Museum Nasional Ketransmigrasian
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada April 2016. |
Museum Nasional Ketransmigrasian (atau MNK[1]) adalah salah satu museum nasional yang mendokumentasikan catatan sejarah tentang keberhasilan proses transmigrasi di Indonesia yang terletak di Provinsi Lampung.[2] Museum ini merupakan museum transmigrasi pertama dan yang satu-satunya yang ada di dunia.[3] MNK tepatnya terletak di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. MNK dibangun karena alasan historis.[2]
Didirikan | 12 Desember 2004 |
---|---|
Lokasi | Jalan Ahmad Yani, Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, Indonesia |
Jenis | Museum |
MNK dibagun dengan luas 63 hektare[2][4] dan terdapat 3 lantai.[5] Di museum ini juga terdapat kolam renang, sentra kerajinan, panggung terbuka, 10 anjungan rumat adat dari daerah asal transmigran,[4] perpustakaan, mushola, tempat parkir, lapangan, areal persawahan, dan masih ada lagi.
Pembangunan MNK bertujuan untuk menyediakan sarana dan prasarana bagi pengkajian program transmigrasi di Indonesia. Museum ini juga bertujuan untuk menyediakan wahana pembelajaran tentang sejarah ketrasnmigrasian di Indonesia bagi generasi muda.[6]
Sejarah
MNK dibangun karena ide dari Bapak Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo. Museum ini kemudian mulai dibagun pada tanggal 12 Desember 2004 bertepatan pada Hari Bhakti Transmigrasi ke-54. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh gubernur Lampung ke-9, Drs. Sjachroedin ZP. Museum ini dibangun karena kawasan lokasi di Desa Bagelen.[2][4]
MNK merupakan sebuah bukti bahwa Provinsi Lampung merupakan daerah kolonialisasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1905.[7] Kolonialisasi merupakan istilah pada zaman Pemerintahan Hindia Belanda untuk transmigrasi.[2][4][7] Kolonialisasi yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda ini bertujuan untuk perluasan daerah perkebunan di luar pulau Jawa. Sebanyak 155 keluarga yang berasal dari Karesidenan Kedu, Provinsi Jawa Tengah, dipindahkan ke Provinsi Lampung.[7]
Koleksi
MNK sekarang memiliki lebih dari 254 koleksi. Koleksi di dalam museum ini diantaranya adalah alat pertukangan, alat rumah tangga, alat pertanian, peralatan dapur, alat kesenian,[5] alat penangkap ikan, foto-foto dokumentasi, pakaian adat dan musik Bali, dan masih banyak lagi.
Galeri
-
Lapangan yang berada di tengah-tengah anjungan
-
Anjungan Bali
-
Anjungan Banten
-
Anjungan Jawa Barat
-
Anjungan Jawa Tengah
-
Anjungan Jawa Timur
-
Anjungan Lampung
-
Anjungan Nusa Tenggara Barat
-
Anjungan Nusa Tenggara Timur
-
Anjungan Suriname
-
Anjungan Yogyakarta
Referensi
- ^ Kemenakertrans akan Mengembangkan dan Mempromosikan Museum Nasional Ketransmigrasian. www.indonesia.go.id. Diakses 29 November 2014.
- ^ a b c d e Pemerintah Dirikan Museum Transmigrasi. kompas.com. Diakses 4 Oktober 2014.
- ^ Indonesia Miliki Museum Nasional Transmigrasi di Lampung Selatan. depnakertrans.go.id. Diakses 4 Oktober 2014.
- ^ a b c d Museum Transmigrasi Dibangun. viva.co.id. Diakses 4 Oktober 2014.
- ^ a b Museum Transmigrasi, Kabupaten Pesawaran. www.indoplaces.com. Diakses 4 Oktober 2014.
- ^ Jalan-Jalan ke Museum Transmigrasi. sikamala.com. Diakses 5 Oktober 2014.
- ^ a b c Kunjungan Gubernur Lampung ke Museum Nasional Ketransmigrasian Provinsi Lampung. disnakertrans.lampungprov.go.id. Diakses 29 November 2014.