S.S. Lazio
Società Sportiva Lazio (BIT: SSL) atau yang lebih dikenal dengan nama Lazio (pelafalan dalam bahasa Italia: [ˈlatt͡sjo]), adalah sebuah perkumpulan olahraga profesional Italia yang berbasis di Roma, ibu kota Italia, yang terkenal karena cabang sepak bolanya.[2] Perkumpulan yang didirikan pada 1900 itu bermain di Serie A dan menghabiskan sebagian besar sejarah mereka di level tertinggi. Lazio telah dua kali menjadi juara Italia, tujuh Piala Italia, tiga Piala Super Italia, dan masing-masing satu trofi Piala Winners UEFA dan Piala Super UEFA.[3]
Nama lengkap | Società Sportiva Lazio S.p.A. | |||
---|---|---|---|---|
Julukan | Biancocelesti (Putih dan Biru Langit) Biancazzurri (Putih-Biru) Aquile (Para Elang) Aquilotti (Elang-Elang Muda) La prima squadra della capitale (Tim pertama di ibu kota) Padroni di Formello (Sang Penguasa Formello) | |||
Berdiri | 9 Januari 1900 sebagai Società Podistica Lazio 1910 (sepak bola) | |||
Stadion | Stadio Olimpico Roma, Italia (Kapasitas: 73.260[1]) | |||
Presiden | Claudio Lotito | |||
Manajer | Simone Inzaghi | |||
Liga | Serie A | |||
2017–18 | ke–5, Serie A | |||
Situs web | Situs web resmi klub | |||
| ||||
Musim ini |
Kesuksesan pertama klub ini adalah pada tahun 1958, memenangi Piala Italia. Pada 1974, mereka menjuarai gelar Serie A pertama mereka. Lima belas tahun terakhir telah menjadi periode tersukses dalam sejarah mereka, antara lain menjuara Piala Winners pada 1999, scudetto pada 2000, beberapa trofi domestik dan mencapai final Piala UEFA pertama mereka pada 1998.
Warna seragam tradisional mereka adalah biru langit dengan kaus kaki putih. Mereka memainkan pertandingan kandang di Stadio Olimpico, Roma, yang berkapasitas 70.643 penonton.[4] Mereka berbagi stadion tersebut dengan A.S. Roma. Lazio mempunyai sejarah rivalitas yang mengakar kuat dengan Roma, di mana mareka saling bertarung dalam Derby della Capitale (Derbi ibu kota, atau derbi Roma) sejak 1929.[5]
Lazio juga sebuah klub olahraga yang mempunyai 40 cabang olahraga, lebih banyak daripada persatuan olahraga lain di seluruh dunia.[6]
Sejarah
Società Podistica Lazio didirikan pada 9 Januari 1900 di distrik Prati di Roma.[7] Lazio secara resmi meluncurkan cabang sepak bolanya pada tanggal 9 Januari 1910, bergabung dengan liga pada 1912 segera setelah Federasi Sepak Bola Italia mulai mengorganisir kejuaraan di bagian selatan dan tengah Italia, dan mencapai play-off final kejuaraan nasional tiga kali, tetapi tak pernah menang.
Pada 1927, Mario Azzi adalah satu-satunya klub asal Roma yang bertahan dari percobaan rezim Fasis untuk menggabungkan semua klub sepak bola di kota tersebut menjadi apa yang akan dinamakan A.S. Roma di kemudian hari.
Klub bermain di musim pertama Serie A pada 1929, dipimpin penyerang legendaris Silvio Piola,[8] mencapai peringkat kedua di klasemen akhir pada 1937 - hasil terbaik sebelum perang.
Pada dekade 1950an, Lazio berada dalam masa naik-turun dengan kemenangan Piala Italia pada 1958. Lazio terdegradasi buat pertama kali pada 1961 ke Serie B, tetapi kembali ke level tertinggi dua tahun kemudian. Setelah beberapa kali mengakhiri musim di papan tengah, mereka terdegradasi kembali pada 1970-71.[9] Kembali ke Serie A pada 1972-73, Lazio langsung menjadi penantang utama Milan dan Juventus dalam rangka mengejar scudetto, hanya kalah pada hari terakhir musim tersebut, dengan tim bermaterikan kapten Giuseppe Wilson, dan juga Luciano Re Cecconi, Mario Frustalupi, penyerang Giorgio Chinaglia dan pelatih Tommaso Maestrelli.[10] Lazio memenangi liga pada 1973-74.[11][12] Namun begitu, kematian tragis Re Cecconi dan Maestrelli, dan juga kepergian Chinaglia, kontan melemahkan tim.[13] Kebangkitan Bruno Giordano di periode tersebut sedikit melegakan dan ia mengakhiri musim sebagai pencetak gol terbanyak di liga pada 1979, saat Lazio menduduki peringkat 8 klasemen akhir.[14]
Lazio dihukum degradasi ke Serie B pada 1980 karena skandal perjudian bersama Milan. Mereka terpuruk di divisi kedua selama tiga musim, yang diingat sebagai salah satu masa terkelam dalam sejarah Lazio. Klub kembali ke divisi tertinggi pada 1983 dan selamat dari degradasi pada musim selanjutnya. Musim 1984-85 sangat buruk: mereka menyelesaikan musim dengan 15 poin dan menjadi juru kunci klasemen.
Pada 1986, poin Lazio di liga dikurangi sembilan (sebuah tamparan hebat pada masa satu kemenangan dihargai dua poin) karena skandal perjudian yang melibatkan pemain mereka, Claudio Vinazzani. Perjuangan keras menghindari degradasi diikuti musim yang sama di Serie B, dipimpin Eugenio Fascetti sukses terhindar dari degradasi ke Serie C setelah mengalahkan tim seperti Taranto dan Campobasso. Ini adalah titik balik sejarah klub, dengan Lazio kembali ke divisi puncak pada 1988, dan dibawah pengurusan keuangan yang amat berhati-hati Gianmarco Calleri, klub berhasil bertahan dan mematenkan diri sebagai klub divisi atas.[15][16]
Kedatangan Sergio Cragnotti pada 1992, mengubah sejarah klub tersebut karena investasi jangka panjangnya di para pemain baru untuk menjadikan Lazio sebagai klub penantang scudetto. Cragnotti berturut-turut memecahkan rekor transfer untuk pemain yang ia anggap sebagai bintang utama - Juan Sebastian Veron seharga £18 juta, Christian Vieri seharga £19 juta dan memecahkan rekor transfer dunia dengan membeli Hernan Crespo dari Parma seharga £35 juta.[17]
Lazio adalah runners-up Serie A pada 1995, peringkat ketiga pada 1996, peringkat empat pada 1997 dan hanya terpisah satu poin dari Milan di laga terakhir liga pada 1999. Pemain-pemain seperti Siniša Mihajlović, Alessandro Nesta, Marcelo Salas dan Pavel Nedvěd di tim utama, akhirnya memenangi scudetto kedua pada 2000, dan juga memenangi Piala Italia, dengan Sven-Göran Eriksson sebagai pelatih mereka.
Lazio kembali memenangi Piala Italia pada 1998 dan 2004, dua Piala Super Italia, dan juga edisi terakhir Piala Winners UEFA pada 1999.[18] Mereka juga mencapai final Piala UEFA pada 1999, tetapi takluk 0-3 dari Inter Milan.[19] Skuat penuh bintang ini juga memenangi Piala Super Eropa pada 1999 setelah mengalahkan Manchester United.[20]
Meskipun begitu, pada 2002, sebuah skandal keuangan melibatkan Cragnotti dan perusahaan makanan multinasional, Cirio, memaksanya meninggalkan klub, dan Lazio dikontrol oleh manajer keuangan sementara dan bank. Hal ini memaksa klub untuk menjual pemain bintang dan bahkan menjual kapten Alessandro Nesta. Pada 2004, pengusaha Claudio Lotito membeli mayoritas saham klub.[21]
Pada 2006, mereka lolos ke Piala UEFA dibawah pelatih Delio Rossi. Meskipun begitu, klub dilarang tampil di kompetisi Eropa karena skandal pengaturan skor.[22]
Pada 2006-07, meskipun terkena pengurangan poin, Lazio sukses meraih peringkat ketiga Serie A, dan lolos ke babak kualifikasi Liga Champions UEFA, di mana mereka sukses menekuk Dinamo Bucureşti dan melaju ke fase grup, berakhir di peringkat keempat di grup yang terdiri atas Real Madrid, Werder Bremen dan Olympiacos. Di liga sendiri, Lazio terseok-seok dan berakhir di peringkat ke-12. Pada 2008-09, klub memenangi Piala Italia kelima mereka, mengalahkan Sampdoria di final.[23]
Lazio memulai musim 2009-10 dengan memenangi Piala Super Italia di Beijing, mengalahkan Inter 2-1 lewat gol Matuzalém dan Tommaso Rocchi Pada tahun 2013 Lazio tampil sebagai coppa italia dengan mengalahkan As Roma 0-1.[24] Pada Agustus 2017 Lazio secara dramatis memenangkan gelar ke-4 Piala Super Italia setelah mengalahkan Juventus di perpanjangan waktu babak kedua.[25]
Warna, simbol dan julukan
Warna Lazio terdiri dari putih dan biru langit yang terinspirasi oleh simbol negara Yunani, karena fakta bahwa Lazio adalah perkumpulan berbagai cabang olahraga sebagai pengakuan terhadap Olimpiade yang terkait tradisi olahraga Eropa terhadap Yunani.[26]
Pada awalnya Lazio mengenakan kostum yang terbagi atas warna putih dan biru langit yang saling berpotongan dengan celana dan kaus kaki hitam.[27] Setelah itu Lazio mengenakan kostum dengan warna putih untuk jangka waktu pendek, kemudian mengubah warna seperti warna yang digunakan saat ini.[27] Pada musim kompetisi lain Lazio mengenakan kostum dengan warna biru langit dan strip putih, tetapi pada umumnya menggunakan warna biru langit dengan warna putih tipis, serta celana putih dan kaus kaki putih.[27][28]
Simbol Lazio secara tradisi adalah elang, yang dipilih oleh pendiri Lazio, yaitu Luigi Bigiarelli.[29] Simbol elang diketahui sebagai emblem dari tentara Kekaisaran Romawi yang dikenal dengan Aquila; Legiun Romawi membawa simbol elang ini ketika berperang.[30] Lazio dengan simbolnya mendapatkan julukan; le Aquile (Si Elang) dan Aquilotti (Si Elang Muda). Simbol klub saat ini menampilkan elang emas diatas perisai putih dengan garis biru; dalam perisai terdapat nama klub dan perisai tripartit kecil dengan warna dari klub.
Stadion
Stadio Olimpico adalah stadion serbaguna yang terletak di Foro Italico, Roma, Italia. Stadion ini memiliki kapasitas 82.307 kursi. Lazio berbagi stadion ini dengan rival sekotanya, A.S. Roma.
Stadion ini pernah digunakan untuk Olimpiade Musim Panas 1960[31], Universiade Musim Panas 1975[32][33], dan Kejuaraan Dunia Atletik IAAF 1987[34]. Di level internasional, stadion ini menggelar pertandingan final Piala Dunia FIFA 1990.[35]
Di Foro Italico, juga terdapat Stadio dei Marmi, yang dibangun pada 1932 dan dirancang oleh Enrico Del Debbio.
Pada musim 1989-90, Lazio dan Roma memainkan pertandingan kandang mereka di Stadio Flaminio de Roma, berlokasi di distrik Flaminio, karena renovasi Olimpico.
Suporter dan rivalitas
Lazio adalah klub sepak bola dengan suporter pendukung terbanyak keenam di seluruh Italia dengan persentase 2% pendukung di seluruh Italia (berdasarkan penelitian dari la Repubblica pada Agustus 2008).[36] Para pendukung utama Lazio terutama berdomisili di utara kota Roma.[37]
Irriducibili Lazio yang didirikan pada tahun 1987 adalah sebuah wadah untuk suporter fanatik dari klub Lazio yang terbesar dan terbanyak anggotanya di Italia, tetapi selama musim 2009-10, Banda Noantri mengambil alih kepemimpinan atas Curva Nord. Pada setiap pertandingan, ultras Lazio menampilkan gaya mendukung dari pendukung Inggris[38] dengan mengadopsi setiap cara mendukungnya. Khusus untuk Derby della Capitale, ultras Lazio menampilkan gaya tradisional pendukung ultras Italia.[38]
Lazio memiliki rivalitas dengan tim sekota yakni A.S. Roma. Lazio dan A.S. Roma menjalani partai derby yang disebut dengan Derby della Capitale ("derbi antara tim ibu kota"). Pertandingan dengan A.S. Roma dalam Derby Della Capitalle selalu penuh gengsi dan menghadirkan sebuah partai yang seru, untuk membuktikan tim terkuat yang ada di ibu kota Italia, Roma serta sebagai salah satu derby sepak bola terbesar di dunia.[39]
Selain dengan AS Roma, Lazio memiliki rivalitas dengan klub Italia lainnya, yaitu Livorno yang disebabkan oleh perbedaan pandangan politik dari pendukung dan pemimpin klub masing-masing. Selain itu, Lazio juga memiliki rival lain, yaitu dengan Napoli.
Pendukung Lazio, selain memiliki rival juga memiliki teman dan kedekatan dengan pendukung tim lain, yaitu dengan Inter Milan, Triestina, dan Hellas Verona. Selain memiliki teman dan kedekatan dengan pendukung tim lain di Italia, Lazio juga memilikinya di Eropa, yaitu dengan suporter Real Madrid, Espanyol, Levski Sofia, Norwich City dan Chelsea.[40]
Statistik dan rekor
Giuseppe Favalli memegang rekor penampilan resmi bersama Lazio dengan 401 penampilan dalam 12 tahun tampil bersama Lazio dari tahun 1992 hingga 2004.[41] Rekor untuk kiper Luca Marchegiani, dengan 229 penampilan[41], sementara rekor untuk penampilan liga dipegang oleh Aldo Puccinelli dengan 339 penampilan.[41]
Silvio Piola menjadi pencetak gol terbanyak dengan 148 gol.[41] Piola telah bermain bersama Pro Vercelli, Torino, Juventus dan Novara, juga sebagai pencetak gol terbanyak dalam sejarah Serie A dengan 274 gol.[42] Simone Inzaghi pencetak gol terbanyak Lazio di kompetisi Eropa dengan 20 gol.[41] Ia juga salah satu dari lima pemain sepak bola yang dapat mencetak empat gol dalam satu partai di Liga Champions UEFA.[43] Tommaso Rocchi saat ini menjadi pencetak gol terbanyak untuk Lazio.[44]
Partai Lazio melawan Foggia pada 12 Mei 1974 menjadi partai dengan penonton terbanyak dengan 80.000 penonton, partai ini adalah partai penganugerahan Scudetto pertama Lazio. Partai ini juga menjadi rekor penonton terbanyak untuk Stadion Olimpico, termasuk dengan partai A.S. Roma dan tim nasional sepak bola Italia.[6]
|
|
Daftar pemain
Tim utama
- Per 3 September 2019.[46]
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Dipinjamkan
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Tim cadangan
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Nomor yang dipensiunkan
12 – Pada musim 2003-04, Curva Nord di Stadio Olimpico, sebagai tanda penghormatan kepada Curva Nord, yang dianggap sebagai pemain ke-12 di lapangan.
Staf kepelatihan
- Per 18 Juli 2012.[47]
Posisi | Nama |
---|---|
Pelatih | Simone Inzaghi |
Asisten pelatih | Alberto Bollini |
Direktur teknik | Igli Tare |
Pelatih penjaga gawang | Adalberto Grigioni |
Penganalisis pertandingan | Jesse Fioranelli |
Pelatih kebugaran | Paolo Rongoni |
Pelatih kebugaran | Alessandro Fonte |
Pelatih kebugaran | Adriano Bianchini |
Kepala staf medis | Roberto Bianchini |
Ahli ortopedik | Stefano Lovati |
Ahli nutrisi | Roberto Verna |
Direktur perwasitan | Stefano De Martino |
Manajer tim | Maurizio Manzini |
Pelatih terkenal
Para pelatih ini paling tidak memenangi satu trofi bersama Lazio:
Nama | Periode | Trofi |
---|---|---|
Fulvio Bernardini | 1958–60 | Piala Italia |
Juan Carlos Lorenzo | 1968–71 | Serie B |
Tommaso Maestrelli | 1971–75 | Serie A |
Sven-Göran Eriksson | 1997–01 | 2 Piala Italia, 2 Piala Super Italia, Serie A, Piala Winners UEFA, Piala Super UEFA |
Roberto Mancini | 2002–04 | Piala Italia |
Delio Rossi | 2005–09 | Piala Italia |
Davide Ballardini | 2009–10 | Piala Super Italia |
Vladimir Petković | 2012–13 | Piala Italia |
Gelar
Nasional
- Juara (1): 1968–69
Eropa
- Juara (1): 1998–99
- Juara (1): 1999
Internasional
- Turnamen Amsterdam:
- Juara (1): 1999
Pemain yang berprestasi
Berikut ini para pemain yang berprestasi di level internasional ataupun kontinental, saat berstatus sebagai pemain Lazio.
Pemenang Piala Dunia FIFA
- ( ) Anfilogino Guarisi (Italia 1934)
- Silvio Piola (Prancis 1938)
- Massimo Oddo (Jerman 2006)
- Angelo Peruzzi (Jerman 2006)
- Miroslav Klose (Jerman 2014)
Pemenang Copa América
Pemenang Piala Afrika
Pemenang Piala Konfederasi FIFA
Kapten
Sepanjang sejarahnya, Lazio telah memiliki 53 orang kapten tim. Kapten pertama adalah Sante Ancherani yang ditunjuk pada 1901.
|
|
Peringkat
Peringkat koefisien klub UEFA
- Per 19 September 2014.[48]
Ranking | Tim | Poin |
---|---|---|
34 | FC Dynamo Kyiv | |
35 | Galatasaray AŞ | |
36 | Athletic Club | |
37 | SS. Lazio | |
38 | AZ Alkmaar | |
39 | Villarreal CF | |
40 | FC Metalist Kharkiv |
Società Sportiva Lazio sebagai perusahaan
Pendapatan | €95,509,291 (2011–12) |
---|---|
(€721,549) (2011–12) | |
€4,221,554 (2011–12) | |
Total aset | €185,154,912 (2011–12) |
Total ekuitas | €14,665,185 (2011–12) |
Situs web | www |
Pendapatan | €82,692,497 (2011–12) |
---|---|
(€10,985,331) (2011–12) | |
€580,492 (2011–12) | |
Total aset | €263,697,029 (2011–12) |
Total ekuitas | €83,570,507 (2011–12) |
Situs web | www |
Pada tahun 1998, selama masa kepresidenan Sergio Cragnotti, Società Sportiva Lazio mencatatkan diri dalam bursa saham: Lazio menjadi klub pertama Italia yang mencatatkan diri dalam bursa saham.[49][50] Saat ini, saham Lazio terdistribusi 61.312% saham yang dipegang Claudio Lotito dan pemegang saham lain memegang 38.688% saham.[51] Bersama dengan Juventus dan Roma, Lazio adalah salah satu klub yang tercatat dalam Borsa Italiana, bursa saham Italia.[50][52] Tidak seperti dua klub lainnya dalam bursa saham, hanya Lazio yang secara signifikan sahamnya dimiliki oleh masyarakat.
Berdasarkan laporan Deloitte, pada musim 2004-05 Lazio termasuk dalam duapuluh besar klub dengan penghasilan terbesar dengan €83 juta.[53]
Sponsor dan pemasok kostum
|
|
Catatan kaki
- ^ "Stadi Serie A 2015–2016" (PDF).
- ^ "Storia" (dalam bahasa Italian). S.S. Lazio. Diakses tanggal 9 January 2011.
- ^ "Palmares". S.S. Lazio (dalam bahasa bahasa Italia). S.S. Lazio. Diakses tanggal 9 Januari 2011.
- ^ "Stadio Olimpico". uefa.com. UEFA. 20 March 2009. Diakses tanggal 12 October 2009.
- ^ "Il Derby della Capitale". cbc.ca. Canadian Broadcasting Corporation. 28 November 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Desember 2007. Diakses tanggal 4 November 2009.
- ^ a b "La Storia". S.S. Lazio (dalam bahasa Italia). S.S. Lazio. Diakses tanggal 9 Januari 2011.
- ^ "Club info". S.S. Lazio. Diakses tanggal 9 January 2011.
- ^ "Silvio Piola". cronologia.leonardo.it. Diakses tanggal 7 June 2008.
- ^ "Italy 1970/71". RSSSF. Diakses tanggal 15 June 2008.
- ^ "La Lazio di Re Cecconi". Vecchiasignora.com. Diakses tanggal 15 June 2008.
- ^ "I banditi e i Campioni — Lazio '73–'74 – Uno scudetto "contro" tutto e tutti". Postadelgufo.it. Diakses tanggal 15 June 2008.
- ^ "Italy 1973/74". RSSSF. Diakses tanggal 15 June 2008.
- ^ Paolo Benetollo. "Luciano Re Cecconi, l'Angelo biondo". pagine70.com. Diakses tanggal 15 June 2008.
- ^ "Italy 1978/79". RSSSF. Diakses tanggal 15 June 2008.
- ^ "Italy 1988/89". RSSSF. Diakses tanggal 14 October 2008.
- ^ "Italy 1989/90". RSSSF. Diakses tanggal 14 October 2008.
- ^ "Lazio's £40m Crespo deal". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. 12 July 2000. Diakses tanggal 4 November 2009.
- ^ "Lazio leave it late". UEFA. UEFA. 19 May 1999. Diakses tanggal 9 January 2011.
- ^ "Zamorano leads Inter rout". uefa.com. UEFA. 1 June 1998. Diakses tanggal 9 January 2011.
- ^ "Salas downs United". uefa.com. UEFA. 1 September 1999. Diakses tanggal 27 October 2009.
- ^ "Claudio Lotito is the new Lazio chairman". Guide.dada.net. Diakses tanggal 12 June 2008.
- ^ "Prima sentenza sullo scandalo calcio: Juve, Lazio e Fiorentina in serie B". Repubblica.it. Diakses tanggal 12 June 2008.
- ^ "Lazio win the Coppa Italia". ESPN Star Sports. 14 May 2009. Diakses tanggal 9 January 2011.
- ^ "Supercoppa alla Lazio. Battuta l'Inter 2–1". La Gazzetta dello Sport (dalam bahasa Italian). 8 August 2009. Diakses tanggal 11 August 2009.
- ^ "Murgia: 'Lazio deserved this' | Football Italia". www.football-italia.net. Diakses tanggal 2018-04-05.
- ^ "Lazio". AlbionRoad.com. 2007-06-24.
- ^ a b c "Maglie". UltrasLazio.it. 2007-06-24.
- ^ "Lazio Football Team Information". Football.co.uk. 2007-06-24.
- ^ "Evoluzione di un simbolo nobile e glorioso". LazioUltras.it. 2007-06-24.
- ^ "Res Militaris — Standard Bearer". ThinkQuest. 2007-06-24.
- ^ "Rome 1960". Olympic.org-Official website of the Olympic Movement. Diakses tanggal 18 Oktober 2012.
- ^ "FISU History". FISU.net. Diakses tanggal 18 Oktober 2012.
- ^ "Centro Universitario Sportivo Italiano (CUSI)". FISU.net. Diakses tanggal 18 Oktober 2012.
- ^ "Past result 2nd IAAF World Championships in Athletics Roma 28-Aug/06-Sep-87". iaaf.org. Diakses tanggal 18 Oktober 2012.
- ^ "1990 FIFA World Cup Italy ™ - Match Report". FIFA.com. Diakses tanggal 18 Oktober 2012.
- ^ (Italia) Bordignon, Fabio (2008-08-08). "Tifosi, Juventus la più amata. Inter la più antipatica". repubblica.it. la Repubblica. Diakses tanggal 2009-10-15.
- ^ "S.S. Lazio". ITV-Football.co.uk. 2007-06-29.
- ^ a b "Italian Ultras Scene". View from the Terrace. 2007-06-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2001-04-20.
- ^ Duke, Greg (2008-10-22). "Football First 11: Do or die derbies". cnn.com. Cable News Network. Diakses tanggal 2009-11-04.
- ^ "Relationships". UltrasLazio.it. 2007-06-29.
- ^ a b c d e "Record". SSLazio.it. Società Sportiva Lazio. Diakses tanggal 2009-10-12.
- ^ "Italy — All-Time Topscorers". RSSSF.com. The Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation. Diakses tanggal 2009-10-12.
- ^ (Italia) Sannucci, Corrado (2000-03-15). "Inzaghi show, la Lazio è tornata". ricerca.repubblica.it. la Repubblica. hlm. 55. Diakses tanggal 2009-10-30.
- ^ a b "Tommaso Rocchi". soccernet.espn.go.com. ESPNsoccernet. Diakses tanggal 2009-10-12. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "tommasorocchi" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ "Goran Pandev". soccernet.espn.go.com. ESPNsoccernet. Diakses tanggal 12 October 2009.
- ^ "Elenco ufficiale numerazione maglie per la statgione 2016/2017". Lega Serie A (dalam bahasa bahasa Italia). 12 Agustus 2016. Diakses tanggal 7 September 2016.
- ^ "Staff". S.S. Lazio (dalam bahasa Italia). S.S. Lazio. Diakses tanggal 9 January 2011.
- ^ "UEFA club coefficient rankings". UEFA.
- ^ "S.S. Lazio S.p.A". Funding Universe. 2007-06-29.
- ^ a b (Italia) "La Lazio debutta in Borsa il giorno della coppa Uefa". ricerca.repubblica.it. la Repubblica. 1998-04-21. hlm. 9. Diakses tanggal 2009-10-27.
- ^ "S.S. Lazio SpA". Consob.it. 2007-06-08.
- ^ (Italia) "Lazio". borsaitaliana.it. Borsa Italiana. Diakses tanggal 2009-10-27.
- ^ "Real Madrid stays at the top". Deloitte UK. 2007-06-08.
Referensi
- (Italia) Melli, Franco and Marco (2005). La storia della Lazio. Rome: L'airone Editrice. ISBN 88-7944-725-4.
- (Italia) Barbero, Sergio (1999). Lazio. Il lungo volo dell'aquila. Graphot. ISBN 88-86906-19-6.
- (Italia) Barraco, Egidio (1992). Nella Lazio ho giocato anch'io. Novantanni in biancoazzurro. Aldo Pimerano. ISBN 88-85946-09-7.
- (Italia) Bocchio, Sandro (2000). Dizionario della grande Lazio. Newton & Compton. ISBN 88-8289-495-9.
- (Italia) Cacciari, Patrizio (2004). 1974. Nei ricordi dei protagonisti la storia incredibile della Lazio di Maestrelli. Eraclea Libreria Sportiva. ISBN 88-88771-10-7.
- (Italia) Chinaglia, Giorgio (1984). Passione Lazio. Rome: Lucarini. ISBN 88-7033-051-6.
- (Italia) Chiappaventi, Guy (2004). Pistole e palloni. Gli anni Settanta nel racconto della Lazio campione d'Italia. Limina. ISBN 88-88551-30-1.
- (Italia) Filacchione, Marco. Il volo dell'aquila. Numeri e uomini della grande Lazio. Eraclea Libreria Sportiva. ISBN 88-88771-08-5.
- (Italia) Martin, Simon (2006). Calcio e fascismo. Lo sport nazionale sotto Mussolini. Mondadori. ISBN 88-04-55566-1.
- (Italia) Melli, Franco (2000). Cara Lazio. Rome: Lucarini. ISBN 88-7033-297-7.
- (Italia) Melli, Franco (2000). Saga biancazzurra. La Lazio, Cragnotti, il nuovo potere. Rome: Limina. ISBN 88-86713-56-8.
- (Italia) Pennacchia, Mario (1994). Lazio patria nostra: storia della società biancoceleste. Rome: Abete Edizioni. ISBN 88-7047-058-X.
- (Italia) Recanatesi, Franco (2005). Uno più undici. Maestrelli: la vita di un gentiluomo del calcio, dagli anni Trenta allo scudetto del '74. Rome: L'Airone Editrice. ISBN 88-7944-844-7.
- (Italia) Tozzi, Alessandro (2005). La mia Lazio. L'Avventura nel meno nove e altre storie biancocelesti. Eraclea Libreria Sportiva. ISBN 88-88771-14-X.
- (Italia) Valilutti, Francesco (1997). Breve storia della grande Lazio. Rome: Newton & Compton editori. ISBN 88-7983-859-8.
Pranala luar
Cari tahu mengenai S.S. Lazio pada proyek-proyek Wikimedia lainnya: | |
Gambar dan media dari Commons | |
Berita dari Wikinews | |
Kutipan dari Wikiquote |
- (Italia) Situs web resmi
- (Italia) S.S. Lazio di Lega Calcio
- (Inggris) Statistik S.S. Lazio di Results from Football
- (Inggris) S.S. Lazio di UEFA.
- (Indonesia) Lazio Indonesia, komunitas fan resmi Lazio di Indonesia