Subaru Corporation

perusahaan asal Jepang
Revisi sejak 9 Juni 2021 11.14 oleh Ardfeb (bicara | kontrib) (Update, diterjemahkan secara manual dari artikel berjudul sama di en.wp)

Subaru Corporation (Jepang: 株式会社SUBARU, Hepburn: Kabushiki-gaisha Subaru), sebelumnya bernama Fuji Heavy Industries, Ltd. (Jepang: 富士重工業株式会社, Hepburn: Fuji Jūkōgyō Kabushiki-gaisha) (FHI) dari tahun 1953 hingga 2017, adalah sebuah perusahaan multinasional dan konglomerat asal Jepang yang terutama berbisnis di bidang manufaktur transportasi darat dan dirgantara. Perusahaan ini paling terkenal berkat produk mobilnya yang bermerek Subaru. Divisi dirgantara dari perusahaan ini bertindak sebagai kontraktor pertahanan untuk pemerintah Jepang, serta memproduksi helikopter dan pesawat terbang di bawah lisensi dari Boeing dan Lockheed Martin. Divisi dirgantara dari perusahaan ini merupakan mitra manufaktur dan pengembangan global untuk Boeing dan Lockheed Martin.

Subaru Corporation
Nama asli
株式会社SUBARU
Nama latin
Kabushiki-gaisha SUBARU
Sebelumnya
Fuji Heavy Industries, Ltd.
Publik K.K.
Kode emitenTYO: 7270
Komponen TOPIX Large 70
IndustriOtomotif, manufaktur peralatan transportasi, pertahanan
PendahuluNakajima Aircraft Company
Didirikan15 Juli 1953; 71 tahun lalu (1953-07-15)
Kantor pusat,
Jepang
Tokoh kunci
Yasuyuki Yoshinaga (Chairman)
Tomomi Nakamura (Presiden & CEO)
ProdukMobil, pesawat terbang, mesin industrial, truk sampah
PemilikToyota (20,00%)
TMTBJ investment trust (7,57%)
JTSB investment trust (5,33%)
Mizuho Bank (1,31%)
Sompo Japan Nipponkoa Insurance (1,27%)
Situs webSubaru Corporation
Facebook: SUBARU.jp X: SUBARU_CORP Instagram: subaru.jp Youtube: UCkNlok-TO43_Zlv7_29MvKw Modifica els identificadors a Wikidata

Sejarah

Fuji Heavy Industries memulai sejarahnya dari Nakajima Aircraft Company, sebuah pemasok pesawat terbang terkemuka untuk pemerintah Jepang selama Perang Dunia II. Pada akhir Perang Dunia II, Nakajima dipecah oleh pemerintahan pendudukan Sekutu di bawah legislasi keiretsu, dan pada tahun 1950, sebagian dari Nakajima Aircraft Company telah dikenal sebagai Fuji Heavy Industries.

FHI pun resmi didaftarkan sebagai sebuah badan hukum pada tanggal 15 Juli 1953, saat lima perusahaan asal Jepang, yakni Fuji Kogyo, Fuji Jidosha Kogyo, Omiya Fuji Kogyo, Utsunomiya Sharyo, dan Tokyo Fuji Sangyo, resmi bergabung untuk membentuk salah satu produsen peralatan transportasi terbesar di Jepang.

Pada akhir dekade 1980-an, FHI menjadi pemasok peralatan militer, dirgantara, dan perkeretaapian besar di Jepang, namun 80% dari total penjualannya berasal dari mobil. Penjualan perusahaan ini pada tahun 1989 turun 15% menjadi US$4,3 milyar.[1] Pada tahun 1990, perusahaan ini merugi lebih dari US$500 juta. Industrial Bank of Japan Ltd., bank utama dari perusahaan ini, kemudian meminta Nissan Motor, yang memiliki 4,2% saham perusahaan ini, untuk ikut membantu. Nissan kemudian menunjuk Isamu Kawai, presiden Nissan Diesel Motor Co., untuk memimpin FHI.[2] Pada tahun 1991, FHI mulai memproduksi sedan dan hatchback Nissan Pulsar (Nissan Sunny di Eropa) sesuai kontrak.[3]

Saat ini, Subaru Corporation memproduksi mobil bermerek Subaru, sementara divisi dirgantaranya memproduksi helikopter serbu dan utilitas untuk Pasukan Bela Diri Jepang, pesawat latih, pesawat nirawak, serta sayap tengah dari Boeing 777 dan Boeing 787. Sebelumnya, FHI juga memproduksi suku cadang untuk Raytheon Hawker dan Eclipse Aviation.

Pada tahun 2003, FHI resmi mengadopsi logo Subaru sebagai logo barunya.[4]

Pada tanggal 5 Oktober 2005, Toyota membeli 8,7% saham FHI dari General Motors, yang telah memiliki 20,1% saham FHI sejak tahun 1999.[5] GM kemudian menjual 11,4% saham FHI ke pasar, sehingga tidak lagi memegang satupun saham FHI. Perusahaan ini sebelumnya menyatakan bahwa mungkin ada 27 juta lembar saham (3,4%) yang dibeli oleh entitas yang belum diketahui pada tanggal 6 Oktober 2005, dan spekulasi pun muncul bahwa pembelian tersebut dilakukan oleh sebuah bank atau produsen mobil lain. Setelah pembelian tersebut, Toyota mengumumkan sebuah kontrak dengan Subaru pada tanggal 13 Maret 2006 untuk dapat menggunakan fasilitas produksi Subaru di Lafayette, Indiana, Amerika Serikat, serta berencana mempekerjakan hingga 1.000 orang untuk memproduksi Camry di sana, mulai triwulan kedua tahun 2007.

Pada bulan Juni 2014, perusahaan ini menjadi salah satu dari lima perusahaan besar asal Jepang yang dikontrak oleh Boeing Commercial Airplanes untuk memproduksi suku cadang Boeing 777X.[6]

Pada bulan Mei 2016, Fuji Heavy Industries mengumumkan bahwa mereka akan mengubah namanya menjadi Subaru Corporation mulai tanggal 1 April 2017.[7][8][9]

Divisi

Subaru memiliki dua divisi utama, yakni:

Bekas divisi

  • Subaru menghentikan produksi bus dan gerbong pada tahun 2003.
  • Divisi teknologi lingkungan, yang memproduksi dan menjual truk sampah, penyapu robot, dan turbin angin[butuh rujukan].
  • Dihentikan pada tahun 2017, divisi Subaru Industrial Power Products memproduksi dan menjual mesin, pompa, dan generator komersial yang sebelumnya diberi merek Subaru-Robin dan Robin. Divisi produk industrial Subaru mulai memproduksi mesin "Star" untuk mobil salju Polaris Industries pada tahun 1968, namun akhirnya dihentikan pada tahun 1998, saat Polaris Industries mulai memproduksi sendiri mesin dua tak Liberty, namun Subaru tetap menjadi mitra investasi dan pemasok piston. Subaru telah memasok lebih dari 2 juta mesin untuk mobil salju, ATV, kendaraan air, dan kendaraan utilitas buatan Polaris.[12]

Kepemimpinan

Presiden

  • 1953–1956 — Kenji Kita
  • 1956–1963 — Takao Yoshida
  • 1963–1970 — Nobuo Yokota
  • 1970–1978 — Eiichi Ohara
  • 1978–1985 — Sadamichi Sasaki
  • 1985–1990 — Toshihiro Tajima
  • 1990–1996 — Isamu Kawai
  • 1996–2001 — Takeshi Tanaka
  • 2001–2006 — Kyoji Takenaka
  • 2006–2011 — Ikuo Mori
  • 2011–2018 — Yasuyuki Yoshinaga

Produk

Mobil kecil

Model bus

 
Sebuah bodi 5E dengan sasis Isuzu Cubic
 
Sebuah bodi 7E dengan sasis Volvo B10M
 
Sebuah bodi 1M dengan sasis Nissan Diesel Space Arrow
  • R13
    • 13
    • 3A/3B/3D/3E
    • R1/R2
  • R14
    • 14
    • 4B/4E
  • R15
    • 5B/5E
    • R1/R2/R3
    • HD1/HD2/HD3
    • Double-decker
  • R16
    • 6B/6E
    • H1
  • R17
    • 7B/7E
    • 7HD
    • 7S
  • R18
    • 8B/8E
  • R21
    • 1M/1S

Pesawat terbang

 
AH-64D (DJP) milik Angkatan Darat Bela Diri Jepang yang dialokasikan untuk Brigade Lintas Udara ke-1 (Jepang), Januari 2012

Bakal pelanting kereta api

Sejumlah produk dibuat pada Era Utsunomiya Sharyo (1950-1955).

Jepang

Kereta rel diesel
31 [ja] , 32 [ja] , 37 [ja] , 54 [ja] types
Kereta penumpang
Kereta rel listrik
Trem

Rusia

  • Kereta rel diesel - D2 [ru]

Thailand

  • Kereta rel diesel - NKF [th]

Referensi

  1. ^ "Former Nissan Executive Will Head Fuji". Los Angeles Times, June 29, 1990
  2. ^ "For Bankrupt Companies, Happiness Is a Warm Keiretsu" by Robert Neff, Bloomberg, Oct 25, 1992
  3. ^ "Fuji to Build Nissan Models", Chicago Tribune, January 27, 1991.
  4. ^ "Fuji Heavy Industries Adopts Subaru's Six-Star Emblem as New Corporate Symbol" (Siaran pers). Fuji Heavy Industries. 15 July 2003. Diakses tanggal 2008-06-11. 
  5. ^ Shimizu, Kaho (2005-10-06). "Toyota to buy Fuji shares in GM selloff". The Japan Times. 
  6. ^ "Boeing enters pact with Japanese consortium for supply of 777X plane parts". Chicago Chronicle. Diakses tanggal 12 June 2014. 
  7. ^ Alexander Stoklosa (12 May 2016). "Subaru Parent Fuji Heavy Industries Changes Its Name to Subaru Corp". Car and Driver. 
  8. ^ "News Release". Subaru Corporation (Siaran pers). [Verifikasi gagal]
  9. ^ "株式会社SUBARU(スバル)企業情報サイト". 株式会社SUBARU(スバル)企業情報サイト (dalam bahasa Jepang). [Verifikasi gagal]
  10. ^ Aircraft Maintainers Demonstrate MV-22B Osprey Systems at Atsugi April 23, 2016 DVIDS Retrieved November 14, 2016
  11. ^ Osprey noise levels measured at GSDF’s Kisarazu camp in Chiba Prefecture October 25, 2016 Japan Times Retrieved November 14, 2016
  12. ^ "Polaris and Fuji: A Long History of a Powerful Partnership". 
  13. ^ "Corporate Profile". Subaru Corporation. 
  14. ^ Kelly, Tim; Kubo, Nobuhiro (June 11, 2014). "Foreign firms bid for $2 billion chopper deal". Reuters. Diakses tanggal October 10, 2014 – via The Japan Times. 

Pranala luar