AXIS
AXIS (sebelumnya bernama Natrindo Telepon Seluler) adalah sebuah produk layanan telekomunikasi dari XL Axiata, anak perusahaan dari Axiata. AXIS meluncurkan layanannya pada April 2008 dan kini tersedia di lebih dari 400 kota di seluruh pulau-pulau besar Indonesia, termasuk Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Lombok. Berkantor pusat di Jakarta, AXIS Telekom merupakan operator seluler 2G, 3G dan 4G dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia, melayani lebih dari 15 juta pelanggan telepon seluler, didukung oleh lebih dari 800 pegawai yang berdedikasi.[1]
Industri | Operator dan layanan telekomunikasi seluler Indonesia |
---|---|
Didirikan | 1 Mei 2001 (sebagai Natrindo Telepon Seluler) April 2008 (sebagai AXIS) |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Tokoh kunci | Erik Aas (2008-2014) Hasnul Suhaimi (2014-2015) Dian Siswarini (2015-sekarang) |
Produk | Kartu seluler prabayar |
Pemilik | Usaha Tegas (2005-2008) Axiata Group (2014-sekarang) |
Induk | Lippo Group (2001-2008) Maxis Communications Berhad (2005-2008) Saudi Telecom Company (2008-2014) XL Axiata (2014-sekarang) |
Situs web | www |
Sejarah
Awal pendirian AXIS
PT Natrindo Telepon Seluler pada awalnya merupakan bagian dari Grup Lippo. Natrindo merupakan perusahaan operator telekomunikasi seluler GSM 1.800 MHz pertama di Indonesia dengan fokus awal untuk beroperasi di wilayah Jawa Timur dengan merek dagang Lippo Telecom sejak bulan Mei 2001. Natrindo kemudian berhasil mendapatkan lisensi untuk wilayah nasional dan diakuisisi oleh Maxis Communications Berhad, masing-masing sebesar 51% pada bulan Januari 2005[2] dan 44% pada bulan April 2007.[3] Pada bulan Juni 2007, Saudi Telecom Company mengakuisisi 51 persen saham Natrindo yang dimiliki Maxis, sehingga saham Maxis di Natrindo hanya tinggal 44 persen.[4]
Pada akhir bulan Februari 2008, Lippo Telecom dan Natrindo melebur menjadi AXIS untuk wilayah Jawa Timur saja, sedangkan untuk wilayah nasional, Natrindo berganti nama menjadi AXIS pada tanggal 1 April 2008. Saat ini, AXIS sudah mengembangkan jaringan 2G, 3G dan 4G-nya ke beberapa wilayah lain di Indonesia.
Pada tanggal 7 Juni 2011, berdasarkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, nama badan hukum perusahaan AXIS diubah dari PT Natrindo Telepon Seluler menjadi PT AXIS Telekom Indonesia.
Akuisisi AXIS terhadap XL Axiata
XL telah menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi AXIS[5], pada tanggal 26 Desember 2013. Perjanjian jual beli bersyarat atau conditional sales purchase agreement (CSPA) dilakukan dengan Saudi Telecom Company (STC) dan Teleglobal Investment BV (Teleglobal), yang merupakan anak perusahaan STC. XL disebut akan membayar nilai nominal saham yang disepakati dan akan membayar sebagian dari utang dan kewajiban AXIS[6].
Kesepakatan perjanjian jual beli bersyarat ini meliputi beberapa hal, yaitu:
- Teleglobal akan menjual 95 persen saham di AXIS kepada XL. 100 persen nilai perusahaan AXIS dinilai sebesar 865 juta dollar AS, dengan catatan buku AXIS bersih dari utang dan posisi kas nol (cash free and debt free). Harga Pembayaran akan digunakan untuk membayar nilai nominal saham AXIS, serta membayar utang dan kewajiban AXIS.
- Transaksi tersebut akan rampung setelah mendapatkan persetujuan pemerintah terkait dan persetujuan pemegang saham XL melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).
- Satu hal lagi, transaksi itu juga akan rampung apabila tidak ada perubahan dari kepemilikan spektrum.
"Kami yakin semua pemain di industri sepakat bahwa konsolidasi harus terjadi di industri telekomunikasi," kata Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi mengenai akuisisi ini.
Merril Lynch (Singapura) Pte Ltd (Bank of America Merril Lynch) bertindak sebagai penasihat keuangan dari XL untuk transaksi ini.[7][8][9]
Kemudian, pada tanggal 20 Maret 2014, XL telah menyelesaikan kesepakatan akuisisi AXIS dengan nilai transaksi USD 865 juta. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatangan dokumen penyelesaian transaksi pada tanggal 19 Maret 2014 antara XL dan STC. Dengan selesainya transaksi ini, maka XL telah secara resmi menyelesaikan proses akuisisi dan menjadi pemegang saham mayoritas di AXIS.[10]
Tak hanya berhenti pada proses akuisisi saja, XL dan AXIS telah menjadi satu entitas bisnis setelah keduanya menandatangani akta merger pada 8 April 2014.[11] Dengan penggabungan ini, XL dan AXIS bersatu menjadi satu badan usaha yang melayani lebih dari 65 juta pelanggan di Indonesia. Presiden Direktur dan CEO XL, Hasnul Suhaimi mengatakan, merger ini menandai dimulainya konsolidasi industri telekomunikasi di Indonesia.
“Kami berterima kasih dan memberikan apresiasi tinggi atas dukungan dari semua pihak, terutama regulator, pemegang saham dan konsumen XL dan AXIS, sehingga merger ini akhirnya dapat terwujud," kata Hasnul dalam siaran pers.
Setelah penggabungan usaha ini, kedua perusahaan tersebut melakukan integrasi di segala bidang, termasuk integrasi jaringan, pelanggan, sistem tarif, hingga sumber daya karyawan. Integrasi akan dipimpin oleh Ongki Kurniawan, Chief Service Management Officer XL. Setelah integrasi selesai, tongkat kepemimpinan akan kembali ke Hasnul.
Wajah baru AXIS
Pada 30 Maret 2015, AXIS kembali hadir dengan wajah baru setelah bergabung dengan XL.[12] Kini, merek layanan yang identik dengan warna ungu itu menawarkan gaya hidup baru dalam menggunakan layanan telekomunikasi melalui penyediaan layanan yang simpel, terutama untuk sekadar menelpon, SMS, dan data/internet sesuai kebutuhan dengan tarif irit. Pengenalan kembali AXIS kali ini ditandai dengan peluncuran program gaya hidup “Iritology” yakni penawaran layanan Ngobrol Irit, Ngenet Irit, Awet Irit, Axis Hura-Hura (hanya ada di Sumatera saja, diluncurkan bulan September 2016)
Dian Siswarini mengatakan, “Peluncuran kembali merek AXIS ini adalah tindak lanjut dari proses merger dan akuisisi sebelumnya. Keputusan mempertahankan merek AXIS adalah untuk memberikan layanan yang lengkap kepada pelanggan, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. AXIS dan XL akan saling melengkapi satu sama lainnya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Nah, untuk AXIS baru ini, kami mengenalkan konsep Iritologi yakni gaya hidup menggunakan layanan telekomunikasi yang simple sesuai kebutuhan dengan tarif irit.”
Produk
Saat ini, AXIS memiliki produk seluler GSM dengan merek dagang "AXIS". AXIS diluncurkan pada bulan April 2008, dengan wilayah operasi awal di Jawa dan Sumatera. Saat ini, AXIS sudah menjangkau lebih dari 80 persen populasi di Indonesia, meliputi Jawa, Bali, Lombok, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Layanan AXIS sudah tersedia di lebih dari 400 kota di seluruh Indonesia, dan diklaim sebagai operator terbesar keempat di Indonesia dalam hal luas wilayah jangkauan.[13]
Bekas produk
Produk AXIS diawal pendiriannya sebagai Natrindo dikenal dengan merek dagang Lippo Telecom, kemudian Solusi. Lippo Telecom hanya beroperasi di wilayah Jawa Timur.
Lihat pula
Referensi
- ^ Tentang Axis
- ^ Maxis Beli 51 Persen Saham Lippo Telecom
- ^ Maxis Malaysia Kuasai 95% Saham Lippo Telecom
- ^ Saudi Telecom Beli 51% Saham Maxis di Natrindo
- ^ "XL dan Axis Umbar Kemesraan di "Bersahabat"". Kompas.com. 13 Desember 2013. Diakses tanggal 22 Desember 2016.
- ^ Axis Diakuisisi XL, Negara tak jadi rugi
- ^ . Kompas.com. 26 September 2013 XL Axiata Akuisisi Axis http://tekno.kompas.com/read/2013/09/26/1322238/XL.Axiata.Akuisisi.Axis XL Axiata Akuisisi Axis Periksa nilai
|url=
(bantuan). Diakses tanggal 26 September 2013. Tidak memiliki atau tanpa|title=
(bantuan) - ^ "Dipinang XL, Brand Axis Tetap Eksis". Maret 21, 2014.
- ^ "Jaringan XL dan Axis Segera "Disatukan"??". April 04, 2014.
- ^ "XL Resmi Akuisisi Axis".
- ^ "XL dan Axis Resmi Jadi Satu Perusahaan".
- ^ XL Lahirkan lagi Merek Axis
- ^ Axis Ubah Nama Perusahaan