Ismael
Ismael (bahasa Ibrani: יִשְׁמָעֵאל, Modern Yishma'el Tiberias Yišmāʻēl ; "didengar oleh Allah" ISO 259-3 Yišmaˁel; bahasa Yunani: Ισμαήλ Ismaēl; bahasa Latin: Ismael; bahasa Arab: إسماعيل ʾIsmāʿīl; bahasa Inggris: Ishmael) adalah tokoh dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen dan dalam Al Quran. Ia adalah putra tertua Abraham yang lahir dari istri keduanya, Hagar, seorang Mesir, hamba perempuan Sara, istri Abraham.[1] Ia lahir ketika Abraham berusia 86 tahun[2] dan meninggal pada usia 137 tahun.[3]
Kelahiran
Karena lama tidak mempunyai anak, Sara (yang saat itu masih bernama Sarai, isteri Abraham, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, lalu memberikannya kepada Abraham, suaminya, untuk menjadi isterinya. Ketika itu Abraham (waktu itu masih bernama Abram) telah 10 tahun tinggal di tanah Kanaan[1] dan berusia 85 tahun. Menurut adat waktu itu, anak dari Hagar akan menjadi anak Sarai dan Abram.[4] Hal ini merupakan usaha Sara untuk memenuhi janji TUHAN bagi Abram mengenai putranya (sesuai yang dicatat di Kitab Kejadian 15.
Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu. Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: "Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau." Kata Abram kepada Sarai: "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.[5]
Malaikat TUHAN menjumpai Hagar dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. Katanya: "Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?" Jawabnya: "Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku." Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya. Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya. Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu."[6]
Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: "Engkaulah El-Roi." Sebab katanya: "Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?" dan orang menamakan sumur tempat pertemuan itu, sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered.[7] Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram (yang ketika itu berusia 86 tahun) dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael.[8]
Masa kecil
Ketika berusia 13 tahun, Ismael disunat bersama-sama semua pria di rumah Abraham sebagai bagian tanda perjanjian antara Allah dengan Abraham dan keturunannya. Abraham disunat pada hari yang sama, ketika berusia 99 tahun. [9] Dalam peristiwa itu Allah mengganti nama Abram menjadi Abraham, dan Sarai menjadi Sara. Allah berjanji bahwa Ia akan memberkati Sara, dan dari padanya juga Ia akan memberikan kepada Abraham seorang anak laki-laki, bahkan Allah akan memberkatinya, sehingga Sara menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya. Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya. Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga."[10] Setahun kemudian, adik Ismael, Ishak dilahirkan bagi Abraham dari Sara, istri pertamanya.[11]
Sebelum itu, Ismael ikut Abraham dan seluruh rumahtangganya berangkat dari Kanaan ke Tanah Negeb dan mereka menetap antara Kadesh dan Syur, di daerah Gerar sebagai orang asing, tetapi tidak lama kemudian Abraham dan keluarganya diusir kembali ke tanah Kanaan, dimana Sara melahirkan Ishak.[12]
Pengusiran
Pada waktu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih, Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri. Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak." Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu. Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu."[13]
Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba. Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak, dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: "Tidak tahan aku melihat anak itu mati." Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring. Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar." Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum. [14]
Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah. Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.[15]
Referensi
Pustaka
- Buku dan jurnal
- Metzger, Bruce M (1993). The Oxford Companion To The Bible. Oxford University Press. ISBN 978-0195046458.
- Nikaido, S. (2001). "Hagar and Ishmael as Literary Figures: An Intertextual Study". Vetus Testamentum. 51 (2): 219. doi:10.1163/156853301300102110.
- Werblowsky, R.J. Zwi (1997). The Oxford Dictionary of Jewish Religion. Oxford University Press. ISBN 0-19-508605-8.
- Quinn, Daniel (1993). Ishmael. Bantam Dell Pub Group. ISBN 0553561669.
- Ensiklopedia
- Hubert Cancik and Helmuth Schneider, ed. (2005). Brill's New Pauly- Antiquity. Brill Academic Publishers. ISBN 978 Periksa nilai: length
|isbn=
(bantuan). 9004122703. - Paul Lagasse, Lora Goldman, Archie Hobson, Susan R. Norton, ed. (2000). The Columbia Encyclopedia (edisi ke-6th). Gale Group. ISBN 978-1-59339-236-9.
- John Bowden, ed. (2005). Encyclopedia of Christianity (edisi ke-1st). Oxford University Press. ISBN 0-19-522393-4.
- P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs (ed.). Encyclopaedia of Islam Online. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912.
- Lindsay Jones, ed. (2005). Encyclopedia of Religion (edisi ke-2nd). MacMillan Reference Books. ISBN 978-0-02-865733-2.
- The New Encyclopedia Britannica. Encyclopedia Britannica, Incorporated; Rev Ed edition. 2005. ISBN 978-1-59339-236-9.
- Jane Dammen McAuliffe, ed. (2005). Encyclopedia of the Qur'an. Brill Academic Publishers. ISBN 978-90-04-12356-4.
Pranala luar
- Genealogy from Adam to the Twelve Tribes
- Ishmael in Islam
- The Jewish Encyclopedia: Ishmael.
- Biographical Study on Ishmael
- Herbermann, Charles, ed. (1913). "Ismael". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company.
Lihat pula