LRT Jakarta

sistem angkutan cepat di Indonesia

Proyek Lintas Rel Terpadu Jakarta atau disingkat LRT Jakarta adalah sebuah sistem angkutan cepat dengan kereta api ringan (LRT) yang direncanakan akan dibangun di Jakarta, Indonesia. Ada 2 penggagas LRT di Jakarta, Pemprov DKI yang akan membangun LRT dalam kota dengan nama LRT Jakarta dan PT Adhi Karya yang akan membangun LRT yang menghubungkan Jakarta dengan kota sekitarnya dengan nama LRT Jabodebek.

Light rail transit Jakarta
Info
PemilikDirektorat Jenderal Perkeretaapian
WilayahJakarta
JenisAngkutan cepat, Transportasi umum
Jumlah jalur1
Jumlah stasiun6
Situs weblrtjakarta.co.id
Operasi
Dimulai2018
OperatorPT Jakarta Propertindo
Waktu antara5-10 menit
Teknis
Lebar sepur1.435 mm (4 ft 8+12 in)
Sepur standar
Listrik750 V DC
Rangkaian LRT Jakarta sedang berada di Stasiun LRT Boulevard Utara.

LRT ini dioperasikan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

LRT ini mulai diuji coba terbatas pada 15 Agustus 2018 dan akan beroperasi pada 2018. Pada uji coba terbatas ini, LRT hanya berhenti di 2 stasiun, yaitu Stasiun LRT Velodrome dan Stasiun LRT Boulevard Utara.[1]

Sejarah

 
Kereta Hyundai Rotem meninggalkan Stasiun Velodrome, diambil saat percobaan terbatas, 7 September 2018

Gagasan LRT Jakarta mulai muncul ketika Proyek Monorel Jakarta yang sempat diaktifkan kembali pada Oktober 2013 oleh Gubernur DKI saat itu, Joko Widodo tersendat pengerjaannya. Tersendatnya pekerjaan tersebut karena Pemprov DKI dan Gubernur DKI penerus Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak akan mengabulkan permintaan yang diajukan oleh PT Jakarta Monorail untuk membangun depo di atas Waduk Setiabudi, Jakarta Selatan dan Tanah Abang, Jakarta Pusat.[2] Sebab, hasil kajian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan bahwa jika depo dibangun di atas Waduk Setiabudi, dikhawatirkan peristiwa jebolnya tanggul Latuharhari terulang kembali.

Ahok, sapaan Basuki, lebih memilih untuk membangun Light Rail Transit (LRT) dibandingkan monorel. Bahkan, Basuki telah mengungkapkan rencana pembangunan ini kepada Presiden Joko Widodo.[3]

Rencana pengembangan

LRT Jakarta
 
Rencana perpanjangan ke utara
 
  CKP-RJW  
 
Kemayoran
 
Benyamin Sueb
 
Martadinata
 
Fase 3A: dibuka TBA
Fase 2A: dibuka TBA
 
JIS
 
Sunter Barat
 
Gelanggang Remaja
 
Sunter Timur
 
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
 
U03
Artha Gading
 
U02
Kelapa Nias
 
Fase 2A: dibuka TBA
Fase 1A: dibuka 2019
 
 
 
 
 
S01U01
Pegangsaan Dua
 
 
Depot
Pegangsaan Dua
 
S02
Boulevard Utara
 
S03
Boulevard Selatan
 
S04
Pulomas
 
S05
Equestrian
 
S06
Velodrome
 
Rencana perpanjangan ke barat dan selatan
 
Fase 1A: dibuka 2019
Fase 1B: dibuka TBA
 
S11
Rawamangun
 
S12
Pramuka BPKP
 
S13
Pasar Pramuka
 
S14
Matraman
 
  JAKK-PDL  
 
S15
Manggarai
 
S16
Dukuh Atas (LRTJ)
 
Fase 1C: dibuka TBA
Fase 1D: dibuka TBA
 
Rencana perpanjangan ke barat

Pemprov DKI merencanakan 7 rute untuk LRT dalam kota:[4]

Untuk desain LRT diserahkan kepada dua BUMD DKI Jakarta, yaitu Pembangunan Jaya dan Konstruksi Jaya. Diperkirakan, ketujuh rute itu menelan anggaran kurang lebih Rp 60 triliun atau Rp 7,5 triliun untuk setiap rutenya.

Konstruksi

LRT Pemprov DKI dimulai dengan pembangunan koridor 1 Kelapa Gading - Velodrome (Rawamangun) pada 22 Juni 2016.

Referensi

Pranala luar