Analisis tanah
Analisis tanah atau pengujian tanah adalah aktivitas menganalisis sampel tanah untuk mengetahui kondisi dan karakteristik tanah, seperti nutrien, kontaminasi, komposisi, keasaman, dan sebagainya. Analisis tanah menentukan tingkat kecocokan tanah terhadap aktivitas pertanian dan jenis tanaman yang ditanam. Keberadaan mineral tertentu yang berlebih dapat menyebabkan keracunan bagi tumbuhan, namun tumbuhan jenis lain mungkin dapat bertahan.[1] Berbagai lembaga pengujian tanah dapat memiliki standar sendiri mengenai berapa sampel yang dibutuhkan per luas area. Air yang digunakan sebagai irigasi lahan setempat dapat diuji secara terpisah karena kandungan mineral yang dikandung oleh air tersebut mempengaruhi kondisi tanah. Kondisi nutrisi tanah dapat bervariasi seiring waktu dan kedalaman, sehingga waktu pengambilan sample dan kedalaman sampel akan mempengaruhi hasil pengujian.
Penyimpanan
Kimia tanah dapat berubah seiring waktu, karena proses kimiawi dan biologis yang terjadi di dalam tanah memecah senyawa yang ada di dalamnya. Proses dan kondisi alami yang terjadi di dalam tanah akan berubah begitu sampel tanah dipisahkan dari lokasi aslinya, termasuk temperatur, kelembaban, dan tingkat penyinaran cahaya matahari. Sehingga tingkat akurasi hasil pengujian tanah amat ditentukan oleh kapan pengujian dilakukan. Semakin cepat dilakukan setelah pengambilan sampel, semakin akurat.
Pengujian tanah
Pengujian tanah dilakukan di berbagai laboratorium dengan jenis laboratorium dapat memiliki fasilitas yang berbeda-beda seperti kondisi yang diuji maupun jenis dan jumlah nutrisi yang ingin diketahui.
Pengujian nutrisi tanah umumnya akan mendapatkan hasil yang dikategorikan sebagai berikut:
- Nutrisi utama, yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium
- Nutrisi sekunder, yaitu sulfur, kalsium, dan magnesium
- Nutrisi minor, yaitu besi, mangan, tembaga, seng, boron, molibden, dan klor.
Pemanfaatan senyawa ion kompleks seperti asam etilenadiaminatetraasetat (EDTA) dan asam dietilenatriaminapentaasetat (DTPA) seringkali digunakan untuk mengetahui keberadaan ion logam tertentu.[2]
Selain sifat kimiawi, pengujian tanah juga dilakukan untuk menguji sifat fisik, diantaranya ukuran molekul tanah, kelembaban, berat jenis, batas plastis, permeabilitas, kekuatan tekan, dan sebagainya
Kontaminan tanah
Berbagai mineral yang biasanya menjadi kontaminan tanah yaitu arsenik, barium, kadmium, tembaga, raksa, timbal, dan seng. Beberapa nutrisi mikro seperti tembaga diperlukan oleh tumbuhan dalam jumlah kecil, namun jika berlebihan akan menjadi racun bagi tanaman.
Timbal merupakan kontaminan tanah yang sangat berbahaya jika diserap oleh tumbuhan karena dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan anak-anak.[3]
Lihat pula
Referensi
- ^ Soil Science - Malcolm E. Sumner - Google Books. Books.google.com. Diakses tanggal 2012-11-08.
- ^ "wlabs.com". wlabs.com. Diakses tanggal 2012-11-08.
- ^ Carl J. Rosen. "Lead in the Home Garden and Urban Soil Environment". Extension.umn.edu. Diakses tanggal 2012-11-08.