisi, dan sisi lainnya tertulis kata Al-Sulthan al-'Adil.[2] Mata uang tersebut merupakan yang pertama yang dicetak oleh penguasa Islam di Asia Tenggara,[2][7][3] dan terus dipakai sebagai alat tukar perdagangan internasional di wilayah itu selama dua abad selanjutnya.[2] Selain mata uang, juga ditemukan peninggalan Sultan Muhammad berupa cap sultan, yang bertuliskan kata Mamlakah Muhammad (kerajaan Muhammad).[1]

Tulisan nisan kubur Sultan Muhammad pernah dibaca oleh peneliti J.P. Moquette, di mana tercantum bahwa sultan wafat pada tahun 726 Hijriyah (1326 Masehi).[4]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Tinggalan Sejarah Samudra Pasai. Center for Information of Samudra Pasai Heritage. 
  2. ^ a b c d e Miksic, John Norman; Yian, Goh Geok (2016-10-14). Ancient Southeast Asia (dalam bahasa Inggris). Taylor & Francis. ISBN 9781317279044. 
  3. ^ a b c Reid, Anthony. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 jilid 2: Jaringan Perdagangan Global. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN 9789794613306. 
  4. ^ a b Tjandrasasmita, Uka (2009). Arkeologi Islam Nusantara. Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 9789799102126. 
  5. ^ a b c M.Si, Taufik Hidayat, S. E. Kaya Sekarang Juga!. MediaKita. ISBN 9789797943073. 
  6. ^ Madjid, Prof Dr M. Dien (2014). Catatan Pinggir Sejarah Aceh: Perdagangan, Diplomasi, dan Perjuangan Rakyat. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN 9789794618554. 
  7. ^ a b Utomo, Bambang Budi; Karim, Mulyawan; Sundari, Ekowati (2009-01-01). Treasures of Sumatra. Direktorat Jenderal Kebudayaan.