Dirham or dirhem or "Dirhm" (درهم) merupakan satuan mata uang pada beberapa negara Arab, juga Tajikistan, dan dulunya, terkait dengan satuan massa (Ottoman dram) pada Kekaisaran Utsmaniyah dan Persia. Nama ini diturunkan dari mata uang Yunani, drachma, atau didrachm (2 drachmae).

Salah satu uang logam pertama dari Kalifah Umayyad, masih mengikuti corak Sassanid, dicetak atas nama al-Hajjaj bin Yusuf
Dirham perak zaman akhir Kalifah Umayyad, dicetak di Balkh pada tahun AH 111 (= 729/730 M).

Mata uang sunting

Dirham pada zaman sekarang meliputi:

Satuan massa sunting

Dalam zaman Romawi, sebagaimana penggunaan drachma, dirhem dipakai sebagai satuan berat di seluruh Afrika Utara, Timur Tengah dan Persia, dengan nilai yang berbeda-beda.

Pada akhir zaman Kekaisaran Utsmaniyah (Ottoman Empire di Turki; درهم), dirhem standar adalah seberat 3,207 g;[1] 400 dirhem setara dengan satu oka.

Drachma sunting

Dalam bahasa Indonesia digunakan pula untuk menerjemahkan mata uang drachma Yunani kuno (bahasa Yunani: δραχμή (drakhma), jamak: δραχμές (drakhmes) atau δραχμαί (drakhmai)). Drachma sendiri adalah sebutan yang digunakan untuk:

  1. Uang kuno yang banyak beredar di kota-kota kuno Yunani dan negara-negara penggantinya, serta di banyak kerajaan di Asia Barat Daya pada periode Helenistik. Pada masa-masa sekitar Perjanjian Baru, dirham adalah uang dari Persia yang beratnya kira-kira 8 gram. Sebutan ini juga digunakan untuk uang perak Yunani yang nilainya hampir sama dengan satu dinar. Dua dirham adalah bea untuk Bait Allah.
  2. Uang Yunani modern, yang pertama diperkenalkan pada tahun 1832, dan terakhir digantikan oleh euro pada 2001 (saat itu nilai tukarnya 340,750 drakhma per 1 euro).

Dirham kuno sunting

Nama dirham berasal dari kata kerja "δράττω" (dráttō, "menggenggam").[2] Mulanya satu drakhma jumlahnya segenggam yang terdiri atas enam oboloi potongan logam, yang digunakan sebagai alat pembayaran sejak masa sekitar 1100 s.M. Ini adalah satuan standar uang perak pada kebanyakan pencetakan uang Yunani kuno. Nama 'obol' digunakna untuk menggambarkan mata uang yang nilainya seperenam drakhma. Pengertian bahwa "drakhma" diambil dari kata untuk "segenggam" tampaknya berasal setidak-tidaknya pada Herakleides dari Pontos (387-312 s.M.) tetapi metrologiwan Livio C. Stecchini berpendapat bahwa drakhma adalah kata yang berasal dari dunia Semit. Stecchini sering kali melawan pendapat umum. Argumennya tampaknya masuk akal tetapi tetap tidak jelas.

Uang Athena tetradrachmon ("empat drakhma") dari abad ke-5 s.M. adalah Uang yang paling banyak digunakan di dunia Yunani sebelum masa Alexander Agung. Pada Uang ini terdapat patung dada Athena dengan pelindung kepala di sisi depan dan seekor burung hantu pada sisi belakangnya. Dalam penggunaan sehari-hari, mata uang ini disebut γλαῦκαι glaukai (burung hantu), sehingga terciptalah ungkapan Γλαῦκ’ Ἀθήναζε, 'seekor burung hantu untuk Athena', yang merujuk kepada sesuatu yang besar jumlahnya, seperti 'batu bara di Newcastle'. Sisi kebalikannya ini ditampilkan dalam mata uang 1 euro Yunani.

Dirham Modern sunting

Saat ini pada tahun 2013, Dirham kembali digunakan oleh masyarakat Indonesia di bawah naungan Wakala Induk Nusantara (WIN), dan di awasi oleh World Islamic Mint (WIM).

Koin dirham yang dicetak oleh WIN menggunakan bahan dasar perak seberat 2,975 gram dan diberi nilai 1 Dirham. Ukuran ini disahkan oleh Khalifah Umar Bin Khattab dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Untuk mempopulerkan koin Dirham sebagai alat tukar, maka pada tahun 2009 dibentuklah Jaringan Wirausaha pengguna Dinar dan Dirham Nusantara (JAWARA) di kota Bandung, Jawa Barat. Sekarang anggota JAWARA telah mencapai puluhan pedagang dan penerima jasa di kota Bandung.

Selain sebagai alat tukar/jual beli, Dirham juga berfungsi untuk bayar zakat, sedekah, mahar pernikahan, tabungan haji, tabungan pendidikan, dll. Kini posisi uang kertas yang tak bernilai telah digantikan oleh keberadaan koin Dirham Perak yang memiliki nilai intrinsik yang sama dengan nilai nominalnya.

Lihat pula sunting

Rujukan sunting

  1. ^ berdasarkan satu oka 1,2828 kg; Diran Kélékian menghasilkan 3,21 g (Dictionnaire Turc-Français, Constantinople: Imprimerie Mihran, 1911) ; Γ. Μπαμπινιώτης menghasilkan 3,203 g (Λεξικό της Νέας Ελληνικής Γλώσσας, Athens, 1998)
  2. ^ "Liddell dan Scott, Greek-English Lexicon", hlm. 180. Oxford University Press, 1979

Pranala luar sunting