Raditya Dika
Templat:Infobox artis indonesia Dika Angkasaputra Moerwani Nasution (berganti nama menjadi Raditya Dika; lahir 28 Desember 1984[1]) adalah seorang penulis, komedian, sutradara & aktor. Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan masuk kategori best seller.[1] Buku tersebut menampilkan kehidupan Dika (Raditya Dika) saat kuliah di Australia.[butuh rujukan] Tulisan pria yang akrab disebut Raditya Dika itu bisa digolongkan sebagai genre baru.[butuh rujukan] Kala ia merilis buku pertamanya tersebut, memang belum banyak yang masuk ke dunia tulisan komedi.[1] Apalagi bergaya diari pribadi (personal essay).[1]
Kehidupan pribadi
Nama
Dika lahir di Jakarta pada 28 Desember 1984 dengan nama Dika Angkasaputra Moerwani Nasution, namun pada saat duduk di kelas 4 SD, ia meminta izin kepada orang tuanya untuk mengganti nama tersebut menjadi Raditya Dika.
Pergantian nama tersebut tidak secara resmi bahkan pada akte kelahiran masih tertulis dengan nama Dika Angkasaputra Moerwani (bahkan tidak tertera marga “Nasution”). Saat Ujian Nasional SD, ia diminta pihak sekolah untuk menuliskan namanya pada lembar formulir, dan ia menulis namanya sebagai Raditya Dika, bukan nama yang tertulis di akte kelahirannya. Hal tersebut membuat ijazah SD–nya yang seharusnya bernama Dika Angkasaputra Moerwani (masih tidak tertera marga “Nasution”), menjadi Raditya Dika. Tidak hanya saat SD, saat memasuki SMP ia menuliskan nama Raditya Dika mengikuti ijazah SD, bukan mengikuti nama akte kelahiran. Maka, ia pun terdaftar di SMP-nya dengan nama Raditya Dika. Sejak itu, namanya dalam kehidupan pendidikan menjadi Raditya Dika. Ia juga akrab dipanggil teman-temannya dengan nama Radith. Tidak hanya di ijazah, penggunaan nama Raditya Dika juga dipakai pada KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan SIM (Surat Izin Mengemudi).
Kehidupan asmara
Dika menikah dengan pesinetron yang 9 tahun lebih muda darinya, Anissa Azizah, pada tanggal 5 Mei 2018 di gedung Ritz Carlton Jakarta.
Karya
Karya pertama yang mengangkat namanya adalah buku berjudul Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh (2005).[2] Buku ini menceritakan kehidupan Radith ketika masih berkuliah di Adelaide, Australia.[butuh rujukan] Cerita yang dibawakan Radith adalah kisah-kisahnya sebagai pelajar Indonesia yang berkuliah di luar negeri.[3] Buku ini ditampilkan dalam format diary (buku harian).[butuh rujukan] Seluruh cerita dalam karyanya tersebut berasal dari blog pribadi terdahulu milik Radit, www.kambingjantan.com, yang sekarang menjadi www.radityadika.com.[1]
Buku keduanya berjudul Cinta Brontosaurus, diterbitkan pada tahun 2006.[4] Hampir sama dengan buku sebelumnya, cerita-cerita dalam buku ini berasal dari kisah keseharian Radith.[4] Namun, buku kedua ini menggunakan format cerita pendek (cerpen) yang bercerita mengenai pengalaman cinta Radith yang sepertinya selalu tidak beruntung.[4] Isi dari buku ini meliputi kisah dari sewaktu Radith mengirim surat cinta pertama ke teman saat SD, hingga pengalaman Radith memerhatikan kucing Persia-nya yang jatuh cinta dengan kucing kampung tetangganya.[4]
Buku ketiganya yang berjudul Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa terbit pada tanggal 29 Agustus 2007.[5] Buku ketiga ini mengisahkan Radith yang pernah menjadi badut Monas dalam sehari, mengajar bimbingan belajar, lalu saat Radith dikira hantu penunggu WC, sampai cerita mengenai kutukan orang NTB.[5] Sementara, buku keempatnya berjudul Babi Ngesot: Datang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang terbit pada bulan April 2008.[1]
Ia juga bermain dalam film yang diangkat dari pengalaman hidupnya, Kambing Jantan: The Movie.[6] Pada pertengahan bulan November 2009, melalui situs resminya, Radith mengumumkan bahwa buku kelimanya yang berjudul Marmut Merah Jambu akan segera terbit dengan jadwal edar sementara pada bulan Desember 2009.[1] Namun pada pertengahan bulan Desember silam, Radith kembali lewat situs resminya menyatakan bahwa buku kelimanya tersebut masih mengalami sedikit perubahan dan juga penambahan cerita pada beberapa bagian, sehingga kemungkinan besar penerbitan buku tersebut akan mundur beberapa waktu.[1] Melalui situs resmi pribadinya pada bulan Oktober 2011 ini Raditya Dika juga mengumumkan bahwa bukunya yang berjudul Manusia Setengah Salmon akan segera terbit tanggal 24 Desember 2011. Di situs itu Raditya Dika membuat countdown pada blognya agar para penggemarnya ingat tanggal terbit buku Manusia Setengah Salmon.
Perjalanan dan pemikiran
Radith mengawali keinginan untuk membukukan catatan hariannya di blog pribadinya saat ia memenangi Indonesian Blog Award.[7] Radith juga pernah meraih Penghargaan bertajuk The Online Inspiring Award 2009 dari Indosat.[7] Dari pengalaman itu, ia mencetak tulisan-tulisannya di blog kemudian ia menawarkannya ke beberapa penerbit untuk dicetak sebagai buku. Awalnya banyak yang menolak, tetapi kemudian ketika ia ke Gagasmedia, sebuah penerbit buku, naskah itu diterima, meski harus presentasi dahulu.[1]
Radit sukses menjadi penulis dengan keluar dari arus utama (mainstream).[butuh rujukan] Ia tampil dengan genre baru yang segar.[1] Yang membuat ia berbeda dari penulis lain adalah ide nama binatang yang selalu ia pakai dalam setap bukunya. Dari buku pertama hingga terbaru, semua judulnya mengandung nama binatang.[butuh rujukan] Bagi Radith, ini adalah selling point-nya.[1]
Menurutnya, sebagai penulis tetap harus memiliki inovasi.[butuh rujukan] Sebenarnya, pada bulan-bulan pertama, buku pertamanya tidak terlalu laku.[butuh rujukan] Ini, menurut Radith, adalah risiko masuk dalam genre baru.[butuh rujukan] Radith kemudian gencar berpromosi di blog yang ia kelola.[1] Selain itu ia juga gencar promosi dari mulut ke mulut (word of mouth).[1] Radith meminta pembacanya untuk berfoto dengan buku pertamanya itu kemudian dikirim ke Radith.[butuh rujukan] Jadilah ini sebuah strategi pemasaran yang bisa mengelola pembaca sebagai target pasarnya.[1] Menurut Radith, dalam menulis, tidak serta-merta setelah buku terbit, urusan selesai.[butuh rujukan] Kemudian, pemasaran diserahkan kepada penerbit.[1]
Sebaliknya, penulis seharusnya juga menjadi pemasar bagi bukunya sendiri karena sebenarnya penulis juga seniman.[butuh rujukan] Penulis yang kreatif akan menjadikan bukunya sebagai produk yang baginya harus bisa laku di pasaran.[butuh rujukan] Meskipun pada dasarnya buku adalah bukan barang komersial, tetapi memandang buku sebagai sebuah produk berilmu yang perlu dipasarkan adalah sebuah hal yang perlu dilakukan saat ini.[1]
Menjadi penulis sukses bukan berarti tidak ada hambatan.[1] Menurut Radith, hambatan bukan hanya dari industri buku, melainkan juga dari hal-hal yang sifatnya diagonal.[butuh rujukan] Artinya, lawan dari industri buku bisa jadi bukan industri buku lain tetapi industri lain yang sebenarnya tidak berhubungan sama sekali seperti hiburan (entertainment), makanan, dan lain-lain.[1] Sebagai contoh, bila ada anak muda memiliki uang 50.000 rupiah, belum tentu ia akan membelanjakannya untuk buku.[butuh rujukan] Bisa jadi uang itu digunakan untuk menonton film di bioskop atau membeli makanan cepat saji.[butuh rujukan] Dan yang jelas, buku bukan pilihan utama.[1]
Bagi Radith hal ini memang sudah lazim.[butuh rujukan] Yang perlu dilakukan adalah terus berkreasi dan bertindak kreatif.[1] Baginya, kompetisi yang ada adalah kunci untuk berinovasi.[butuh rujukan] Tekanan kompetitor bisa menjadi motivasi untuk terus memberikan ide-ide baru dan menggali kemampuan.[1]
Radith kini meneruskan studinya di Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Indonesia. Selain itu, kini ia berkarier di penerbit buku Bukune,Radith bertindak sebagai direktur juga sebagai direktur dan pemimpin redaksi. Tepat pada hari ulang tahunnya Raditya merayakannya bersama ratusan penggemarnya RDL (Raditya Dika Lovers) di Taman Mini Indonesia Indah.[1]
Berkat adanya Raditya Dika, komedi tunggal Indonesia tidak lagi kuno. Ia memiliki prinsip bahwa Komedi itu sebagian dari hidupnya. Karena komedi bisa membawa kariernya ke jenjang yang lebih baik.
Pendidikan
- SMP 1 Tarakanita
- SMU 70 Bulungan
- University of Adelaide
- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Jurusan Ilmu Politik
Karya tulis
- Novel
- 2005 - Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh
- 2006 - Cinta Brontosaurus
- 2007 - Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa
- 2008 - Babi Ngesot: Datang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang
- 2010 - Marmut Merah Jambu
- 2011 - Manusia Setengah Salmon
- 2015 - Koala Kumal
- 2018 - Ubur-Ubur Lembur
Komik (bersama Adriano Rudiman)
Sinematografi
Tahun | Judul | Pemeran |
Sutradara |
Penulis skenario |
---|---|---|---|---|
2009 | Kambing Jantan: The Movie | |||
2009 | Maling Kutang | |||
2012 | Malam Minggu Miko | |||
2013 | Cinta Brontosaurus | |||
2013 | Cinta Dalam Kardus | |||
2013 | Manusia Setengah Salmon | |||
2014 | Marmut Merah Jambu | |||
2014 | Malam Minggu Miko | |||
2014 | Malam Minggu Miko The Movie | |||
2015 | Single | |||
2015 | Marmut Merah Jambu Series | |||
2016 | Koala Kumal | |||
2016 | Hangout | |||
2017 | The Guys | |||
2018 | Target |
Acara TV
- Comic Action (Kompas TV) sebagai pembawa acara
- Stand Up Comedy Indonesia (Kompas TV) sebagai juri
- Galau Nite (Metro TV) sebagai Biang Galaaw
- Stand Up Comedy Academy (Indosiar) sebagai juri
- Gen Z (Trans 7) sebagai pembawa acara
- Bukan Sekedar Wayang (NET.)
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v "Raditya Dika: "Binatang" adalah Identitas Saya". Majalah Innovation Indonesia, Edisi 002/ Agustus 2009
- ^ Raditya Dika, diakses pada 8 Februari 2008
- ^ Dika, Raditya. 2005. Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh. Jakarta: Gagasmedia.
- ^ a b c d Dika, Raditya. 2006. Cinta Brontosaurus. Jakarta: Gagasmedia.
- ^ a b Dika, Raditya. 2007. Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa. Jakarta: Gagasmedia.
- ^ Rudi Soedjarwo Angkat Blog Ke Layar Lebar, 8 Februari 2008
- ^ a b "Tiga Peraih Online Inspiring Award". http://teknologi.vivanews.com/news/read/122453-tiga_peraih_online_inspiring_award_2009. (diakses 6 April 2010)
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi
- Raditya Dika di X
- (Indonesia) dika/ Profil di KapanLagi.com
- Raditya Dika di Facebook
- Raditya Dika di Instagram