Chanel
Chanel S.A (pengucapan bahasa Prancis: [[Bantuan:IPA untuk bahasa Prancis|ʃanɛl]]) adalah perusahaan multinasional pribadi yang dimiliki oleh Alain Wertheimer dan Gerard Wertheimer, cucu dari Pierre Wertheimer, yang memiliki mitra bisnis awal dari couturiere Coco Chanel. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1909, berbasis di Paris, Prancis. Perusahaan ini mempekerjakan 1.270 karyawannya pada tahun 2010 dan memiliki 310 lokasi di dunia.. Chanel S.A sebagai rumah adibusana berspesialisasi dalam haute couture dan pakaian siap pakai, barang mewah dan aksesoris mode. nama Chanel diambil dari nama pendirinya, Gabrielle Chanel yang memperoleh nama panggilan Coco semenjak dia menjadi biduanita. Sebagai perancang busana, Coco Chanel melayani selera wanita dalam berbusana dengan blus dan jas, celana panjang dan gaun, dan perhiasan (bijouterie) berdesain sederhana, yang menggantikan pakaian dan aksesori konstruktif dan mewah dari busana abad ke-19. Merek-merek produk Chanel telah dipersonifikasikan oleh model busana dan aktris, seperti Ines de La Fressange, Catherine Deneuve, Carole Bouquet, Vanessa Paradis, Nicole Kidman, Anna Mouglalis, Audrey Tautou, Keira Knightley, Kristen Stewart dan Marilyn Monroe.
Produk | Parfum, perhiasan, busana |
---|---|
Pendapatan | €1.809 miliar (2010) |
€280.3 juta (2010) | |
Karyawan | 1,270 (2010) |
Situs web | Chanel.com |
Rumah Chanel dikenal karena "little black dress", parfum No.5 de Chanel, dan The Chanel Suit. Chanel merevolusi adibusana (haute couture) dan mode sehari-hari (ready to wear) - mengganti siluet dan korset dengan pakaian yang fungsional serta dapat menyanjung sosok wanita itu.
Sekitar 1920-an, Chanel telah membuat populer mode "berdada rata" yang merupakan kebalikan dari figur jam pasir yang sebelumnya menjadi tren pada akhir abad 19 - the Belle Epoque dari Prancis (kurang lebih 1890-1914), dan Era Edwardian Inggris (kurang lebih 1901-1919). Chanel menggunakan warna abu-abu dan biru laut sebagai bentuk asosiasi dari maskulinitas di Eropa, untuk menunjukkan keberanian feminitas. Pakaian Rumah Chanel menampilkan kain berlapis dan hiasan kulit, konstruksi berlapis memperkuat kain, desain dan finishing, menghasilkan pakaian yang mempertahankan bentuk dan fungsinya saat dikenakan. Sebagai contoh seperti teknik adibusana adalah woolen Chanel suit - rok setinggi lutut dan jaket kardigan yang dipotong dan didekorasi dengan bordiran hitam dan kancing bewarna emas. Aksesoris pelengkap berupa two-tone pump shoes dan perhiasan, biasanya kalung mutiara da
Sejarah
Era Coco Chanel
Pendirian dan Pengakuan
House of Chanel (Chanel S.A) didirikan pada tahun 1909 ketika Gabrielle Chanel membuka toko topi wanita di 160 Boulevard Malesherbes, menyewa lantai dasar dari flat Paris milik sosialita dan pengusaha tekstil Etienne Balsan. Karena Flat Balsan juga merupakan salon untuk berburu barang olahraga elit Perancis, Chanel memiliki kesempatan untuk bertemu dengan demi-mondaine mistresses, yang mana adalah salah seorang wanita fesyen, darinya banyak pria karya yang menampilkan kekayaannya seperti pakaian, perhiasan dan topi.
Coco Chanel dapat menjual topi yang ia desain dan dibuatnya. Keberhasilannya membuatnya independen dari sponsor finansialnya yaitu Balsa, seorang sosialita. Selama berada di Salon, Coco Chanel berteman dengan Arthur 'Boy' Capel, seorang sosialita Inggris sekaligus teman Etienne Balsan, pemain polo dari kalangan atas, Chanel juga menjadi wanita simpanan Boy Capel. Terlepas dari keadaan tersebut, Boy Capel menganggap hasil bisnis tersebut berasal dari Coco Chanel. Pada tahun 1910, Coco Chanel membiayai secara indipenden tokonya, Chanel Modes pada 21 rue Cambon, Paris. Karena penduduk setempat sudah memiliki toko pakaian, sewa bisnis itu membatasi Chanel hanya untuk menjual produk-produk topi wanita, bukan couture. Dua tahun kemudian, pada tahun 1913, toko-toko couture Deauville dan Biarritz menawarkan pakaian olahraga pret-a-porter untuk wanita, dengan desain praktis yang membuat bajunya dapat dipakai untuk berolahraga.
Pada Perang Dunia Pertama (1914-1918) mempengaruhi fesyen Eropa melalui kelangkaan bahan, dan mobilisasi wanita-wanita. Pada saat itu, Chanel telah membuka toko gaun besar pada 31 rue Cambon, dekat Hotel Ritz, di Paris: diantara pakaian yang dijual salah satunya adalah blazer flanel, rok linen garis lurus, blus pelaut, sweater panjang yang terbuat dari kain kaos, serta setelan rok dan jaket.
Coco Chanel menggunakan pakaian berbahan jersey karena ciri fisiknya sebagai pakaian, seperti tirai - bagaimana jatuhnya di tubuh wanita - dan seberapa baik itu disesuaikan dengan desain garmen yang sederhana. Berkenaan dengan penjahitan, beberapa desain Chanel berasal dari seragam militer lazimnya dibuat saat perang, dan pada 1915, desain dan pakaian yang diproduksi oleh House of Chanel dikenal di seluruh Prancis.
Pada 1915 dan 1917, majalah Harper's Bazaar melaporkan bahwa pakaian dari House of Chanel termasuk dalam "daftar pada setiap pembeli" di pabrik pakaian Eropa. Toko gaun Chanel di 31 rue Cambon menampilkan gaun siang dan jaket disetel dengan desain simpel, dan gaun malam hitam dengan potongan renda; serta kain tulle yang didekorasi dengan jet, sebuah bahan batu permata.
Setelah Perang Dunia Pertama, House of Chanel, mengikuti trend tahun 1920-an, memproduksi gaun manik-manik, membuatnya sangat populer diantara wanita flapper (wanita yang menggandrungi fashion dengan standar konvensional). Pada tahun 1920, Chanel telah merancang dan menampilkan setelan pakaian - terdiri dari dua pakaian atau tiga pakaian - yang memungkinkan seorang wanita untuk memiliki penampilan feminin yang modern, sementara tetap nyaman dan praktis untuk dirawat; diadvokasi sebagai "seragam baru untuk siang dan malam", yang dikenal sebagai Setelan Chanel (Chanel Suit).
Pada tahun 1921, untuk melengkapi setelan pakaian, Coco Chanel menugaskan pembuat parfum Ernest Beauz untuk membuat parfum bagi House of Chanel. Termasuk perfume No. 5, yang dinamai berdasarkan jumlah sampel yang disukai Chanel. Awalnya sebotol No. 5 de Chanel adalah hadiah untuk klien Chanel. Popularitas parfum mendorong House of Chanel menawarkannya untuk penjualan eceran pada tahun 1922.
Pada 1923, demi menjelaskan kesuksesan pakaiannya, Coco Chanel memberitahu majalah Harper's Bazaar bahwa kesederhanaan desain adalah kunci dari keanggunan sejati.